Jowonews

Temanggung Tambah Desa Siaga Bencana

TEMANGGUNG, Jowonews Temanggung berencana menambah desa siaga dari 16 menjadi menjadi 20 di tahun 2021 ini. Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Temanggung Dwi Sukarmei di Temanggung, Selasa (26/1), empat desa tambahan yang menjadi sasaran program pembentukan desa siaga bencana tahun 2021 meliputi Desa Tegalrejo di Kecamatan Ngadirejo, Desa Caturanom di Kecamatan Parakan, Desa Losari di Kecamatan Tlogomulyo, dan Desa Tlahab di Kecamatan Kledung. “Salah satu kriteria pembentukan desa kesiapsiagaan bencana karena di desa tersebut sering terjadi bencana,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Ia menjelaskan bahwa pada tahun 2020 pemerintah daerah sebenarnya berencana membentuk tiga desa siaga bencana. Namun hanya bisa merealisasikan pembentukan satu desa siaga bencana karena ada perubahan pengalokasian anggaran. Menurut dia, pembentukan desa siaga bencana merupakan bagian dari upaya mitigasi untuk meminimalkan dampak bencana. Kabupaten Temanggung sering menghadapi bencana tanah longsor. Menurut data BPBD, pada tahun 2020 ada 117 kejadian tanah longsor di wilayah Kabupaten Temanggung. Wilayah kecamatan tercatat paling banyak mengalami bencana tanah longsor meliputi Kaloran (17 kejadian) dan Kecamatan Pringsurat (14 kejadian). Wilayah kecamatan yang lain rata-rata menghadapi tiga sampai lima kejadian tanah longsor.

Setiap Hari Tanah Longsor di Temanggung, Waspadalah!

TEMANGGUNG, Jowonews- Warga diimbau waspadai potensi bencana tanah longsor selama masa puncak musim hujan ini. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Temanggung Dwi Sukarmei di Temanggung, Jumat (15/1), mengatakan bahwa kejadian bencana tanah longsor cenderung meningkat sejak awal Januari. “Hampir setiap hari ada kejadian tanah longsor, bahkan bisa mencapai lima sampai enam kejadian dalam satu hari,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Sejak awal hingga pertengahan Januari 2021, menurut dia, ada sekitar 70 sampai 80 kejadian tanah longsor di wilayah Kabupaten Temanggung. Dwi mengimbau warga yang tinggal di daerah rawan longsor meningkatkan kewaspadaan, terutama saat hujan deras turun dalam waktu lama. Ia mengemukakan bahwa wilayah Temanggung berbukit-bukit sehingga tanah longsor rawan terjadi. Selama tahun 2020 Kabupaten Temanggung menghadapi 117 kejadian tanah longsor. Kejadian paling banyak di wilayah Kecamatan Kaloran (17 kejadian) disusul Kecamatan Pringsurat (14 kejadian). BPBD Temanggung, menurut Dwi, sudah mengajukan permintaan bantuan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk membangun konstruksi pencegah tanah longsor.

Temanggung Rawan Longsor!

TEMANGGUNG, Jowonews- Masyarakat Temanggung diminta waspada. Mayoritas wilayahnya yang berupa pegunungan dan perbukitan rawan bencana tanah longsor. Kepala Pelaksan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung Dwi Sukarmei mengatakan, di antara 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung ada tiga yang paling rawan menghadapi tanah longsor, yakni Kaloran, Kledung, dan Gemawang. “Sebenarnya hampir semua kecamatan di Temanggung rawan tanah longsor, tetapi ketiga kecamatan itu paling rawan dan sering terjadi tanah longsor,” katanya di Temanggung, Rabu (2/12). Menurut dia, hampir setiap tahun bencana tanah longsor terjadi di wilayah Kecamatan Kaloran, Kledung, dan Gemawang. “Berdasarkan data yang ada, tanah longsor di ketiga kecamatan itu 50 persen terjadi di lahan pertanian dan 50 persen terjadi di permukiman,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Dwi mengimbau warga yang tinggal di daerah rawan bencana tanah longsor meningkatkan kewaspadaan selama musim penghujan. “Kenali tanda-tandanya, kewaspadaan semakin ditingkatkan, jangan sampai teledor,” katanya. Hujan yang turun pada Selasa (1/12), menurut dia, menyebabkan tanah longsor di Dusun Pasang, Desa Pegergunung, Kecamatan Pringsurat; Dusun Tleter, Desa Tleter, Kecamatan Kaloran; dan Dusun Porot, Desa Getas, Kecamatan Kaloran. Bencana itu menyebabkan tiga rumah warga rusak ringan dan tidak sampai menimbulkan korban jiwa.