Jowonews

Polisi Ungkap Kasus Pembunuhan Seorang Bocah di Banjarnegara

BANJARNEGARA, Jowonews.com – Petugas Satuan Reserse Kepolisian Resor Banjarnegara, Jawa Tengah, berhasil mengungkap kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang pemuda berinisal K (34) terhadap bocah laki-laki berinisial MR (13) yang mayatnya ditemukan di kebun durian milik warga. Saat konferensi pers di Markas Polres Banjarnegara, Kamis, Kepala Polres Banjarnegara Ajun Komisaris Besar I.G.A. Dwi Perbawa Nugraha mengatakan selain membunuh, tersangka K juga melakukan pelecehan seksual terhadap MR. “Tersangka sudah merencanakannya pada hari Selasa (28/1) namun karena satu dan lain hal baru dilaksanakan Jumat (31/1),” katanya. Dalam hal ini, kata dia, tersangka K mengaku sudah lama memerhatikan aktivitas MR yang merupakan tetangganya sehingga timbul niat untuk menggarap korban. Oleh karena itu, tersangka mengajak korban untuk mencari durian di kebun milik warga yang jaraknya cukup jauh dari rumah. Sesampainya di kebun itu, tersangka mencekik leher korban dan melukai dengan pisau hingga meninggal dunia. Kendati demikian, Kapolres mengatakan pihaknya belum bisa memastikan apakah pelecehan seksual tersebut dilakukan tersangka setelah korban dibunuh, sehingga hal itu masih diselidiki lebih lanjut. “Kami masih terus mendalami kasus ini. Masih ada 120 hari lagi untuk melakukan pendalaman kasus ini,” katanya. Seperti diwartakan, korban berinisial MR (13), warga Desa Prigi, Kecamatan Sigaluh, Banjarnegara, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di kebun milik warga Dukuh Kenteng, Desa Prigi, pada Senin (3/2) malam, setelah dinyatakan hilang sejak hari Jumat (31/1). Saat itu, warga yang sedang mencari MR menemukan sepasang sandal warna merah tertutup rumput dan mencium bau busuk di kebun tersebut. Oleh karena penasaran, warga pun mencari sumber bau busuk tersebut hingga akhirnya menemukan sesosok mayat tertutup rumput yang diketahui merupakan jasad MR dengan mengenakan baju motif kotak-kotak warna merah dan celana pendek warna cokelat Mayat tersebut ditemukan dengan kondisi tertelungkup tertutup rumput. Warga pun segera melaporkan temuan tersebut ke Kantor Polsek Sigaluh. Petugas Polsek Sigaluh dan Polres Banjarnegara segera mendatangi lokasi penemuan untuk melakukan pengecekan dan mengevakuasi jenazah MR untuk dibawa ke RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, guna dilakukan autopsi karena pada leher korban ditemukan ada dua sayatan benda tajam, masing-masing sepanjang 7 centimeter dan 8 centimeter serta di sekitar lokasi juga ditemukan pisau “cutter’ dan gunting. Keesokan harinya, petugas Polsek Sigaluh mengamankan seorang pemuda berinisial K yang merupakan tetangga korban, Pemuda tersebut diduga sebagai pelaku karena yang bersangkutan pada hari Jumat (31/1) diketahui pergi bersama korban sebelum dinyatakan hilang. Setelah dilakukan pemeriksaan di Mapaolres Banjarnegara, polisi akhirnya menetapkan K sebagai tersangka kasus pembunuhan terhadap MR. (jwn5/ant)

Bocah yang Tenggelam di Sungai Sabrangan Jepara Ditemukan Tewas

JEPARA, Jowonews.com – Pencarian bocah kelas 4 SD yang tenggelam saat mandi bersama teman-temannya di Sungai Sabrangan, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, akhirnya membuahkan hasil setelah tim gabungan yang melakukan penyisiran pada Senin siang menemukan korban dalam kondisi meninggal. Menurut Kepala Pelaksana Harian BPBD Jepara Arwin Nor Isdiyanto di Jepara, Senin, korban tenggelam bernama Jefri Ahmad Fatir (11) warga Desa Buaran, Kecamatan Mayong, Jepara, ditemukan Senin (6/1) pukul 11.25 WIB. Lokasi ditemukannya korban, kata dia, berada di empat kilometer dari lokasi pertama korban tenggelam yang terletak di Desa Jatisari, Kecamatan Nalumsari, Jepara. Korban yang masih duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar Terpadu Manbaul Ulum tersebut, ditemukan di bibir sungai di antara sampah eceng gondok di bawah rumpun pohon bambu. Dalam pencarian korban, kata dia, melibatkan puluhan personel gabungan dari berbagai instansi terkait. Tenggalamnya korban, berawal ketika korban mandi bersama dua temannya pada Jumat (3/1) di Sungai Sabrangan. Saat kedua temannya selesai mandi, saat itulah korban diketahui tenggelam, namun peristiwa tersebut tidak dilaporkan segera. Pada Jumat (2/1) malam, kedua temannya itu baru melaporkan peristiwa tenggelamnya korban. Arwin mengingatkan kepada orang tua agar memantau anaknya ketika bermain di dekat sungai, mengingat kondisinya saat ini tengah musim hujan. “Dengan debit air sungai yang mulai meningkat, tentunya sangat rawan. Lebih baik dihindari bermain di sungai demi menjaga keselamatan jiwa,” ujarnya. (jwn5/ant)