Jowonews

Berkah Pandemi, Belajar Langsung dengan Pakar Jadi Mudah

JAKARTA, Jowonews–  Walau pandemi banyak mempersulit hidup, ada setidaknya satu dampak yang mempermudah. Masa pandemi mempermudah belajar langsung dengan pakar. Ya, era pandemi membuat kegiatan belajar daring semakin populer.  Banyak narasumber atau trainer kompeten yang aktif mengajarkan ilmu atau keterampilannya secara online.  Para pakar ini berinteraksi langsung secara virtual dengan audien. Mereka menyebarkan pengetahuannya baik secara cuma-cuma ataupun berbayar. Salah satunya tim pakar dari Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Bhayangkara Raya Jakarta yang membagikan ilmu desain grafis secara online untuk Remaja Masjid Asysyuhada, Bekasi, beberapa waktu lalu. “Belajar harus terus dilakukan walaupun di masa pandemi. Tak cuma belajar daring program sekolah saja, namun peningkatan keterampilan juga perlu terus dilakukan agar bisa tetap kompetitif di masa depan,” ujar Andri Fajria, salah satu instruktur pelatihan. Andri bersama tiga orang timnya, Tri Dharma Putra,  Rahmat Purnomo dan  Wowon Priatna berinisiatif melatih para remaja mesjid agar mampu membuat desain publikasi yang menarik. Pelatihan dilakukan  secara daring via zoom sehingga aman dari ancaman penularan virus Covid-19. Kegiatan ini, kata Andri, sebagai bagian dari tanggung sebagai akademisi dalam mengamalkan tridharma perguruan tinggi, mengabdi untuk masyarakat. “Apalagi selama masa pandemi ini kegiatan remaja mesjid drastis berkurang. Mereka dilanda kebosanan. Pelatihan ini menjadi salah satu alternatif kegiatan yang bisa menggairahkan semangat mereka,” ujar Andri yang juga dikenal sebagai pakar talent mapping. Selain diberikan paparan teori dasar grafis, peserta pelatihan juga dibimbing secara teknis untuk praktiknya. Sehingga diharapkan setelah pelatihan mereka dapat memproduksi desain-desan grafis publikasi kegiatan-kegiatannya. Untuk mendaftar pelatihan ini para peserta tidak dpungut biaya. Bahkan setiap peserta diberikan kuota data sehingga akses koneksi internetnya terjamin untuk mengikuti live streaming  pelatihan. Menantang Andri mengakui, menyelenggarakan pelatihan desain grafis secara daring ini ada tantangan tersendiri. Trainer perlu kerja lebih keras khususnya saat sesi praktik. “Bimbingan praktik online pastinya lebih sulit dilakukan dibandingkan kalau peserta dikumpulkan dalam satu ruangan pertemuan. Narasumber tidak bisa seinteraktif dan sedetil pelatihan konvensional dalam  memantau satu per satu hasil kerja peserta,” tandas Andri. Namun pihaknya menyiasati dengan memberikan penugasan tambahan yang harus dibuat oleh peserta. Hasilnya dikirimkan kepada trainer untuk diberikan evaluasi dan masukan penyempurnaan. “

Mengenali Bakat Keluarga Perkuat Pilar Penting Bangsa

SEMARANG, Jowonews- Mengenali bakat keluarga sejak dini tidak saja membangun keharmonisan seisi rumah, tetapi juga memperkuat pilar yang penting ini dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berdasarkan gotong royong. Setidaknya mulai dari keluarga akan mengakselerasi visi Presiden Ir. H. Joko Widodo dan Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin (vide: https://www.menpan.go.id/site/tentang-kami/tentang-kami/visi-misi-presiden-dan-wakil-presiden-ri). Salah satu dari sembilan misi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia adalah peningkatan kualitas manusia Indonesia. Di sinilah peran keluarga dibutuhkan, apalagi sebagai tempat pendidikan pertama dan utama bagi anak bangsa ini. Oleh karena itu, mengetahui bakat keluarga sejak dini adalah suatu keniscayaan karena keluarga sadar bakat, menurut penemu talents mapping Rama Royani, berarti baik suami, istri, bahkan anak-anak melakukan sinergi dan kolaborasi serta memahami bakatnya masing-masing. Abah Rama, sapaan akrab Rama Royani, dalam kata pengantar buku Membangun Keluarga Sadar Bakat (penerbit PT Tosca Jaya Indonesia, 2018) karya pasangan suami istri, Andri Fajria dan Tik Santikasari Dewi, menyinggung soal tes minat dan bakat. “Sudah lebih dari 50 tahun saya mendengar ada tes minat dan bakat. Akan tetapi, sampai saat ini hampir semua orang tidak memahami bakatnya masing-masing,” kata Abah Rama sebagaimana dilansir Antara. Dengan menyadari bakat keluarga, menurut dia, komunikasi di dalam keluarga menjadi lebih menyenangkan dengan saling menghargai kekuatan dan menyiasati kelemahan anggota keluarga. Keluarga Tempat Ideal Keluarga sebagai unit masyarakat terkecil, kata ahli observasi anak Andri Fajria yang juga penemu talents observation, merupakan tempat yang paling ideal untuk menumbuhkan bakat. Di sela wawancara dengan Antara melalui percakapan WhatsApp, Rabu (4/11), Ketua Santri Talents Mapping Kota Tangerang ini menjelaskan bahwa talents observation adalah metode membaca bakat anak usia dini yang merupakan sebuah penemuan penting, bahkan yang pertama di dunia. Andri lantas menyampaikan kiat mengembangkan bakat anak yang meliputi lima tahapan. Kiat ini merupakan intisari dari buku Membangun Keluarga Sadar Bakat yang merupakan karyanya bersama Bunda Tik, sapaan akrab Tik Santikasari Dewi. Lima tahapan mengembangkan bakat anak, yakni: mempelajari, membangun, membaca, memahami, dan mengembangkan. Pertama, orang tua atau guru mempelajari konsep bakat dan perangkat-perangkat bakat, yaitu peta bakat (34 sifat produktif ), strength cluster map (114 aktivitas produktif), dan strength typology (30 peran produktif). Kedua, orang tua/guru memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan 114 aktivitas produktif agar anak mengenali aktivitas apa yang membuat dia merasa makin kuat. Sebanyak 114 aktivitas tersebut dapat diringkas menjadi aktivitas 3B (banyak bertemu orang, banyak aktivitas, dan beragam aktivitas). Ketiga, orang tua/guru membaca bakat anak, yaitu menemukan aktivitas yang anak merasakan 3E (enjoy, easy, excellent). Adapun metode yang digunakan untuk anak usia taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD) adalah dengan talents observation, usia sekolah menengah pertama (SMP) dengan talents interview, dan usia sekolah menengah atas (SMA) dengan talents mapping assessment. Keempat, orang tua/guru mempelajari kombinasi sifat, aktivitas dan peran anak untuk menemukan alternatif profesi anak pada masa depan yang sesuai. Kelima, orang tua/guru memfasilitasi anak mengembangkan bakatnya melalui kegiatan, seperti les, klub, dan magang. Saat itulah orang tua mengonfirmasi ketepatan prediksi bakat dengan realitas anak.

“Talents Mapping” Diperlukan Sebelum UU Ciptaker Diundangkan

SEMARANG, Jowonews- Praktisi dan santri talents mapping Andri Fajria memandang perlu pencari kerja melakukan pemetaan bakat (talents mapping) sebelum pemberlakuan Undang-Undang Cipta Kerja yang bakal membuka peluang lapangan kerja bagi generasi muda di Tanah Air. “Talents mapping ini bertujuan untuk mengenal potensi diri, lalu mempertajam skill di bidang yang diminati supaya memiliki kompetensi yang baik dalam persaingan mendapatkan pekerjaan,” kata Andri Fajria menjawab pertanyaan Antara via percakapan WhatsApp, Senin (2/11). Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo dalam konferensi pers secara daring dari Istana Kepresidenan, Bogor, Jumat (9/10), menjelaskan bahwa UU Cipta Kerja bertujuan untuk menyediakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya bagi para pencari kerja serta para pengangguran. Presiden mengungkapkan setiap tahun ada sekitar 2,9 juta penduduk usia kerja baru anak muda yang masuk ke pasar kerja sehingga kebutuhan atas lapangan kerja baru sangat-sangat mendesak. Apalagi di tengah pandemi terdapat kurang lebih 6,9 juta pengangguran dan 3,5 juta pekerja terdampak Covid-19. Jokowi menyebutkan sebanyak 87 persen dari total penduduk bekerja memiliki tingkat pendidikan setingkat SMA ke bawah. Sebanyak 39 persen di antaranya berpendidikan sekolah dasar sehingga perlu mendorong penciptaan lapangan kerja baru, khususnya di sektor padat karya. Lebih lanjut Andri Fajria yang juga alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) mengemukakan bahwa talents mapping ini juga bermanfaat bagi calon pengusaha untuk mengenali potensi dirinya, lalu menentukan jenis usaha dan mengetahui mitra yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha. Menurut dia, talents mapping ini juga perlu dilakukan oleh pemimpin perusahaan untuk memilih dan menempatkan orang-orang yang tepat untuk setiap pekerjaan supaya target-target perusahaan bisa tercapai secara efektif dan efisien. “Strategi yang paling murah adalah reposisi agar setiap karyawan ditempatkan di bidang pekerjaan yang paling sesuai dengan bakatnya,” kata Andri Fajria yang pernah ngetop sebagai “Raja Kambing dari ITB”. Bagi calon pensiunan, lanjut dia, untuk mengenali potensi dirinya supaya tepat dalam memanfaatkan dan mengelola uang pensiun sambil terus menebar manfaat kepada masyara