Jowonews

Logo Jowonews Brown

Sensasi Lompati Tebing Karang di Batu Lubang Ambon

AMBON, Jowonews.com – Belasan anak laki-laki itu saling berebut untuk bisa lebih dulu melompat dari tebing karang ke laut. Ada yang berani menukik dengan kepala lebih dulu, ada yang gaya paku, ada pula yang bahkan melakukan salto di udara sebelum tubuhnya masuk ke dalam air.

Mereka yang sudah tercebur segera berenang ke tepi, kemudian memanjat ke atas tebing untuk kembali bersiap melompat. Jarang sekali yang memilih istirahat di tepi pantai.

Ujung tebing karang yang menjadi tumpuan terjun berada pada ketinggian sekira 5 meter dari permukaan laut. Terhitung tinggi memang, tetapi anak-anak usia remaja itu terlihat tidak takut. Mereka bahkan mengambil ancang-ancang sekira 3-4 meter dari ujung tebing, berlari kencang dan “buang badan” dengan gaya terbang.

Perairan di situs anak-anak itu melompat cukup dalam, kurang lebih 3 meter.

Tebing karang itu, yang biasa disebut Batu Lubang, berada di Pantai Liliboi, sebuah kawasan pantai berbatu karang dan koral yang sudah sejak lama menjadi tempat rekreasi masyarakat sekitar maupun dari daerah lain.

Disebut Pantai Liliboi karena masuk wilayah pemerintahan Desa Liliboi, Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah.

Dari Pusat Kota Ambon, desa itu terletak pada jarak sekira 50-an kilo meter, melewati Bandara Internasional Pattimura dan Desa Hattu. Pengunjung yang tidak punya kendaraan pribadi bisa naik angkutan umum Alang-Liliboi, ongkos dari Terminal Mardika hanya Rp10.000 per kepala.bandara ambon

Lokasi rekreasi yang juga biasa disebut Pantai Batu Kapal itu berada di pinggir jalan raya desa. Pintu masuk hanya dipalangi pagar dari potongan bambu, bersisian dengan warung kecil milik pengelola. Tidak ada loket dan karcis kecuali kotak kardus tempat pengunjung menaruh uang bea masuk Rp5.000 per kepala orang dewasa, sedangkan anak-anak gratis.

Bibir pantai berada di bawah, sekitar 50 meter dari jalan raya. Untuk sampai ke sana pengunjung harus menuruni jalan setapak yang berundak. Bagi yang punya penyakit atau kelainan jantung sebaiknya tidak turun, karena tidak sedikit pengunjung terengah-engah nafasnya saat kembali dan tiba di atas.

Mulai Dibenahi Berbeda dari dulu, kondisi tempat rekreasi Pantai Liliboi kini mulai ditata agar lebih menarik bagi wisatawan.

Setidaknya undakan jalan turun ke bibir pantai sudah dikeraskan dengan campuran pasir, kerikil dan semen. Pengunjung tidak perlu cemas tergelincir jalan yang licin sekalipun dalam kondisi hujan.

batulubang2

Rolly Peta, koordinator pengelola pantai tersebut, mengaku upaya pembenahan baru dilakukan sejak dua bulan lalu.

Menurut dia, tempat rekreasi itu dikelola oleh “parmin”, keluarga-keluarga bertetangga di kawasan Batu Kapal. Kendala modal terbatas membuat upaya perbaikan pantai termasuk kebersihan dan fasilitas dilakukan sedikit demi sedikit.

Tidak seperti tempat rekreasi lain, di Pantai Liliboi baru ada satu unit tempat ganti pakaian, itu pun terbuat dari bahan kayu dan daun atap yang dilengkapi kain penutup pintu (gordein). Bahkan, tidak ada air bersih untuk membilas tubuh setelah selesai berenang.

Rolly berharap pembenahan yang dilakukan meskipun bertahap dapat membuat pantai ini semakin menarik minat wisatawan lokal, nasional maupun internasional.

Memang, dengan semakin banyaknya pengunjung yang datang berekreasi di tempat itu maka pendapatan pun akan meningkat sehingga pengelola bisa menyisihkan sebagiannya untuk kerja perbaikan.

Saat ini, Rolly dan keluarga sedang mengumpulkan dana untuk membuka lahan untuk parkir mobil dan sepeda motor, lokasinya di sebelah warung dekat pintu masuk lokasi rekreasi.

Hal itu dilakukan karena pengunjung selama ini hanya bisa memarkir kendaraan mereka di bahu jalan, dan bila tempat ini semakin ramai pasti akan mengganggu arus lalu lintas.

“Jadi perlahan-lahan kami akan benahi tempat ini hingga pengunjung merasa nyaman,” kata Rolly.

Berfoto Selfie Di Pulau Ambon, pada umumnya lokasi wisata pantai seperti Natsepa, Namalatu, Liang atau Hunimua, marak dengan pedagang rujak bumbu kacang dan es kelapa muda, juga jajanan “gorengan” pisang dan sukun.

ambon pantai

Di Pantai Liliboi, sepertinya cuma ada jajanan “gorengan” sukun, pisang, dan bakwan. Para penjaja umumnya dari keluarga pemilik tempat rekreasi.

Jajanan itu tampaknya cocok dengan cuaca di Pantai Liliboi yang sejuk, karena lokasinya di bawah tebing dan terlindung dari sengatan sinar matahari.

Pengunjung yang ingin bawa makanan sendiri tidak dilarang, bahkan yang mau bikin acara bakar ikan atau ayam pun diperbolehkan.

Seorang pengunjung bernama Yeti Lalin mengaku sudah sering datang ke pantai itu bersama keluarga dan teman.

“Di sini suasananya tenang, udaranya pun sejuk. Batu-batu di pantai ini juga bisa untuk terapi kaki,” katanya.

Hal lain yang menarik dari Pantai Liliboi adalah air lautnya yang bening, sehigga batu koral maupun karang papan di dalamnya terlihat jelas. Sayangnya, di kejauhan masih terlihat sampah kertas dan plastik mengapung.

Bibir pantai bisa dikatakan berbentuk huruf W, di mana Batu Lubang tempat anak-anak biasa buang badan ke laut terdapat di ujung kiri, sedangkan di ujung kanan terdapat bongkahan besar yang disebut Batu Kapal.

Di Batu Kapal tidak ada anak-anak bermain atau melakukan aksi terjun bebas, mungkin karena perairan di bawahnya tidak dalam atau berkarang. Pengunjung lebih suka menggunakan kamera telepon genggam untuk “berfoto selfie” dengan macam-macam gaya dan ekspresi, kemudian menyebarkannya ke dunia maya lewat media sosial facebook ataupun twitter.

pantai ambonSatu hal yang pasti, tempat rekreasi Pantai Liliboi kini mulai bergeliat. Kendati belum bisa menyedot ribuan pengunjung, tetapi sejak pembenahan dilakukan ada peningkatan pendapatan bagi pengelola.

Seperti dikatakan Rolly, “Sejak beta benahi dua bulan lalu, kalau hari Minggu atau libur pengunjung bisa 200 orang lebih.” (Jn16/ant)


Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...