Jowonews

Akibat Hujan Lebat, Sejumlah Wilayah di Banyumas Banjir dan Tanah Longsor

PURWOKERTO, Jowonews.com – Tanah longsor dan banjir dilaporkan melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, akibat hujan lebat yang terjadi pada Sabtu (4/4) siang hingga malam hari, kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Titik Puji Astuti. “Berdasarkan pendataan sementara yang kami lakukan, bencana tersebut terjadi di tujuh desa dari dua kecamatan, yakni Gumelar dan Lumbir,” katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Minggu. Dalam hal ini, kata dia, empat rumah warga yang tersebar di beberapa wilayah Desa Gumelar, Kecamatan Gumelar, dilaporkan terkena material longsoran dan beberapa rumah lainnya terancam longsor. Menurut dia, material longsoran juga menutup akses jalan Desa Gumelar di beberapa titik. Selain tanah longsor, lanjut dia, banjir bandang dari luapan Sungai Cipandan juga sempat menerjang Grumbrul Padawaras Capiturang, Desa Gumelar, sehingga merusak warung sayur nonpermanen dan tembok keliling rumah warga. “Saat sekarang banjir bandang di Desa Gumelar telah surut,” katanya. Ia mengatakan tanah longsor juga dilaporkan mengenai dua rumah warga Desa Samudra Kulon, Kecamatan Gumelar, dan dua rumah warga Desa Cihonje, Kecamatan Gumelar. Menurut dia, beberapa wilayah Desa Cihonje juga sempat digenangi banjir akibat luapan Sungai Tajum. Sementara di Desa Kedungurang, Kecamatan Gumelar, tanah longsor menutup akses jalan menuju Gumelar, serta pohon tumbang menimpa atap rumah warga di tiga titik. Selain di Desa Kedungurang, pohon tumbang juga menimpa dua rumah warga di Desa Gancang, Kecamatan Gumelar, sedangkan di Desa Cilangkap, Gumelar, dinding dapur rumah warga jebol akibat tebing longsor. “Di Desa Cingebul, Kecamatan Lumbir, dilaporkan ada jembatan yang putus akibat longsor. Kami masih terus melakukan asesmen,” kata Titik. Menurut dia, personel BPBD Kabupaten Banyumas bersama sukarelawan dan masyarakat juga melaksanakan kerja bakti untuk menyingkirkan material longsoran yang menimpa rumah warga maupun menutup akses jalan. Informasi yang dihimpun, hujan lebat yang terjadi pada Sabtu (4/4) siang hingga malam hari juga mengakibatkan longsor dan banjir di sejumlah wilayah Kabupaten Cilacap, salah satunya Kecamatan Karangpucung yang berbatasan dengan Banyumas. Camat Karangpucung Martono mengatakan sebanyak 14 keluarga yang terdiri atas 60 jiwa mengungsi ke rumah famili dan Pondok Pesantren Al Barokah karena rumah mereka yang berada di Dusun Cadasmalang RT 20 dan RT 21 RW 05, Desa Babakan, terancam longsor. “Mereka mengungsi karena menghindari longsor susulan yang dapat mengancam keselamatan warga,” jelasnya. Ia mengatakan hujan lebat yang terjadi pada Sabtu (4/4) siang hingga malam hari mengakibatkan fondasi jembatan di Desa Bengbulan ambruk sehingga membahayakan kendaraan yang lewat, serta tanaman padi di sawah seluas 1 hektare terancam gagal panen akibat tanggul jebol. (jwn5/ant)

Kabupaten Temanggung Diterjang Angin Kencang dan Banjir

TEMANGGUNG, Jowonews.com – Bencana angin kencang dan banjir terjadi di beberapa titik di wilayah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, kata Kepala Pelaksana Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung Djoko Prasetyono. “Ada beberapa titik banjir dan angin kencang yang mengakibatkan kerusakan sejumlah rumah milik warga maupun fasilitas umum,” katanya di Temanggung, Rabu. Ia menyebutkan angin kencang melanda Dusun Kamal Desa Kundisari Kecamatan Kedu, Lingkungan Coyudan Kelurahan Parakan Kecamatan Parakan. Kemudian banjir terjadi di Pertigaan Dusun Growo Desa Danupayan, Jalan Raya Temanggung-Parakan Dusun Depok Desa Mondoretno, Kelurahan Jurang, Jalan Perintis Kemerdekaan Kecamatan Temanggung dan di Kelurahan Butuh Kecamatan Temanggung. Ia menjelaskan bahwa anjir terjadi karena luapan air dari selokan akibat tingginya curah hujan. Menurut dia sedikitnya ada sebanyak 27 rumah dan fasilitas umum mengalami kerusakan akibat diterjang puting beliung. “Memang ada yang rusak ringan maupun menengah. Semuanya akan ditangani, baik perumahan maupun fasilitas umum,” kata Djoko Prasetyono.. Kepala Dusun Kundisari Heri Setiyawan menyampaikan kejadian angin kencang terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. “Saat itu angin datang dari barat dan menerjang rumah-rumah warga,” katanya. Menurut dia kejadian itu berlangsung tidak lama, namun demikian mampu memporak- porandakan belasan rumah warga. “Rata-rata kerusakan hanya di bagian atap saja. Saat angin datang disertai hujan,” demikian Heri Setiyawan. (jwn5/ant)

Banjir Terjang Purworejo, Ratusan Warga Mengungsi

PURWOREJO, Jowonews.com – Ratusan warga di beberapa desa di Kecamatan Begelan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, mengungsi akibat wilayahnya terendam banjir setelah terjadi hujan sejak Rabu (4/3) siang hingga Kamis pagi. Berdasarkan pantauan di Purworejo, Kamis, warga mengungsi di Puskesmas Dadirejo Begelan tercatat sebanyak 133 orang, berasal dari Dusun Karangjambu Desa Dadirejo. Selain itu, di Desa Bapangsari sekitar 100 orang mengungsi ke masjid Al Mustakim di Dusun Bojong. Banjir juga melanda beberapa wilayah di Kecamatan Purwodadi, namun hingga Kamis siang belum ada warga yang mengungsi. “Tadi malam mulai pukul 23.00 WIB warga sudah mulai kami evakuasi pakai alat sederhana, mobil-mobil yang ada di sekitar, khususnya untuk lansia dan balita,” kata Kepala Desa Bapangsari, Kecamatan Begelen, Taryono . Ia menyebutkan ada tujuh RW dari 8 RW di desanya terkena dampak banjir dan ada sekitar 100 warga yang mengungsi ke masjid Al Mustakim. Ketinggian air bisa mencapai dua meter di daerah pinggiran yang berdekatan dengan Sungai Bogowonto. Menurut dia banjir yang terjadi di desanya karena dampak pembangunan parapet di tepi Sungai Bogowonto di sisi seberang, sehingga berimbas ke Desa Bapangsari. “Semula air sungai menyebar, sekarang karena ada parapet akhirnya air masuk ke Bapangsari dan Desa Bugel. Sebelumnya bencana banjir tiap tahun memang ada, tapi tidak seperti ini, masih bisa terkendali,” jelasnya. Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Purworejo, Iman Ciptadi menyampaikan banjir juga terjadi di wilayah Kecamatan Butuh, Grabag, dan Kecamatan Ngombol. Total ada 24 desa yang terdampak banjir. Menurut dia untuk wilayah Kecamatan Grabag dan Ngombol mayoritas daerah yang terdampak banjir berupa persawahan. Ia menyampaikan genangan banjir sempat naik ke jalan raya Priworejo-Yogyakarta tepatnya di Dusun Karangjambu, Desa Dadirejo namun tidak begitu tinggi antara 5 hingga 10 centimeter sehingga masih bisa dilalui kendaraan. (jwn5/ant)

Tanggul Sungai Jebol, Belasan Rumah di Banyumas Terendam Banjir

PURWOKERTO, Jowonews.com – Tanggul Sungai Angin di Grumbul Karet, Kelurahan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dilaporkan jebol akibat luapan air sehingga mengakibatkan banjir di wilayah tersebut, kata Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Banyumas Ady Candra. “Tanggul Sungai Angin tersebut dilaporkan jebol sepanjang 7 meter pada hari Rabu (4/3), sekitar pukul 21.00 WIB, akibat tidak mampu menahan luapan air seiring dengan hujan lebat yang terjadi sejak pukul 15.00 WIB,” katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis. Menurut dia, banjir tersebut menggenangi lingkungan RW 04 Grumbul Karet, Kelurahan Sumpiuh, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas, dengan ketinggian air berkisar 20-60 centimeter. Ia mengatakan berdasarkan pendataan sementara yang dilakukan hingga hari Kamis (5/3), pukul 00.00 WIB, sedikitnya 12 rumah warga di lingkungan RT 03 dan RT 04 RW 04 Grumbul karet tergenang air. Bahkan, kata dia, enam rumah di antaranya kemasukan air hingga ketinggian berkisar 20-60 centimeter. “Tanggul yang jebol tersebut dimungkinkan masih bisa melebar dikarenakan debit air Sungai terus meningkat. Apalagi hingga pagi ini masih turun hujan,” katanya. Ady mengatakan personel gabungan yang terdiri atas BPBD Kabupaten Banyumas, Tagana Kabupaten Banyumas, Polsek Sumpiuh, Koramil Sumpiuh, Satpol PP Kecamatan Sumpiuh, Pramuli Sumpiuh, KSB Mahameru, Komunitas Piston, Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang, serta masyarakat setempat melakukan kegiatan karya bakti dalam rangka penanganan sementara tanggul jebol di Sungai Angin.  (jwn5/ant)

Pemkot Siapkan Anggaran Bangun SDN Solo Yang Rusak Akibat Banjir

SOLO, Jowonews.com – Pemerintah Kota Surakarta telah menyiapkan anggaran untuk pembangunan SD Negeri Mipitan dan Sabrang Lor yang rusak akibat banjir, di Jalan Agung Timur No.2 Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Mojosongo, Solo, Jawa Tengah. Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo bersama Ketua DPRD Budi Prasetyo, didampingi Kepala Dinas Pendidik Etty Retnowati meninjau langsung lokasi SDN Mipitan dan SDN Sabrang Lor di Mojosongo Solo, Senin. Menurut Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo, pembangunan SD Negeri Mipitan dan Sabrang Los dilakukan secepatnya dan kedua sekolah itu akan dijadikan satu (regrouping). Sekolah tersebut bangunannya rusak akibat banjir bandang karena tanggul di belakang sekolah jebol pada Januari 2020. Rudyatmo mengatakan semua bangunan sekolah sudah doyong terkena banjir akibat jebolnya tanggul di belakang sekolah. Bangunan sekolah ini, dibangun dahulu dari SD Inpres pada 1978 dan sekarang akan dibangun gedung baru dengan anggaran sekitar Rp10,6 miliar. “Rencanantya, sebelah utara khusus bangunan ruang kelas dan sebelah selatan untuk halaman toilet, ruang guru, dan sebagainya,” katanya. Rudyatmo meminta masyarakat, termasuk sekolah lebih waspada, terutama di daerah rawan banjir di wilayah Joyontakan, Kampung Sewu, Puncang Sawit, termasuk wilayah Mojosongo yang dekat dengan Kali Pepe. “Bangunan dua SD yang dijadikan satu nanti memiliki 18 kelas,” katanya. Tanggul jebol Ketua DPRD Surakarta Budi Prasetyo sudah melihat langsung lokasi rencana pembangunan SDN Mipitan dan SD Sabrang Lor Mojosongo Solo yang bangunannya rusak terkena banjir bandang akibat jebolnya tanggul sungai di belakang sekolah. Dua SD tersebut, kata Budi, memang layak diajukan oleh Pemkot Surakarta, mendahului anggaran karena kondisinya sudah tidak memungkinkan. DPRD Surakarta mendukung agar pembangunan 2020 bisa diselesaikan sehingga kegiatan belajar mengajar di sekolah itu, bisa berjalan. Namun, dua sekolah itu dijadikan satu SD. Pembangunan dua areal SD di Mojosongo dengan luas sekitar 5.000 meter persegi berupa bangunan satu lantai. “Pembangunan diperkirakan akan dilaksanakan bulan ini, dan sudah disetujui oleh DPRD Surakarta karena pembangunan ini menjadi prioritas,” katanya. Kepala Dinas Pendidik Kota Surakarta Ety Retnowati mengatakan siswa SDN Mipitan dan Sabrang Lor ini untuk sementara sudah dipindahkan ke sekolah lain. “Bangunan SD rusak karena diterjang banjir akibat tanggul jebol pada Januari 2020. Kondisi bangunan harus diselamatkan, sekolah dijadikan satu dan bangunan talud juga diperkuat oleh DPU,” kata Etty. Menurut dia, para siswa SDN Mipitan dan Sabrang Lor sekitar 500 anak untuk sementara kegiatan belajar mengajar dipindahkan ke SDN Belik dan Ngemplak Sutan. Jika pelaksanaan pembangunan sekolah sudah selesai, mereka bisa kembali ke bangunan sekolah yang baru, meski dalam satu sekolahan. (jwn5/ant)

2.475 Jiwa Korban Banjir Pekalongan Masih Tinggal di Pengungsian

PEKALONGAN, Jowonews.com – Sebanyak 2.475 warga Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, hingga kini bertahan di tempat pengungsian karena banjir masih merendam tempat tinggal mereka. Berdasarkan pantauan Kamis (27/2), di sejumlah wilayah pesisir kondisi banjir sudah mulai surut namun ketinggian air masih mencapai sekitar 30 centimeter sehingga sebagian warga lebih memilih bertahan di tempat pengungsian. Sejumlah desa di Kecamatan Tirto yang terdampak banjir antara lain Desa Jeruksari yang merendam sebanyak 1.620 rumah, Mulyorejo (674 rumah), Karangjompo (592 rumah), Pacar (632 rumah), Samborejo (110 rumah), dan Tegaldowo (656 rumah). Kemudian di Kecamatan Wiradesa, antara lain Desa Bener sebanyak 433 rumah, Pekuncen (345 rumah), dan Mayangan (25 rumah), sedang di Kecamatan Siwalan seperti Desa Depok (600 rumah), Blacanan (400 rumah), serta Boyoteluk sebanyak 300 rumah. Perwakilan Humas Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Pekalongan M. Rofik Maulana mengatakan korban banjir yang mengungsi ini tersebar di 33 lokasi pengungsian. Saat ini, kata dia, PMI bersama tim penanggulangan bencana masih melakukan penanganan terhadap korban banjir dengan menyiapkan dapur umum dan pemeriksaan kesehatan terhadap mereka. “Kebutuhan mendesak yang dibutuhkan korban banjir saat ini adalah selimut, trapolin, makanan siap saji seperti mi instan, ikan olahan, dan makanan bayi, serta obat-obatan seperti minyak kayu putih, tolak angin, serta salep gatal,” katanya. Korban banjir, Nurkholis mengatakan warga kini masih memilih mengungsi karena tempat tinggalnya tergenang air. “Banjir masih menggenangi wilayah desa. Penurunan banjir hanya sekitar 10 cm dibandingkan sebelumnya yang sempat mencapai 50 centimeter,” katanya. (jwn5/ant)

Mensos Hibur Anak-anak Korban Banjir Pekalongan

PEKALONGAN, Jowonews.com – Menteri Sosial Juliari Batubara ikut menari dengan iringan lagu pop Korea (K-pop) untuk menghibur anak-anak korban banjir saat mengunjungi tempat pengungsian di Stadion Hoegeng, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu, untuk menyerahkan bantuan. Menteri Sosial berbincang dengan anak-anak yang berada di posko pengungsian dan ikut bergoyang bersama cosplayer (pemain kostum) dan badut iringan lagu Bang Bang Bang dari grup K-pop Bigbang. “Kita doa cuacanya semakin baik supaya bisa kembali ke rumah masing-masing. Semoga cepat selesai, kembali ke rumah masing-masing,” katanya kepada warga yang mengungsi di Stadion Hoegeng. Juliari berbincang dengan para pengungsi yang sudah dua hari berada di stadion tersebut sebelum menyerahkan bantuan kepada mereka. Para pengungsi mengajak dia bersalaman dan berfoto bersama. Selain menemui para pengungsi, Menteri Sosial memeriksa kesiapan dapur umum di pos pengungsian di Kota Pekalongan maupun Kabupaten Pekalongan. “Kita lihat sejauh ini tempat ini layak jadi tempat pengungsian sementara para korban terdampak banjir di Kota Pekalongan,” katanya usai memeriksa pos pengungsian. Kementerian Sosial sudah menggelontorkan bantuan senilai Rp1.377.392.370 yang antara lain berupa beras dan paket perlengkapan kebersihan untuk membantu menangani dampak banjir di Pekalongan. Hujan deras pada Senin (24/2) mengakibatkan air sungai meluap dan membanjiri 11 desa di Pekalongan, membuat 1. 776 warga mengungsi ke Stadion Hoegeng di Kota Pekalongan dan pos pengungsian Dupantex di Kabupaten Pekalongan. (jwn5/ant)

Antisipasi Banjir, Pekalongan Siap Revitalisasi Sungai

PEKALONGAN, Jowonews.com – Pemerintah Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, siap merevitalisasi sungai dan sejumlah saluran sebagai upaya mengantisipasi banjir agar tidak terjadi lagi. “Pemerintah akan terus melakukan upaya agar kondisi semacam ini (banjir) tidak terulang lagi termasuk membuat pompanisasi, normalisasi saluran, dan mengkaji efek pembuatan tanggul rob,” kata Bupati Pekalongan Asip Kholbihi di Pekalongan, Rabu. Menurut dia, pada 2020 ini pemkab masih menyediakan anggaran untuk revitalisasi saluran air sebagai upaya memperkecil kemungkinan terjadinya banjir lagi di beberapa daerah yang biasa menjadi langganan banjir. Saat ini, kata dia, pemkab sedang mengupayakan pencarian solusi terhadap masalah banjir yang melanda di sejumlah tempat. “Kita sudah meninjau lokasi banjir yang parah yaitu di Desa Pesanggrahan dan ini sedang dicarikan solusinya. Kami berharap dari hasil rapat bersama BBWS, Pusdataru Provinsi Jateng, dan Pemkot Pekalongan dapat memperoleh solusi untuk mengatasi masalah banjir yang sering terjadi di wilayah Kabupaten Pekalongan,” katanya. Ia mengatakan wilayah Kabupaten Pekalongan yang terdampak banjir merupakan perbatasan dengan wilayah Kota Pekalongan sehingga hal itu perlu adanya koordinasi penanganan dampak bencana itu dari dua pemerintah daerah tersebut. Sejumlah langkah penanganan yang perlu dilakukan baik jangka pendek, menengah, dan panjang, kata dia, melakukan revitalisasi saluran, kemudian jangka menengah dengan penyempurnaan pompanisasi, penyempurnaan tanggul dan lain-lain. Setelah itu, kata dia, untuk jangka panjangnya adalah membuat polder di Desa Purworejo kemudian menutup Sungai Bremi dan Meduri. “Adapun pengelolaan longstorage yang memanjang dari wilayah kabupaten masuk ke kota, juga perlu mendapat penanganan termasuk hal-hal yang dapat mengakibatkan terjadinya banjir,” katanya. (jwn5/ant)