Jowonews

Soal Haji, Kemenag Tunggu Rencana Operasional dari Saudi

JAKARTA, Jowonews- Kementerian Agama menunggu rencana operasional ibadah haji usai pemerintah kerajaan Arab Saudi mengumumkan akan menyelenggarakan haji di tengah pandemi Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. “Kita tentu bersyukur dengan pengumuman dari Saudi bahwa tahun ini ada penyelenggaraan haji. Namun, Saudi baru memastikan adanya penyelenggaraan haji, belum mengumumkan rencana operasionalnya,” ujar Plt Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Khoirizi dalam keterangan tertulisnya, Senin (10/5). Kemenag akan langsung berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menyiapkan mitigasi-mitigasi pelaksanaan ibadah haji di masa pandemi kendati operasional haji belum diumumkan. “Saudi dalam pengumumannya menyebutkan bahwa rencana operasional haji tahun ini akan diumumkan di lain waktu. Kita akan segera koordinasikan terkait rencana operasionalnya ini,” kata dia sebagaimana dilansir Antara. Menurut Khoirizi, penjelasan Arab Saudi terkait rencana operasional haji 1442 H sangat penting. Sebab, hal itu akan menjelaskan bagaimana skema penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. “Apakah haji tahun ini akan digelar seperti tahun lalu, hanya diikuti oleh warga Saudi atau ekspatriat yang ada di sana? Atau ada izin untuk pemberangkatan jemaah dari negara luar Saudi, termasuk Indonesia?” ujar Khoirizi. Apapun keputusan Arab Saudi, Kemenag siap menerima dan menindaklanjutinya. Apalagi, pihaknya bersama Komisi VIII DPR juga sudah melakukan sejumlah persiapan termasuk membahas potensi kenaikan biaya haji. Pun demikian dengan skenario pemberangkatan sudah dibahas dan siapkan oleh tim manajemen krisis penyelenggaraan ibadah haji yang dibentuk oleh Menag. Skema itu disiapkan dalam beberapa skenario, mulai dari pembatasan kuota 50 persen, 30 persen, 25 persen, bahkan hingga 5 persen. “Jemaah haji Indonesia juga sudah mulai mengikuti program vaksinasi yang dilakukan Kementerian Kesehatan. Jadi, jika nanti memang ada pemberangkatan, mereka sudah memenuhi syarat vaksinasi yang diharuskan Saudi karena masih dalam kondisi pandemi,” kata dia.

Arab Saudi Perpanjang Larangan Masuk

KAIRO, Jowonews- Kementerian dalam negeri Arab Saudi memperpanjang larangan masuk ke kerajaan melalui udara, darat dan laut selama seminggu, Senin (28/12). Larangan ini di tengah kekhawatiran varian baru Covid-19, lansir kantor berita negara tersebut sebagaimana dikutip Antara. Kementerian dalam negeri mengatakan sedang mengevaluasi situasi saat ini sambil mengizinkan warga negara asing meninggalkan Arab Saudi dan mengizinkan masuk untuk kasus-kasus luar biasa. Arab Saudi menerima dua pengiriman vaksin Covid-19 pada Rabu (16/12) dan akan mulai mendistribusikannya kepada masyarakat tiga hari ke depan, kata Menteri Kesehatan Tawfiq al-Rabiah dan stasiun TV pemerintah, Rabu. Menkes meminta warga negara dan masyarakat Saudi agar melakukan pendaftaran sebagai penerima vaksin. Pihaknya juga kembali menegaskan bahwa vaksin akan diberikan secara gratis ke seluruh wilayah Arab Saudi. Menkes al-Rabiah tidak menyebutkan jumlah vaksin yang telah diterima atau vaksin mana yang bakal dibagikan. Pekan lalu, otoritas Arab Saudi mendaftarkan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech untuk diimpor dan digunakan di negara tersebut. Stasiun TV milik pemerintah TV Al Arabiya pada Rabu melaporkan bahwa vaksin yang tiba di kerajaan tersebut adalah vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech.

Arab Saudi Siap Distribusikan Vaksin Pekan Ini

DUBAI, Jowonews- Arab Saudi menerima dua pengiriman vaksin Covid-19 pada Rabu (16/12) dan akan mulai mendistribusikannya kepada masyarakat tiga hari ke depan. Menteri Kesehatan Arab Saudi Tawfiq al-Rabiah meminta warga negara dan masyarakat Saudi agar melakukan pendaftaran sebagai penerima vaksin. Pihaknya juga kembali menegaskan bahwa vaksin akan diberikan secara gratis ke seluruh wilayah Arab Saudi. Menkes al-Rabiah tidak menyebutkan jumlah vaksin yang telah diterima atau vaksin mana yang bakal dibagikan. Pekan lalu, otoritas Arab Saudi mendaftarkan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech untuk diimpor dan digunakan di negara tersebut. Stasiun TV milik pemerintah TV Al Arabiya pada Rabu melaporkan bahwa vaksin yang tiba di kerajaan tersebut adalah vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech, lansir Antara.

Arab Saudi Kembali Sambut Jamaah Umrah

JEDDAH, Jowonews- Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi, kembali menyambut kelompok jamaah umrah untuk pertama kalinya di tengah pandemi Covid-19 pada Ahad pagi waktu setempat. Ini merupakan kelompok jamaah pertama setelah lebih dari enam bulan vakum–kecuali di masa Haji. Umat muslim yang ingin memasuki masjid tersebut perlu mendaftar terlebih dahulu melalui aplikasi Eatmarna yang dikelola oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi. Sebelumnya, Arab Saudi mengambil keputusan untuk mencegah penularan Covid-19 dengan menangguhkan ibadah umrah dan ibadah harian di masjid-masjid, termasuk Masjidil Haram, mulai pertengahan Maret. Kerajaan Arab Saudi juga menutup penerbangan internasional dan memberlakukan aturan karantina wilayah sebagai langkah pencegahan wabah lainnya. 6000 Jemaah Per Hari Kini, untuk mengakomodasi 6.000 jamaah saja per hari, Kementerian Haji dan Umrah telah menyiapkan lima titik temu. Antara lain Al-Gaza, Ajyad, dan Al-Shasha, di mana para jamaah akan bertemu dan bergabung dengan petugas medis di dalam bus menuju Masjidil Haram. Dalam menyambut kedatangan kelompok jamaah pertama, kamera pengukur suhu dipasang di pintu-pintu masuk dan di dalam halaman Masjidil Haram untuk memonitor suhu tubuh jamaah dan mengirimkan peringatan jika diperlukan. Hal itu telah direncanakan sejak pandemi mulai masuk ke wilayah itu, untuk menjamin keamanan para jamaah serta memungkinkan respons cepat terhadap keadaan yang berpotensi kasus Covid-19. Sekitar 1.000 petugas telah mendapat pelatihan untuk mengawasi pelaksanaan ritual ibadah umrah di Masjidil Haram, tulis Antara mengutip Arab News. Kompleks masjid juga akan dibersihkan 10 kali dalam sehari di sela-sela pergantian kelompok jamaah. Termasuk di bagian yang biasanya dipadati jamaah, seperti air mancur, karpet, dan toilet. Eskalator menuju lantai atas dilengkapi dengan alat pembersih, tempat cuci tangan disediakan di sejumlah titik masuk masjid. Selain itu, sistem pendingin udara juga dilengkapi dengan teknologi sanitasi ultraviolet, dengan jadwal pembersihan enam kali sehari. Otoritas juga meluncurkan sejumlah inisiatif, termasuk Kammamat atau penggunaan masker.

Arab Saudi Umumkan Kasus Pertama Virus Corona

KAIRO, Jowonews.com – Arab Saudi mengumumkan kasus pertama virus corona, dari warga Arab Saudi yang baru kembali dari Iran melalui Bahrain, demikian Kementerian Kesehatan pada Senin. Kementerian menyebutkan di akun resmi Twitter miliknya bahwa seseorang itu, yang kini dikarantina di rumah sakit, merahasiakan kunjungannya ke Iran setibanya di Arab Saudi. Iran melaporkan jumlah kematian tertinggi akibat virus corona di luar China, tempat penyakit seperti flu itu berasal. Negara Teluk Arab lainnya juga mendiagnosa infeksi di sejumlah orang yang bepergian ke Iran. Kantor Berita SPA, mengutip Kementerian Kesehatan, mengatakan orang-orang yang berinteraksi dengan pria terinfeksi itu telah diisolasi dan sedang menjalani tes. Di negara tetangga Bahrain, Kementerian Kesehatan pada Senin mengatakan dua orang didiagnosa dengan virus corona, yakni perempuan Bahrain dan pria Arab Saudi. Keduanya disebutkan telah melakukan penerbangan tak langsung dari Iran ke Bahrain dan diisolasi pada saat kedatangan sambil melakukan pemeriksaan. Hal ini menambah jumlah total kasus di Bahrain mencapai 49. Arab Saudi sejak pekan lalu telah mengambil sejumlah langkah pencegahan penyebaran penyakit ke kerajaan. Pihaknya memberlakukan larangan masuk bagi warga asing yang hendak menjalani ibadah umrah. Arab Saudi juga melarang warga negara Teluk Arab memasuki Kota Mekah dan Madinah serta wisatawan dari sedikitnya 25 negara yang melaporkan kasus corona. Pada Minggu Kementerian Kesehatan mengatakan telah mempersiapkan 25 rumah sakit untuk menangani infeksi virus corona, dengan 2.200 tempat tidur untuk pasien yang dikarantina. Menurut data resmi, kegiatan umrah yang dapat dilakukan kapan saja selama dalam kurun waktu setahun mendatangkan 7,5 juta orang ke Arab Saudi pada 2019. (jwn5/ant)

Arab Saudi Hentikan Umrah, Menag: Keselamatan Jamaah Lebih Utama

JAKARTA, Jowonews.com – Menteri Agama Fachrul Razi mengatakan keselamatan lebih utama sehingga memaklumi kebijakan penghentian sementara Arab Saudi menerima jamaah umrah dengan alasan ancaman virus COVID-19 “Saya sangat memahami kebijakan tersebut. Apalagi, kebijakan itu bertujuan untuk memberi perlindungan kepada jamaah. Kesehatan jamaah umrah kita adalah hal utama,” kata Fachrul Razi di Jakarta, Kamis. Dia mengatakan kebijakan itu tentu diambil dengan mempertimbangkan kepentingan umat yang lebih besar. Saudi, kata dia, juga bertanggungjawab untuk menjaga kesehatan masyarakatnya sekaligus mengamankan kelangsungan ibadah haji pada Juni-Agustus 2020. “Kami mengimbau agar calon jamaah umrah dapat memahami kebijakan Saudi dan sikap pemerintah, demi kebaikan jamaah itu sendiri,” kata dia. Menag mengaku sudah meminta pada Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah untuk terus berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri RI, Kedutaan Besar Arab Saudi di Indonesia maupun Konsul Haji KJRI di Jeddah. “Kami akan segera rumuskan langkah terbaik menyikapi kebijakan Saudi ini dengan penyelenggara umrah. Untuk saat ini, harap jamaah umrah memahami ketertundaan keberangkatannya,” katanya. Dia berharap pemerintah Saudi bisa segera menemukan upaya terbaik dalam pencegahan  COVID-19 sehingga niat jamaah untuk beribadah umrah bisa kembali terlaksana. Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Arfi Hatim mengatakan Kemenag meminta para Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) untuk sementara tidak memberangkatkan jamaah umrah ke bandara sampai dibukanya kembali izin berkunjung ke Arab Saudi. “Kami rencanakan dalam waktu dekat untuk bertemu dengan asosiasi PPIU dan maskapai untuk mendiskusikan solusi atas masalah ini,” kata dia. (jwn5/ant)

KBRI Riyadh Jelaskan Sikap Arab Saudi Tangguhkan Layanan Umrah

JAKARTA, Jowonews.com – Keputusan Kerajaan Saudi untuk menangguhkan layanan umrah merupakan salah satu langkah proaktif guna menangkal masuk dan menyebarnya virus corona ke wilayah Arab Saudi. Langkah-langkah pencegahan antara lain, menghentikan sementara warga negara asing masuk ke Kerajaan Arab Saudi dalam rangka ibadah Umroh dan ziarah Mesjid Nabawi,  KBRI Riyadh menjelaskan dalam pernyataan di Jakarta, Kamis. Kemudian, menghentikan masuknya warga negara asing ke Kerajaan Arab Saudi dengan menggunakan visa kunjungan wisata, bagi mereka yang datang dari negara-negara yang terkena wabah virus corona (COVID-19), merujuk kepada kriteria yang ditetapkan oleh lembaga kesehatan terkait Pemerintah Kerajaan. “Menghentikan lalu lintas keluar masuk wilayah Kerajaan Arab Saudi dengan menggunakan fasilitas ID Card- kartu tanda penduduk nasionalnya bagi warga negara Arab Saudi dan warga negara dari negara-negara anggota Gulf Cooperation Council / GCC lainnya (Oman, Kuwait, Qatar, Bahrain, Persatuan Emirat Arab),” menurut KBRI Riyadh. Bagi warga negara Arab Saudi yang saat ini telah berada di negara-negara tersebut yang sebelumnya keluar wilayah Arab Saudi dengan menggunakan kartu tanda penduduk nasionalnya, dan warga negara dari negara-negara GCC lainnya yang saat ini berada di Arab Saudi serta bermaksud kembali ke negaranya masing-masing setelah sebelumnya masuk ke Arab Saudi dengan menggunakan kartu tanda penduduk nasionalnya, agar otoritas terkait di entry point Arab Saudi dapat memastikan dari negara mana pengunjung/warga negara tersebut berasal sebelum tiba di Arab Saudi, dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat bagi mereka yang datang dari negara anggota GCC lainnya. Langkah-langkah tersebut merujuk maklumat yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi, Kamis, 27 Februari 2020 sekitar pukul 02.40 waktu setempat. (jwn5/ant)