Jowonews

Babad Tanah Jawi : Sejarah Kerajaan Kahuripan

Sebagaimana telah kita ketahui, Raja Kerajan Medang yang terakhir bernama Dharmaangsa Teguh, saingan berat Kerajaan Sriwijaya. Pada tahun1006 (ada yang mengatakan 1016). Raja Wurawari dari Lwaram (sekutu Sriwijaya)menyerang Watan, Ibu Kota Kerajaan Medang, yang tengah mengadakan pesta perkawinan. Dalam penyerangan tersebut, Raja Medang yang terakhir, Dharmawngsa Teguh, tewas. Namun, dari penyerangan itu, ada seorang anggota Kerajan Medang, yakni keponakan Dharmawangsa, bernama Airlangga berhasil lolos. Nah Airlangga inilah yang kemudian mendirikan sebuah kerajaan baru bernama Kerajaan Kahuripan.

Lalu, bagaimanakah kisah pendirian Sejarah Kerajaan Kahuripan hingga keruntuhannya?

Secara eksklusif, bab ini berkisah tentang sejarah Kerajaan Kahuripan, dari berdirinya hingga keruntuhannya. Dengan demikian, Kerajaan Kahuripan merupakan kelanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno atau Kerajaan Medang yang berakhir pada tahun 1016, ada yang mengatakan tahun 1006, setelah diserang oleh sekutu Kerajaan Sriwijaya yang bernama Aji Wurawari.

Airlangga Membangun Kerajaan Kahuripan

Kahuripan adalah nama yang lazim dipakai sebuagh kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Airlangga pada tahun 1009. Kerajaan ini dibangun sebagai kelanjutan dari Kerajaan Medang yang runtuh tahun 1006. Airlangga, atau sering pula disingkat Erlangga adalah pendiri Kerajaan Kahuripan, yang memerintah dari tahun 1009-1042, dengan gelar Abhiseka Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottunggadewa.

Menurut Ageng Pangestu Rama, nama Kerajaan Medang diubah oleh Airlangga menjadi Kerajaan Kahuripan. Kata kahuripan berasa dari kata urip, yang berarti hidup. Kahuripan berarti kehidupan yang setara dengan Kerajaan Amarta milik Pandawa.

Airlangga adalah putra dari pasangan Darma Udayana Warmaewa (seorang raja di Bali dari Wangsa Warmadewa) dengan Mahendradata Gunapriya Darmaputri (seorang putri Wangsa Isana). Ia lahir di Bali tahun 922 Saka atau 1000 M. Nama Airlangga berarti air yang melompat. Waktu itu, Medang menjadi kerajaan yang cukup kuat, bahkan mengadakan penaklukan ke Bali, mendirikan koloni di Kalimantan Barat, serta mengadakan serangan ke Sriwijaya.

BACA JUGA  Seri Babad Tanah Jawi: Kerajaan Kediri



Airlangga memiliki dua orang adik, yaitu Marakata (menjadi raja Bali sepeninggal ayah mereka) dan Anak Wungsu (naik tahta sepeninggal ayah Marakata). Dalam berbagai prasati yang dikeluarkannnya. Airlangga mengakui sebagai keturunan dari Mpu Sindok dari Wangsu Isana dari Kerajaan Medang Mataram di Jawa Tengah.

Setelah dewasa, Airlangga diambil menantu oleh Sri Dharmawangsa Teguh. Ketika perkawinan Airlangga berlangsung, tiba-tiba kerajaannya diserang oleh musuh. Para pembesar negara dan raja banyak yang gugur.Airlangga bersama pembantunya, Narotama, melarikan iri e puncak gunung untuk memhon perlindungan kepada para petapa. Ketika itu, Airlangga berusia 16 ahun, dan mulai menjalani hidup sebagai petapa. Salah satu bukti petilasan Airlangga sewaktu dalam pelarian dapat dijumpai di Sendang Made, Kudu, Jombang, Jawa Timur.

Persistiwa penyerangan tersebut tercata dalm prasasti Pucangan (atau Calcutta Stone). Pembacaan Kern atas prasasti terebut, yang juga dikuatkan oleh de Casparis menyebutkan bahwa penyerangan tersebut terjadi tahun 928 Saka, atau sekitar 1006/7.

Setelah tiga tahun hidup di hutan, tepatnya tahun 1009, Airlangga didatangi utusan rakyat yang memintanya supaya membangun kembali Kerajaan Medang. Mengingan Kota Watan sudah hancur, maka Airlangga pun mebangun ibu kota baru bernama Watan Mas di dekat Gunung Penanggungan. Ketika Airlangga naik tahta pada tahun 1009 itu, wilayah kerajaannya hanya meliputi daerah Sidoarjo, dan Pasuruan (daerah Gunung Penanggungan dan sekitarnya) Sebab, sepeninggal Dharmawangsa Teguh, banyak daerah bawahan yang melepaskan diri. Baru setelah Kerajaan Sriwijaya dikalahkan oleh Rajendra Coladewa, Raja Colamandala, dari India pada tahun 1023, Airlangga merasa leluasa mebangun kembali kejayaan Wangsa Isana (Isyana) dengan menaklukkan Pula Jawa. Inilah latar belakang (sejarah) berdirinya Kerajaan Kahuripan.

Sejak tahun 1025, Airlangga memperluas kekuasaan dan pengaruhnya seiring dengan melemahnya Sriwijaya. Mula-mula yang dilakukan oleh Airlangga aalah menyusun kekuatan untuk menegakkan kembali kekuasaan Wangsa Isana atau Pulau Jawa. Namun awalnya tidak berjalan dengan baik, karena menurut Prasasti Terep (1032), Watan Mas kemudian direbut oleh musuh, sehingga Airlangga melarikan diri ke Desa Patakan. Berdasarkan Prasasti Kamalagyan (1037), ibu kota kerajaan sudah pindah ke Kahuripan (daerah Sidoarjo sekarang).

BACA JUGA  Seri Babad Tanah Jawi : Seputar Nama Kerajaan Medang (Mataram Kuno)



Airlangga pertama-tama mengalahkan Raja Hasin. Pada tahun 1030, Airlangga mengalahkan Wisnuprabhawa (Raja Wuratan), Wijayawarma (Raja Wengker), kemudian Panuda (Raja Lewa). Pada tahun 1031, putra Panuda mencoba membalas dendam, namun dapat dikalahkan oleh Airlangga. Ibu kota Lewa dihancurkan pula. Pada tahun 1032, seorang raja wanita dari daerah Tulungagung sekarang berhasil mengalahkan Airlangga. Istana Wetan Mas dihancurkan. Airlangga terpaksa melarikan diri ke Desa Patakan yang ditemani oleh Mapanji Tumanggala, dan membangun ibukota baryu di Kehuripan. Raja wanita itu pada akhirnya dapat dikalahkan. Dalam tahun 1032 itu pula, Airlangga dan Mpu Naratoma mengalahkan Raja Wurawari, membalaskan dendam Wangsa Isana. Terakhir tahun 1035, Airlangga menumpas pemberontakan Wijayawarna Raja Wengker yang pernak ditaklukkannya. Wijayawarma melarikan diri dari kota Tapa, namun kemudian mati dibunuh oleh rakyatnya sendiri.

Bagikan:

Google News

Dapatkan kabar terkini dan pengalaman membaca yang berbeda di Google News.

Berita Terkait