Oleh: Dewi Wahyu Kartika
Setiap manusia terlahir unik dan berbeda antara individu yang satu dengan individu lainnya. Perbedaan tersebut menjadi identitas dan ciri khas yang membedakannya dengan manusia lain. Faktor keturunan dan faktor lingkungan memiliki pengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan peserta didik, meskipun setiap individu tidak dapat ditentukan faktor apa yang lebih dominan dalam menentukan kepribadiannya. Peserta didik juga memiliki perbedaan baik dari latar belakang, kecerdasan intelektual, kesiapan belajar, maupun gaya belajarnya. Perbedaan-perbedaan tersebut mempengaruhi keterampilan siswa dalam memproses informasi atau materi yang disampaikan guru. Anak kembar sekalipun yang hidup dalam lingkungan yang sama, mendapat perhatian yang sama, belum tentu memiliki cara berpikir yang sama terhadap masalah yang dialaminya. Hal tersebut membantah anggapan bahwa pengajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan metode, bahan, dan penilaian yang sama akan memberikan hasil belajar yang sama. Pembelajaran yang mengakomodasi kebutuhan peserta didik yang berbeda-beda akan memberikan pengajaran yang lebih bermakna dan sesuai potensi yang dimilikinya.
Seorang pendidik diharapkan dapat memahami perbedaan yang dimiliki siswa sehingga pembelajaran yang dilaksanakan dapat bervariasi dan mengakomodasi kebutuhan siswa yang beragam. Setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda. Peserta didik bukanlah kertas kosong yang dapat digambar orang dewasa. Ia memiliki pola samar yang membutuhkan bantuan orang dewasa dalam menebalkannya. Seorang pendidik bertugas membantu menebalkan pola-pola samar tersebut dengan menuntun peserta didik sesuai kodratnya, serta membantu peserta didik menggali dan mengembangkan potensinya. Sama halnya dengan petani padi, ia hanya bisa mengusahakan padi tumbuh subur dan berbiji banyak. Bagaimanapun usaha yang dilakukan petani padi tidak akan dapat merubah padi menjadi jagung (Ki Hadjar Dewantara). Peserta didik yang tidak dapat mengerjakan soal matematika bukanlah siswa yang bodoh, hanya saja ia memiliki keterampilan di bidang lain sesuai bakat dan minatnya. Pendidiklah yang bertugas membantu peserta didik menemukan potensi yang sesuai bakat dan minatnya.
Seorang pendidik adalah kunci keberhasilan pendidikan. Jika seseorang yang sakit membutuhkan dokter untuk menyembuhkan, peserta didik juga membutuhkan pendidik dalam menuntaskan kekurangan. Jika dokter tidak boleh memberikan resep obat yang salah, pendidik juga tidak boleh memberikan pembelajaran yang salah jikalau tidak ingin peserta didiknya menjadi kacau balau. Namun kenyataannya hal tersebut masih jauh dari ekspektasi. Berdasarkan realita yang ada, pendidik masih menerapkan pembelajaran konvensional yang menganggap semua anak sama tanpa melihat keberagaman kemampuan peserta didik. Pendidik masih menganggap melaksanakan proses pembelajaran satu orang peserta didik, padahal dalam satu rombongan belajar terdapat sekitar 20an peserta didik yang memiliki keberagaman yang berbeda-beda. Hal ini membuat peserta didik menjadi bosan dan menurunkan motivasi belajarnya. Pendidik yang selalu menggunakan metode pembelajaran yang sama, dan tidak memvariasikan kegiatan pembelajaran akan merugikan peserta didik sehingga mengakibatkan pembelajaran kurang maksimal dan mempengaruhi hasil belajarnya.
Pendidik harus memberikan solusi yang tepat terhadap kebutuhan peserta didik yang beragam. Strategi pengajaran yang akurat dapat menciptakan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan sehingga membuat hasil belajar lebih efektif. Pendidik dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi yang berorientasi pada peserta didik. Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran sehingga mengakomodasi kebutuhan belajar setiap peserta didik. Dengan pembelajaran berdiferensiasi, pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang membuat siswa terlibat secara aktif, menyusun rencana pembelajaran yang sesuai kebutuhan siswa, dan memanajemen kelas dengan baik.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan solusi yang tepat karena dapat memfasilitasi kebutuhan peserta didik yang beragam. Pembelajaran berdiferensiasi juga sesuai dengan kurikulum merdeka yang tengah digencar-gencarkan menteri pendidikan nasional. Pembelajaran berdiferensiasi memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran, seperti pemikiran Ki Hadjar Dewantara terkait sistem among yang menekankan pendidik menuntun peserta didik sesuai kodratnya.
Implementasi pembelajaran berdiferensiasi ada beberapa aspek yang dapat pendidik terapkan antara lain diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. Pendidik dapat menerapkan salah satu aspek tersebut, atau bahkan mengkombinasikan ketiga aspek tersebut dalam pembelajaran . Pendidik dapat memvariasikan kegiatan, metode, dan media pembelajaran sehingga dapat mengakomodasi kebutuhan peserta didik yang beragam. Keberagaman peserta didik dapat diatasi ketika pendidik dapat membedakan intruksi pengajaran dan mendiferensiasikan pengajaran. Diferensiasi pengajaran maksudnya adalah dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik diberikan kebebasan untuk mempelajari materi berdasar kemampuan, sesuatu yang mereka minati, dan kebutuhan supaya mereka dapat merasa senang, nyaman, dan tidak tertekan sehingga pembelajaran yang dilaksanakan dapat berhasil. Dengan melaksanakan variasi pengajaran, pendidik dapat mengakomodasi kebutuhan peserta didik yang berbeda-beda, membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna karena berpusat kepada peserta didik, dan sesuai dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara terkait pendidikan bahwa pendidik harus menuntun peserta didik sesuai kodratnya, dengan tidak memaksakan terhadap sesuatu yang bukan bakat dan minatnya.