Sendang Sinongko di Kabupaten Klaten adalah sebuah destinasi wisata tradisional yang memiliki kisah menarik yang terkait dengan Raja Solo Pakubuwono IV. Kisah ini mengungkapkan asal usul nama “Sinongko” yang tersemat pada sendang tersebut.
Legenda Sendang Sinongko bermula dari rombongan kereta Raja Solo Pakubuwono IV yang sedang dalam perjalanan menuju Jogja. Mereka memutuskan untuk berhenti sejenak di lokasi ini untuk beristirahat. Saat Raja Pakubuwono IV melepas lelah, ia makan buah nangka, dan buah nangka tersebut ia buang ke tanah sambil memberi pesan agar sendang di tempat ini dinamakan Sinongko (atau Sinangka dalam bahasa Jawa).
Sendang Sinongko di Desa Pokak sebenarnya sudah ada sejak lama dan telah berfungsi sebagai sumber air yang digunakan oleh warga secara turun-temurun untuk mengairi sawah mereka.
Salah satu cerita menarik terkait Sendang Sinongko adalah pertemuan para petani di sekitar sendang dengan Kiai Singodrono, yang sebenarnya adalah seorang Adipati, bersama pengawalnya Kiai Wirogupo. Saat pertemuan tersebut, Kiai Singodrono memberikan pesan kepada para petani agar selalu bersyukur atas hasil panen mereka dan agar mereka tidak bekerja melebihi waktu yang seharusnya. Kiai Singodrono juga meminta agar para petani memanfaatkan waktu istirahat dengan sebaik-baiknya. Ia juga menyarankan agar pada saat panen ketiga hari Jumat Wage, para petani melakukan syukuran atau bersedekah dengan menyembelih kambing.
Pesan dari Kiai Singodrono ini masih dipegang teguh oleh masyarakat hingga hari ini. Setiap tahun, pada hari Jumat Wage saat panen ketiga, para petani dan penduduk sekitar mengadakan syukuran dengan menyembelih kambing dan ayam. Tradisi ini telah menjadi bagian integral dari budaya mereka.
Sendang Sinongko memiliki dua sumber utama air, yaitu sumber air di sisi barat yang dinamakan sendang lanang (pria) dan yang di sisi timur dinamakan sendang wadon (wanita). Kedua sumber air ini membentuk Sendang Sinongko.
Tradisi bersih Sendang Sinongko dengan syukuran makan bersama daging kambing dan ayam telah ada sejak zaman dahulu. Warga secara sukarela menyumbangkan kambing, ayam, dan makanan untuk acara ini. Setiap kali tradisi ini diadakan, ribuan orang biasanya datang ke sendang ini, termasuk warga dari luar kota dan orang desa yang merantau.
Sendang Sinongko terletak sekitar 500 meter di timur Jalan Jogja-Solo. Tempat ini memiliki suasana yang teduh karena dikelilingi oleh pepohonan besar. Di bawah pepohonan tersebut, gazebo, tempat duduk, ayunan, dan taman telah dibangun untuk kenyamanan pengunjung. Pengunjung dapat masuk ke lokasi ini tanpa membayar tiket masuk.