Dasa Genta Wati Perkenalkan Kearifan Lokal Kudus Melalui Batik
KUDUS – Pelaku UMKM merupakan sektor yang dapat diandalkan untuk mendongkrak perekonomian daerah. Terutama UMKM yang menjunjung produk lokal khas daerahnya masing-masing. Di Kabupaten Kudus, sektor kuliner, fesyen, dan industri digandrungi banyak orang. Dalam industri fashion, banyak pelaku bisnis yang berbeda tumbuh di sini. Diantaranya adalah produk Batik Gentamas Kudus yang memiliki omzet puluhan juta Rupiah per bulan dan dikenal hingga Kalimantan. Pemilik Batik Gentamas Kudus, Dasa Genta Wati (46 tahun) mengaku sudah hampir dua tahun berkecimpung di dunia batik, mulai dari batik tulis, shibori, printing, dan terbaru eco-print. Ratusan produk miliknya diproduksi dengan bantuan empat karyawan. Siapa sangka produk buatan Gentamas Kudus sudah merambah ke beberapa kabupaten/kota. Saat ini pendapatan Dasa Genta mencapai Rp 45 juta per bulan. “Di masa pandemi Covid-19, para pelaku UMKM mengalami kelumpuhan, sulit jika hanya mengandalkan pemasaran online. Tahun ini momentum kebangkitan usaha kecil,” katanya kepada, dikutip dari Tribunjateng.com, Jumat, (23/9/2022. Dasa Genta mengatakan, kekuatan produk mereka didasari dengan mengedepankan kearifan lokal khas daerah Kabupaten Kudus. Misalnya motif batik khas Dukuh Kancilan, desa Terban, kecamatan Jekulo, motif air terjun Kedung Gender, desa Dukuhwaringin, kecamatan Dawe, pola parijoto, tari kretek dan masih banyak kearifan lokal lainnya. Dikatakannya, saat ini telah dikemas 21 tema batik kearifan lokal, dengan maksud agar Kabupaten Kudus dikenal luas akan kearifan lokalnya. “Saya berharap masyarakat yang menggunakan produk batik ini dapat belajar tentang berbagai kearifan lokal yang ada di Kudus. Meski belum ada yang mematenkan, kami akan terus mengusahakannya agar bisa terus maju,” ujarnya. Dalam dua hari selama mengikuti Pasar Rakyat, beberapa produk Batik Gentamas Kudus laku terjual dengan harga Rp. 100.000/produk. Genta berharap Pasar Rakyat Kudus dengan partisipasi ratusan pelaku UMKM ini dapat terus diselenggarakan untuk memfasilitasi para pelaku usaha kecil di Kabupaten Kudus. “Produk UMKM memerlukan branding, perlu dikenalkan ke masyarakat luas. Semoga acara seperti Pasar Rakyat sering diadakan untuk mempromosikan UKM Kudus,” terangnya. Sekda Kabupaten Kudus,Sam`ani Intakoris menjelaskan, pasar rakyat ini merupakan program Bupati Kudus HM Hartopo untuk memberikan kemudahan bagi UMKM. Ia mengatakan ada sekitar 300 UMKM menjajakan produknya masing-masing di sepanjang Jalan Sunan Kudus hingga 26 September 2022. Meski tidak semua UMKM di Kudus diterima, ia berharap UMKM dengan produk unggulan dari Kota Kretek bisa menjadi pelopor kebangkitan ekonomi masyarakat. Mulai dari kuliner, fashion, hingga kerajinan-kerjinan daerah. Pihaknya mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung program yang dicanangkan Bupati Kudus. Termasuk di dalamnya program kegiatan yang menyasar UMKM agar bisa sampai ke kelas. Foto: doc. Tribun Jateng