Jowonews

Akhir Maret, Bibit Vaksin Merah Putih Diserahkan

JAKARTA, Jowonews- Lembaga Biologi Molekuler Eijkman pada akhir Maret 2021 akan menyerahkan bibit vaksin Merah Putih ke PT Bio Farma selaku mitra yang akan menguji serta memproduksi vaksin Covid-19 tersebut.  “Batch pertama bibit vaksin akan diserahkan akhir Maret 2021,” kata Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio di Jakarta, Senin (15/3) Lembaga Eijkman menyatakan bahwa pengembangan bibit vaksin Merah Putih berjalan sesuai rencana dan bibit vaksin bisa diserahkan kepada PT Bio Farma sesuai jadwal yang direncanakan. Eijkman mengembangkan vaksin Merah Putih dengan platform sub-unit protein rekombinan. “Saat ini protein rekombinan sudah diperoleh dan sedang dalam proses transisi dari laboratorium ke industri,” kata Amin sebagaimana dilansir Antara. Bibit vaksin Merah Putih, ia menjelaskan, harus melalui uji pra-klinik serta uji klinik fase 1, 2, dan 3 sebelum digunakan. Vaksin Merah Putih adalah vaksin yang dikembangkan dari isolat virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 yang bersirkulasi di Indonesia. Bibit vaksin Merah Putih dikembangkan oleh para ahli dan peneliti Indonesia untuk diproduksi di Indonesia.

Alhamdulillah, 10 Juta Bahan Baku Vaksin Telah Tiba

JAKARTA, Jowonews- Sebanyak 10 juta dosis bahan baku vaksin Covid-19 dari perusahaan asal Tiongkok Sinovac kembali tiba di Indonesia melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (2/3). Bahan baku vaksin tersebut didatangkan melalui penjemputan khusus Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA891. “Alhamdulillah, hari ini kita kedatangan bulk vaccine untuk 10 juta dosis. Bulk vaccine ini adalah materi dasar vaksin yang nanti akan dibuat Bio Farma menjadi vaksin (siap pakai),” ujar Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono dalam keterangan pers virtual di Jakarta, Selasa. Kedatangan sepuluh juta dosis bahan baku vaksin ini merupakan kedatangan kelima setelah pada kedatangan sebelumnya pemerintah juga telah mendatangkan vaksin siap pakai maupun bahan baku vaksin. Pada kedatangan pertama dan kedua, pemerintah mendatangkan 1,2 juta dan 1,8 juta dosis vaksin siap pakai. Sedangkan untuk kedatangan ketiga dan keempat masing-masing terdiri dari 15 juta dan 10 juta dosis bahan baku vaksin. Dengan demikian, pemerintah telah mendatangkan 38 juta dosis vaksin yang berasal dari perusahaan Sinovac. Vaksin-vaksin tersebut akan digunakan untuk mendukung program vaksinasi massal secara gratis yang menargetkan 181,5 juta masyarakat. “Bertahap, nanti kemudian akan datang 185 juta vaksin yang berasal dari Sinovac,” kata Dante sebagaimana dilansir Antara. Bahan baku tersebut, sebagaimana bahan baku pada kedatangan ketiga dan keempat, selanjutnya akan diolah dan diproduksi lebih jauh oleh BUMN farmasi PT Bio Farma yang telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Vaksin Covid-19 produksi Sinovac tersebut sebelumnya juga telah menerima izin penggunaan darurat dari BPOM dan memperoleh fatwa halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dante mengatakan, selain mengadakan vaksin Covid-19 yang berasal dari Sinovac, pemerintah juga telah memperoleh komitmen pengadaan vaksin dari sejumlah perusahaan farmasi lainnya. Yakni AstraZeneca dari Inggris, Pfizer-BioNTech dari Jerman dan Amerika, serta Novavax dari Amerika. Semuanya akan digunakan dalam program vaksinasi pemerintah. “Semua vaksin tersebut akan memenuhi kebutuhan vaksinasi seluruh masyarakat Indonesia,” katanya.

Februari 2021, 4 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Siap Didistribusikan

JAKARTA, Jowonews- Empat juta dosis vaksin covid-19 sudah selesai diproduksi dan siap didistribusikan pada Februari 2021. “Sampai dengan Kamis (21/1), sudah ada empat juta dosis yang sudah selesai diproduksi. Status produk-produk itu sedang dalam tahap proses quality control, yang akan dikirimkan ke Badan POM untuk mendapatkan lot release agar dapat didistribusikan. Dan diperkirakan sampai dengan bulan Februari 2021 mendatang, akan siap sebanyak 4 juta dosis vaksin,” ujar Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir  dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (23/1). Ia mengemukakan bahwa Bio Farma telah menerima sebanyak 15 juta dosis bulk vaksin Covid-19 dari Sinovac, pada 12 Januari 2021 lalu. Kemudian Bio Farma meneruskan proses produksi dari bahan baku itu untuk menjadi final product. Secara total, Bio Farma akan menerima sebanyak 140 juta dosis bahan baku vaksin Sinovac yang akan diterima secara bertahap. Ia mengatakan hasil dari proses produksi bahan baku itu akan melengkapi pasokan vaksin Covid-19 dalam kemasan finish product sebanyak tiga juta dosis yang sudah diterima sebelumnya pada Desember 2020. “Kolaborasi antara Bio Farma dengan Sinovac melalui dua mekanisme. Yaitu impor dalam bentuk barang jadi atau finished product single dose yang diperuntukan front liner di Indonesia, dan impor dalam bentuk bulk atau konsentrat vaksin. Dari bulk ini, akan diproses lebih lanjut di Bio Farma di fasilitas fill and finish yang ada di Bio Farma,” papar Honesti sebagaimana dilansir Antara. Untuk pendistribusian vaksin, lanjut dia, grup Bio Farma bersama PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk sudah memiliki 48 cabang atau warehouse yang dapat dioptimalkan. “Dalam sisi teknologi, Bio Farma sudah menyiapkan digital solution yang bersifat end-to-end mulai dari pabrik produksi, proses distribusi dan sampai di tujuan akhir (fasilitas kesehatan). Dan proses pendistribusian Ini, dapat di monitor real time di Command Center Holding BUMN Farmasi,” katanya. Ia menyampaikan Indonesia membutuhkan vaksin Covid-19 sebanyak 181,5 juta, atau setara dengan 426 juta dosis. Untuk mengantisipasi kelangkaan pasokan vaksin Covid-19 dari produsen, disampaikan, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Permenkes Nomor HK.01.07/MENKES/12758/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksinasi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Dari Permenkes itu, suplai vaksin akan didapat dari hasil produksi PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, Pfizer Inc. and BioNTech dan Sinovac Life Sciences Co., Ltd dan Novovax. Tentunya keseluruhan vaksin Covid-19 tersebut, harus melaporkan hasil Uji Klinis 1 sampai dengan 3, dan mendapatkan EUA dari Badan POM.