
Kendal, Jowonews.com – Para petani mengeluhkan serangan keong terhadap tanaman padi. Serangan keong ini mengancam pertumbuhan tanaman padi yang masih berumur sekitar satu minggu. Petani bakal mengalami kerugian jika serangan keong tidak berhasil diatasi.
Hal itu dibenarkan, salah seorang petani, Nur Ali, 57, warga Kelurahan Balok, Kecamatan Kendal. Dikatakan dari tiga hektare lahan tanaman padinya, tak sedikit dari tanamannya yang rusak akibat hama keong tersebut. Dia melakukan pembasmian dengan menyemprotkan pestisida brestan. Dengan cara itu dapat membunuh hama keong tersebut. “Jika satu kali tanam tidak diobati, maka 50 persen tanaman padi akan terkena serangan hama keong tersebut,” katanya.
Nur Ali mengungkapkan, penggunaan pestisida jenis brestan itu hanya mampu membasmi hama keongnya semata dan tidak bisa menghancurkan telur-telurnya. Baginya, itu merupakan cara yang ampuh. Pasalnya, tidak ada cara lainnya untuk membasmi hama pertanian berupa keong yang merusak tanaman padi tersebut.
Nur Ali mengaku, pembasmian hama keong musuh bagi para petani itu dengan menggunakan pestisida juga bisa merusak ekosistem di persawahan, karena banyak serangga yang bukan hama akan mati. Selain dapat menyebabkan lahan menjadi gembur juga residu tanamannya banyak yang hilang.
“Setelah dilakukan pembasmian, telur-telur hama keong itu dua-tiga bilan ke depan pada menetas dan memebetuk populasi baru. Dan itu menjadi kendala lagi bagi kami para petani,” ujarnya.
Nur Ali menambahkan, kebutuhan akan pupuk untuk musim tanam padi saat ini rata-rata belum mengalami kesulitan untuk mendapatkannya. Namun, untuk insektisida tribon langka di pasaran. Untuk harga semua pupuk tersebut masih normal. (JN09)