Jowonews

BNPB: Tidak Mungkin Selter Pengungsi Andalkan Pemerintah

JAKARTA, Jowonews.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan penyediaan selter atau tempat penampungan sementara bagi korban bencana yang mengungsi di daerah tidak sepenuhnya mengandalkan dukungan pemerintah. “Penyediaan selter ini juga bisa kita harapkan menjadi salah satu upaya dari masyarakat yang mungkin saja lahannya merupakan lahan publik,” katanya di Jakarta, Senin. Ia mengatakan balai desa, masjid, gereja, dan pura yang berada di tepi pantai bisa difungsikan menjadi selter saat ada kejadian bencana mengingat keterbatasan kemampuan pemerintah untuk membangun tempat penampungan sementara pengungsi di seluruh daerah. “Apalagi jika melihat kebutuhan selter di sepanjang ratusan kilometer pantai barat Sumatera,” kata dia. Kawasan yang rawan menghadapi gempa dan tsunami seperti pantai selatan Pulau Jawa, bagian timur Indonesia termasuk Sulawesi, Maluku, Palu, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur juga luas. Pemerintah tidak mungkin bisa menyediakan tempat penampungan di seluruh wilayah tersebut. “Kalau sebanyak itu tentu tidak mungkin,” katanya. Oleh karena itu, BNPB menawarkan fasilitasi bagi lembaga/instansi maupun pendonor yang ingin membantu menyediakan selter di daerah rawan gempa dan tsunami. (jwn5/ant)

Masker N95 Milik Kimia Farma Habis Diambil BNPB

JAKARTA, Jowonews.com – PT Kimia Farma Tbk menyampaikan stok masker N95 di apotek pelat merah tersebut sudah habis karena akan diambil Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB untuk para petugas preventif di lokasi pintu-pintu masuk Indonesia dalam upaya mencegah penyebaran virus corona. “Kalau mau mencari produk masker N95 di apotek-apotek Kimia Farma sekarang kondisinya sudah tidak ada, karena sesuai keputusan pemerintah yang diwakili oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB semua masker N95 milik Kimia Farma akan diambil oleh BNPB,” ujar Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo di Jakarta, Rabu. Verdi mengatakan bahwa masker-masker tersebut untuk para petugas yang sedang menjalankan tugas preventif di 19 kota yang menjadi pintu gerbang masuk ke Indonesia dalam rangka mencegah penyebaran virus corona. Menurut dia, pemerintah sendiri tidak tinggal diam terhadap permasalahan habisnya stok masker. Sebenarnya yang menjadi permasalahan tidak hanya masker artinya pemerintah memikirkan secara keseluruhan yakni alat pelindung diri mulai dari ujung kepala hingga kaki, jadi perlengkapan ini yang dipersiapkan. “Kemarin BNPB juga mengundang beberapa industri swasta yang bisa membantu terkait hal ini, di mana mereka diminta oleh pemerintah untuk menyiapkan perlengkapan APD,” kata Verdi. Penjualan masker meningkat pesat akibat merebaknya wabah virus corona dan penularannya yang dapat melalui antar manusia. Menurut pedagang di Pasar Pramuka, Jakarta, penjualan masker mengalami peningkatan hingga tiga kali lipat dibanding hari biasa setelah wabah Virus corona, sementara untuk masker jenis N95 telah langka di pasaran. Sementara itu karyawan apotek di Makassar, Sulawesi Selatan mengaku penjualan masker di daerah tersebut meningkat hingga dua kali lipat setelah mewabahnya virus corona di sejumlah negara. (jwn5/ant)

Jateng Diganjar Penghargaan BNPB Sebagai Provinsi Aktif Tanggulangi Bencana

SEMARANG, Jowonews.com – Jawa Tengah meraih penghargaan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai provinsi yang dinilai berpartisipasi aktif dalam menanggulangi berbagai bencana alam selama 2019. Penghargaan diberikan oleh Kepala BNPB Letjen Doni Monardo kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana 2020 di Sentul, Bogor, Selasa. Menanggapi prestasi tersebut, Gubernur Ganjar mengatakan bahwa penghargaan tersebut akan semakin mendorong semangat para sukarelawan di Jateng untuk terus membantu dalam menanggulangi bencana alam, sekaligus menggalakkan pelaksanaan operasi kemanusiaan dalam setiap bencana. “Mungkin karena kawan-kawan di Jateng banyak yang berpartisipasi membantu. Ini mendorong kami semakin semangat, bekerja sama, menolong, dan melakukan operasi kemanusiaan. Selain itu, kami akan terus memperbaiki diri, kualitas, dan kompetensi sehingga kita bisa mengurangi risiko bencana yang ada,” katanya. Ganjar menyebutkan selama beberapa tahun terakhir, Jateng selalu terlibat dalam operasi kemanusiaan di berbagai daerah yang dilanda bencana dan hal itu akan terus dilakukan pada masa yang akan datang. “Akan kami lakukan terus karena ini bukan bicara Jateng bantu daerah lain, tapi ini adalah misi kemanusiaan yang tidak mengenal batas wilayah. Semua saudara yang sebingkai NKRI, ketika terjadi bencana maka semua harus menolong dengan segala kemampuan yang ada, kesukarelaan inilah yang akan kami dorong terus,” ujarnya. Selain Jawa Tengah, beberapa daerah lain dan kementerian serta lembaga juga mendapat penghargaan tersebut, antara lain Provinsi Aceh, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur, Gorontalo, Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara. (jwn5/ant)

Kepala BNPB Imbau Semua Daerah Ikuti Info BMKG

KUDUS, Jowonews.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau semua daerah di Tanah Air untuk mengikuti perkembangan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) agar lebih siap siaga ketika terjadi bencana alam, kata Kepala BNPB Doni Monardo. “Seandainya terjadi hujan cukup lebat, maka warga yang berada di daerah rawan bencana tentunya lebih aman untuk diungsikan sementara,” katanya ketika menghadiri acara penanaman pohon di Pegunungan Patiayam, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Rabu. Ia juga menyarankan masyarakat untuk mengikuti instruksi kepala desa yang meminta warganya mengungsi pada kondisi tertentu. Terutama, kata dia, warga yang rumahnya berada di dekat tebing-tebing, di tepi tebing, maupun di bawah tebing untuk mewaspadai bencana tanah longsor. “Antardaerah juga diminta untuk saling berkoordinasi untuk saling memberikan informasi. Jika hujan di hulu tinggi, maka di bagian hilir harus mengikuti perkembangan,” katanya. Ketika di bagian hilir tidak ada hujan, sedangkan di bagian hulu hujan lebar, katanya, maka harus terinformasikan dengan baik. Masyarakat juga disarankan untuk mengecek anak sungai serta susur sungai guna mendeteksi kemungkinan adanya anak sungai yang tersumbat sehingga ketika debit air meningkat berpotensi menimbulkan permasalahan, seperti air melimpas ke pemukiman warga. Ia mengingatkan bahwa hampir semua daerah di Indonesia memiliki potensi bencana alam, seperti banjir karena adanya alih fungsi lahan. “Hampir semua daerah di Indonesia juga mengalami banjir bandang dan tanah longsor selama dua tahun terakhir, sehingga semua harus waspada,” demikian Doni Monardo. (jwn5/ant)

BNPB Meminta BPBD Aktif Informasikan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem ke Warga

JAKARTA, Jowonews.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) seluruh Indonesia aktif menginformasikan peringatan dini cuaca ekstrem kepada masyarakat. “Melalui peringatan dini tersebut, warga dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo dalam rilis yang diterima di Jakarta pada Minggu. Peringatan dini diperlukan, ujar Agus, karena melihat hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mengenai kondisi dinamika atmosfer terkini masih ada potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan. Bahkan laporan BMKG hari Minggu (5/1) menunjukkan potensi hujan lebat di beberapa wilayah Indonesia masih terjadi untuk sepekan ke depan. Menurut BMKG, berkurangnya pola tekanan rendah di Belahan Bumi Utara (BBU) dan meningkatnya pola Tekanan Rendah di wilayah Belahan Bumi Selatan (BBS) mengindikasikan terjadinya peningkatan aktivitas Monsun Asia yang dapat menyebabkan penambahan massa udara basah di wilayah Indonesia. Di samping itu, meningkatnya pola tekanan rendah di BBS, di sekitar Australia, dapat membentuk pola konvergensi atau pertemuan massa udara dan belokan angin menjadi signifikan meningkatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia terutama di bagian selatan ekuator. Sementara itu, berdasarkan model prediksi, aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) fase basah diprediksikan mulai aktif di sekitar wilayah Indonesia selama periode sepekan ke depan. Menurut BMKG, kondisi tersebut dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan cukup signifikan di wilayah Indonesia. Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan potensi cuaca ekstrem dan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi di beberapa wilayah nusantara. Oleh karena itu, tegas Agus Semua pihak diimbau untuk waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi cuaca ekstrem sepekan ke depan. “BNPB mengimbau masyarakat agar waspada dan siap-siap apabila terjadi bencana banjir, longsor dan puting beliung. Amankan dokumen-dokumen penting, siapkan tas siaga bencana yang dapat dibawa secara cepat,” ujar dia. Isi tas siaga bencana dapat berupa makanan, minuman, pakaian, senter, peluit, radio, obat-obatan, dan lain sebagainya sesuai keperluan. BNPB juga mengimbau warga bergotong-royong membersihkan saluran air di rumah dan lingkungan, buang sampah pada tempatnya, pangkas pohon yang terlalu rimbun dan tanam pohon. (jwn5/ant)

Hari Ketiga, Banjir di Sejumlah Wilayah Jakarta Mulai Surut

JAKARTA, Jowonews.com – Memasuki hari ketiga setelah banjir, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengeluarkan peta sebaran wilayah yang sudah mulai surut sejak Jumat pagi di sejumlah titik wilayah Jakarta. Namun sebagian wilayah di Jakarta dan sekitarnya masih tergenang akibat banjir yang terjadi sejak Rabu (1/1). Menurut data BNPB, ketinggian banjir di beberapa lokasi sudah tidak setinggi seperti dua hari lalu. Laporan dari BPBD per 3 Januari pukul 14.30 WIB menunjukkan bahwa genangan air di DKI Jakarta sudah surut. Di wilayah Jakarta Pusat yang pada dua hari kemarin melanda wilayah Pasar Baru, Bendungan Hilir, dan Gunung Sahari sudah tidak menyisakan genangan. Namun di sebagian wilayah lainnya seperti Jakarta Timur misalnya masih tergenang air. Jika ketinggian air pada dua hari lalu mencapai 310 cm, kini menjadi 20-25 cm. Ketinggian air di wilayah Jakarta Barat kini mencapai 20-70 cm, sedangkan di Jakarta Selatan dan Jakarta Utara tinggi air bervariasi mulai dari 20-200 cm. Kini warga pun mulai kembali dan membersihkan rumah-rumahnya dan petugas mulai membersihkan jalan-jalan wilayah yang sudah surut. Rencananya, hari ini juga akan mulai dilakukan modifikasi cuaca untuk pengurangan curah hujan. (jwn5/ant)

BNPB: Korban Banjir Jabodetabek, Jabar, Banten Terkini 43 Jiwa

JAKARTA, Jowonews.com – Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan korban banjir Jabodetabek, Jawa Barat, dan Banten bertambah menjadi 43 jiwa. “Korban bertambah menjadi 43 jiwa menurut data hingga Jumat, pukul 09.00 WIB. Korban terbanyak akibat terseret arus banjir dan tertimbun tanah longsor,” kata dia dikutip dari portal resmi BNPB di Jakarta, Jumat. Agus mengatakan korban meninggal dunia terbanyak di Kabupaten Bogor 16 orang, disusul Kabupaten Lebak (8), Jakarta Timur (7), Kota Depok dan Kota Bekasi, masing-masing tiga orang, serta Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Kota Bogor, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kabupaten Bekasi, masing-masing satu orang. Selain terseret arus banjir sebanyak 17 orang dan tertimbun tanah longsor sembilan orang, korban jiwa juga terjadi karena tersengat arus listrik delapan orang dan hipotermia tiga orang. Sebanyak lima orang lainnya masih dalam pendataan dan satu orang dilaporkan masih hilang. Korban yang terseret arus banjir paling banyak berasal dari Kabupaten Bogor, 11 orang, Jakarta Timur (3), serta Jakarta Barat, Kota Bekasi, dan Kabupaten Lebak, masing-masing satu orang. Korban yang tertimbun tanah longsor berasal dari Kabupaten Lebak empat orang, Kota Depok (3), Kabupaten Bekasi, dan Kota Bogor, masing-masing satu orang. Korban yang tersengat arus listrik berasal dari Kabupaten Lebak dan Kota Bekasi, masing-masing dua orang serta Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan, masing-masing satu orang. (jwn5/ant)

Kepala BNPB Minta Pemda Tegas Ungsikan Warga di Sepanjang DAS

JAKARTA, Jowonews.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo meminta pemerintah daerah (pemda) untuk tegas memindahkan warga yang masih menempati rumah di sepanjang daerah aliran sungai (DAS). “Kami minta pemda untuk tegas memindahkan warga. Mulai dari bupati, camat hingga lurahnya turun tangan memindahkan warga,” katanya saat mendampingi Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy di pintu air Manggarai, Jakarta, Kamis. Dia menambahkan banyaknya korban jiwa akibat banjir juga diakibatkan ketidaktegasan pemda untuk mengevakuasi warganya yang berada di sepanjang aliran sungai. Hal itu, katanya, berbeda halnya dengan pemda yang tegas dan mengevakuasi warganya sehingga korban jiwa dapat diminimalisasi. “Kita juga harus mengingatkan seluruh masyarakat yang ada di sepanjang DAS karena sudah berulang kali BMKG mengingatkan curah hujan tinggi, maka kawasan itu harus dikosongkan,” katanya. Doni Monardo meminta pemda untuk tidak membiarkan masyarakat masih bertahan di daerah yang berada di sepanjang aliran sungai. Hal itu dikarenakan hujan bisa datang kapan saja dan tidak ada kesempatan untuk menyelamatkan diri. “Nah sebagian warga masih bertahan di rumah, karena takut harta bendanya dicuri dan sebagainya,” katanya. BNPB bekerja sama dengan pihak kepolisian dan TNI dalam melakukan pengamanan harta benda masyarakat yang tertimpa musibah banjir. “Kami juga menghimbau pada masyarakat bahwa nyawa lebih penting dari harta benda, karena harta benda bisa dicari lagi sementara nyawa tidak tergantikan,” katanya. Kepala BNPB bersama dengan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengunjungi pintu air Manggarai dan lokasi pengungsian di Kembangan Utara, Jakarta Barat. Menko PMK mengatakan pihaknya belum menetapkan status darurat bencana. Menurut Muhadjir hal itu tergantung kesiapan Pemprov DKI Jakarta. “Kalau tidak sanggup mungkin baru kita akan tetapkan status darurat bencana,” demikian Muhadjir Effendy. (jwn5/ant)