Jowonews

BKKBN Jateng Gandeng IPKB untuk Sukseskan Program Keluarga Berencana

BKKBN Jateng

SEMARANG – Badan Kependudukan Keluarga Berencana (BKKBN) Perwakilan Jawa Tengah telah menghidupkan kembali Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) untuk periode 2024-2029. Keputusan ini diambil setelah musyawarah yang digelar di sebuah hotel di Semarang pada Rabu (20/3). Eka Sulistia Ediningsih, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, menyampaikan kebahagiannya atas aktivasi kembali IPKB. Dia berharap IPKB dapat memberikan kontribusi yang signifikan, terutama dalam mendukung dan mengimplementasikan program-program terkait penurunan stunting dan Program Bangga Kencana. “Selamat dan saya percaya IPKB Jateng akan memberikan kontribusi besar karena memiliki potensi yang kuat, tidak hanya dalam pemberitaan tetapi juga dalam advokasi penurunan stunting dan Program Bangga Kencana bersama dengan pihak lainnya,” ujarnya. Eka berharap bahwa IPKB yang baru dibentuk dapat segera mewujudkan rencana aksi yang telah disusun, bukan hanya sekadar melaporkan informasi, tetapi juga memberikan masukan dan sumbangan nyata terhadap program-program yang sedang berjalan. Dia juga berharap agar IPKB Jateng dapat berdiskusi langsung dengan Kepala BKKBN pusat dan Gubernur Jateng untuk menyampaikan laporan positif serta menunjukkan bahwa Jateng memiliki IPKB yang aktif. Struktur kepengurusan IPKB Jateng melibatkan beberapa tokoh penting, termasuk pelindung yang diwakili oleh Kepala BKKBN Provinsi Jawa Tengah dan pembina dari berbagai lembaga media seperti PWI, RRI, Satupena, dan ANTARA. Sementara itu, pengurus harian terdiri dari berbagai wartawan yang berasal dari media-media ternama di Jateng serta perwakilan dari BKKBN Jateng. (Antara)

Meski Pandemi, BKKBN Jateng Pastikan Pelayanan KB Tetap Jalan

SEMARANG, Jowonews.com – Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Tengah Martin Suanta memastikan pelayanan Program KB tetap berjalan saat pandemi COVID-19 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. “Zona merah atau hijau tetap pelayanan KB dilakukan, namun berbeda dengan kondisi normal. Akseptor bisa menghubungi bidan untuk janjian supaya tidak terjadi antrean panjang dan tidak ramai, untuk konsultasi bisa lewat ‘online’ atau media sosial,” katanya di Semarang, Rabu. Selain itu, sosialisasi dan edukasi mengenai Program KB dilakukan dengan memanfaatkan Mobil Unit Penerangan yang beroperasi di tiap kabupaten/kota di Jawa Tengah. “Kita juga membagi pil kondom supaya akseptor tidak putus. Pembagiannya ada yang lewat ojek ‘online’,” ujarnya. Untuk meningkatkan akseptor, lanjut dia, Jawa Tengah ikut menggenjot capaian Program KB Gratis Sejuta Akseptor, bahkan pelaksanaannya di provinsi ini melebihi target yakni mencapai lebih dari 173 ribu orang akseptor dari target 147.654 orang. Selain itu, di tingkat nasional, Program KB Gratis Sejuta Akseptor juga melebihi target dengan capaian 1,4 juta sehingga berhasil meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia. “Pencapaian skala nasional sangat membanggakan, begitu juga dengan di Jawa Tengah. Ini karena upaya Pak Ganjar (Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo) dengan program-programnya, PKK dan semua yang terlibat dalam pelaksanaan program ini,” katanya. Mengenai munculnya spekulasi masyarakat terhadap Program KB seperti mengakibatkan kegemukan badan dan sulit hamil lagi, BKKBN Jateng telah menyediakan aplikasi “Skata” yang bisa diunduh melalui Playstore. Ia menjelaskan berbagai informasi bisa diakses melalui aplikasi tersebut, termasuk mana yang fakta dan mana yang mitos terkait Program KB. “Masyarakat juga bisa berkonsultasi langsung dengan petugas KB yang tersebar di setiap kecamatan,” ujarnya. Yang jelas, kata dia, berencana itu keren karena mau memilih alat kontrasepsi yang hormonal atau tidak bisa dikonsultasikan dengan petugas BKKBN yang ada di kecamatan. (jwn5/ant)