Kudus, Jowonews.com – Penjambret, Sudarto (27), penduduk Desa Padurenan, Kecamatan Gebog dan Suprapto (39), warga Desa Kirig, Kecamatan Mejobo akhirnya berakhir. Sudarto dibekuk aparat pada 7 Mei 2016, sedangkan Suprapto diamankan pada 16 Juni lalu.
Keduanya selama tahun 2015 telah melakukan tiga kali penjambretan yakni di Blimbing Kidul, Kecamatan Kaliwungu, Jalan Lingkar Selatan dan Mayong, Kabupaten Jepara.
Saat menjambret di Blimbing Kidul pada 7 Mei 2016, keduanya nyaris dibakar massa. Pasalnya, korban Suminah (42) penduduk Blimbing Kidul, Kecamatan Kaliwungu, berteriak setelah kalung emas seberat 15 gramnya dijambret.
Hal itu menimbulkan kemarahan ratusan warga yang langsung memburu kedua pelaku. Sudarto berhasil kabur, sementara Sudarto yang tertangkap nyaris dibakar hidup-hidup oleh warga yang kesal karena ulahnya. Beruntung, kehadiran anggota Polsek Kaliwungu dan Koramil Kaliwungu membuat emosi warga sedikit mereda. ”Benar, keduanya bekerjasama dalam tiga penjambretan terakhir,” kata Kapolsek Kaliwungu, AKP Sardi, Senin (22/6).
Saat dimintai keterangan petugas, Suprapto mengaku usai lolos dari adangan massa, dia langsung pergi ke salah tempat salah seorang kerabatnya yang membuat batu batu. Di tempat tersebut dia bertahan selama hampir sebulan.
”Tanggal 16 Juni sore sekitar pukul 17.00 dia pulang ke rumah mertuanya di Tenggeles, Kecamatan Mejobo,” paparnya.
Saat itu, masih mendasarkan pengakuan petugas, dia merasa kondisinya sudah aman. Hanya saja, sekitar dua jam setelah itu atau pukul 19.00, petugas langsung mendatanginya dan membawanya ke kantor polisi.
Saat beraksi, tersangka mengaku tidak merencanakan sasaran dan lokasinya. Mereka berdua biasanya memantau lokasi dengan menggunakan motor Vixon K5490T yang dibelikan mertua Suprapto.
Biasanya, Sudarto yang mengendarai motor sedangkan Sudarto yang menarik objek yang akan dijambret. Peran seperti itu pula yang dilakukan saat di Desa Blimbing Kidul. ”Kalau melihat kondisinya memungkinkan, akan langsung disikat,” jelasnya. (JN04)
