Jowonews

Mensos Pesan BST Jangan Digunakan Beli Rokok

TASIKMALAYA, Jowonews.com – Menteri Sosial Juliari P Batubara mengatakan Bantuan Sosial Tunai (BST) akan berlanjut hingga Desember mendatang untuk membantu perekonomian keluarga yang terdampak COVID-19, namun ia mengingatkan agar bantuan itu tidak digunakan membeli rokok. “Jangan dibelikan rokok ya. Rp300.000 untuk tambahan beli kebutuhan yang mendesak,” kata Mensos pada penyaluran BST di Kantor Pos Cabang Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat, Jumat. Mensos memastikan BST akan terus berlanjut hingga Desember, namun nilainya berkurang menjadi Rp300.000 dari sebelumnya Rp600.000 yang disalurkan selama tiga bulan sejak April-Juni. Menurut Mensos, jumlah BST dikurangi karena pemerintah menambah stimulus ekonomi, selain itu saat ini juga sudah memasuki normal baru sehingga masyarakat yang sebelumnya akibat pandemi dan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak bisa bekerja dan beraktivitas lainnya, bisa kembali beraktivitas seperti semula. “Kalau kemarin-kemarin tidak bisa bekerja, tidak ada pendapatan, tapi dengan penerapan normal baru aktivitas pelan-pelan mulai bisa kembali normal, jadi BST ini hanya tambahan saja,” katanya. Mensos meninjau penyaluran BST di Tasikmalaya Jawa Barat, sebelumnya bersama rombongan, Mensos juga meninjau kegiatan yang sama di Garut. BTS di Kabupaten Tasikmalaya dialokasikan sebanyak 32.251 keluarga penerima manfaat (KPM) dengan nilai bantuan sebesar Rp64.394.000.000. Sementara untuk Kota Tasikmalaya dialokasikan sebanyak 11.564 KPM dengan nilai bantuan sebesar Rp19.836.000.000. Pemerintah memberikan BST bagi sembilan juta warga terdampak COVID-19 di luar Jabodetabek sebagai jaring pengaman sosial. (jwn5/ant)

Mensos Targetkan Penyaluran BST Tembus 8,3 Juta KK Sebelum Lebaran

SOLO, Jowonews.com – Menteri Sosial Republik Indonesia Juliari P. Batubara mengatakan penyaluran bantuan sosial tunai (BST) secara bertahap kepada keluarga penerima manfaat (KPM) ditargetkan dapat mencapai 8,3 juta kepala keluarga (KK), hingga Sabtu (24/5). “Kami bersama PT Pos sepakat penyaluran BST ditargetkan bisa 8,3 juta KK hingga Sabtu (24/5), tetapi realisasinya hingga Kamis ini, sudah mencapai 5 juta KK,” kata Juliari, di sela memantau langsung penyaluran BST di Kantor Kelurahan Jagalan, Jebres, Solo, Jawa Tengah, Kamis. Personel PT Pos bekerja keras dari pagi hingga malam hari tidak hanya di kantor saja, tetapi juga di balai desa atau kantor kelurahan, seperti di Jagalan, Jebres, Solo, ini. Bahkan, kata Juliari, penyaluran BST juga digelar di tenda-tenda yang telah disiapkan untuk mempercepat prosesnya dalam rangka membantu masyarakat yang membutuhkan di tengah pandemi COVID-19. Mensos Juliari mengatakan pihaknya sebelumnya memantau langsung penyaluran BST di Kota Semarang ada tiga titik, yakni di Kantor Pos berjalan sangat tertib, dan sedikit ada kerumunan, tetapi masih terkendali. “Saya melihat penyaluran BST di Kantor Kelurahan Jagalan, Kota Solo, ini prosesnya berjalan tertib. Warga penerima saat ditanya mereka sangat bahagia mendapat perhatian oleh pemerintah atau presiden dalam kondisi yang sangat sulit tentunya di tengah pandemi COVID-19 seperti ini,” katanya. Juliari mengatakan soal data penerima BST tersebut dari pemerintah kabupaten dan kota, hasil dari verifikasi kemudian dikembalikan lagi ke daerah terkait untuk membagikan BST. “Pemda dari hasil verifikasi mengusulkan ke Kemensos kemudian diturunkan kembali ke daerah. Jika ada data ganda pemda akan memperbaiki,” ujarnya. Juliari menjelaskan penyaluran program BST tersebut merupakan inisiatif dari Presiden dan sebagai bentuk kehadiran negara pada saat pandemi COVID-19 yang mengubah hidup masyarakat. “Saya yakin ke depan masyarakat sudah terbiasa seperti ini, yakni mengenakan masker, membawa hand sanitizer, dan menjaga jarak akan menjadi pemandangan yang normal,” kata Juliari. Pihaknya yakin sesuatu kenormalan baru dengan bimbingan Wali Kota Surakarta sanggup mengatasi pandemi COVID-19 dengan sukses. “Kami yakin karena Bangsa Indonesia ini senang bergotong royong. Setiap muncul masalah dihadapi dengan gotong royong. COVID-19 ini juga musuh, tetapi tidak kelihatan kasat mata. Selama belum ketemu vaksinnya, gunakan masker, cuci tangan pakai sabun. COVID-19 ini masalah bersama,” kata Juliari. Pada acara tersebut selain Mensos, juga hadir Dirut PT Pos Gilarsi Wahju Setijono, Sekjen Kementerian Sosial Hartono Laras, Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo, Stas Khusus Kemensos Joko Sambodo, dan Wakil Wali Kota Surakarta Achmad Purnomo. Mensos selain memantau langsung penyaluran BST di Kantor Kelurahan Jagalan, juga sempat berdialog dengan beberap warga penerima. Surakarta dalam program BST tersebut setiap KK menerima senilai Rp600 ribu per bulan yang terbagi tiga tahap. Surakarta pagu BST 55.435 KK dan realisasi 51.686 kk. (jwn5/ant)

Wali Kota Jamin BST di Magelang Diterima Utuh Warga Terdampak COVID-19

MAGELANG, Jowonews.com – Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito memastikan bantuan sosial tunai diterima secara utuh oleh warga kurang mampu di daerah tersebut yang terdampak pandemi virus corona jenis baru (COVID-19). “Jangan sampai ada potongan, karena memang untuk rakyat, apalagi yang sedang menghadapi pandemi virus corona. Saya sudah instruksikan (jajarannya, red.) agar melayani rakyat sampai selesai,” katanya dalam keterangan tertulis diterima di Magelang, Jawa Tengah, Rabu. Secara simbolis Wali Kota Sigit menyalurkan BST dari Kementerian Sosial tersebut kepada perwakilan warga setempat di aula Kantor Kelurahan Potrobangsan, Kecamatan Magelang Utara, Selasa (19/5), antara lain dihadiri Kepala Dinas Sosial Kota Magelang Wulandari Wahyuningsing. Jumlah warga setempat yang menerima BST 7.795 keluarga penerima manfaat (KPM) yang masuk kategori masyarakat terdampak langsung pandemi virus, seperti korban pemutusan hubungan kerja (PHK) dan warga kurang mampu. Pihak pemkot setempat telah melakukan persiapan secara optimal untuk penyaluran BST tersebut agar lancar dan tepat sasaran. Ia juga memastikan bahwa penyaluran BST tertib dan lancar di tengah situasi pandemi virus, termasuk kesiapan PT Pos Indonesia Magelang sebagai instansi yang menyalurkan program tersebut. “Persiapan penyaluran BST di Kota Magelang sudah luar biasa. Harapan saya bantuan ini tepat sasaran. Ini membantu Jaring Pengaman Sosial (JPS) di Kota Magelang. Beberapa waktu lalu, kita juga sudah salurkan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS),” katanya. Kepala Dinsos Kota Magelang Wulandari Wahyuningsing menjelaskan BST untuk keluarga tidak mampu dan atau rentan terdampak COVID-19 dari risiko sosial. “BST ini agar masyarakat dapat membeli kebutuhan dasar pangan,” katanya. Setiap KPM menerima BST Rp600.000 per bulan selama tiga bulan ke depan. Kriteria penerima, antara lain KPM miskin bukan terdaftar dalam PKH (Program Keluarga Harapan), bukan penerima BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai), dan belum terdata sebagai penerima program bantuan mana pun. Sasarannya, katanya, memiliki anggota rentan terdampak COVID-19, korban PHK sehingga tidak bisa bekerja, dan warga Kota Magelang, sedangkan waktu penyaluran pada 19-21 Mei 2020 secara serentak di seluruh kantor kelurahan di Kota Magelang. Kota Magelang meliputi tiga kecamatan dan 17 kelurahan. Ia menjelaskan guna mengindari kesalahan sasaran maupun rangkap data maka penerima wajib membawa KTP (Kartu Tanda Penduduk) atau KK (kartu Keluarga) asli saat mengambil BST. “Begitu juga apabila diwakilkan, yang mengambil harus anggota keluarga yang tercantum pada KK asli. Penerima juga harus masuk daftar BST. Jadi tidak boleh menerima dobel,” katanya. Ia mengatakan proses penyaluran bantuan harus menerapkan protokol kesehatan, antara lain warga mengenakan masker dan melakukan kebijakan jaga jarak guna mencegah penularan virus. (jwn5/ant)

Jumlah Penerima BST di Pati Belum Sesuai Usulan

PATI, Jowonews.com – Jumlah penerima bantuan sosial tunai (BST) di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yang berjumlah 12.405 keluarga belum sesuai usulan pemerintah daerah setempat sehingga diharapkan masih ada tambahan keluarga yang akan mendapatkan bantuan tersebut. “Usulan sebelumnya, ada sebanyak 29.000 keluarga yang diharapkan bisa mendapatkan BST dari pemerintah pusat,” kata Bupati Pati Haryanto di sela-sela penyerahan BST tahap pertama secara simbolis di Kantor Pos Cabang Pati, Rabu. Dengan usulan sebanyak 29.000 keluarga, kata dia, setidaknya bisa meringankan beban pemerintah desa serta pemerintah daerah dalam rangka penanganan pandemi penyakit virus corona jenis baru (COVID-19). Bantuan untuk masyarakat Pati, kata Haryanto, bermacam-macam, mulai dari program keluarga harapan (PKH), bantuan pangan non-tunai (BPNT) , BST, bantuan langsung tunai (BLT) Desa, dan BLT Pemda. Bantuan tersebut, lanjut dia, untuk mengatasi dampak dari corona, sedangkan BST kali ini diberikan untuk bulan April 2020, namun pencairannya bulan ini karena sebelumnya ada verifikasi data. BST tahap pertama, kata dia, keluarga penerima manfaat mendapatkan dana bantuan Rp600 ribu per bulan. “Masing-masing penerima manfaat akan mendapatkan BST untuk tiga bulan,” ujarnya. Terkait data penerima bantuan, ia mengingatkan masing-masing pemerintah desa untuk dimusyawarahkan di tingkat desa. “Kami memastikan memang ada data yang tidak sesuai karena sesuai data lapangan, sebenarnya tidak layak dapat, tetapi kenyataan justru dapat bantuan,” ujarnya. Bagi masyarakat miskin atau terdampak COVID-19 yang belum mendapatkan BST, kata dia, akan diusulkan mendapatkan bantuan dari Dana Desa maupun dari APBD Pati. Untuk itu, lanjut dia, prosesnya agak lambat karena berupaya agar tidak ada tumpang tindih dalam pendistribusian bantuan. (jwn5/ant)

Puluhan Ribu KK di Boyolali Terima BST Tahap Pertama Kemensos

BOYOLALI, Jowonews.com – Ribuan masyarakat di Kabupaten Boyolali yang terdampak pandemi COVID-19 mulai menerima tahap pertama Bantuan Sosial Tunai (BST) dari Kementerian Sosial (Kemensos) melalui Kantor Pos dan bank setempat. “BST tahap pertama bulan April dari Kemensos sudah dapat dicairkan melalui Bank dan Kantor Pos setempat,” kata Kepala Dinas Sosial Kabupaten Boyolali, Ahmad Gojali, di Boyolali, Rabu. Menurut Ahmad Gojali setiap warga penerima BST di Boyolali tahap pertama mendapatkan Rp600 ribu per bulan, dan mereka bakal menerima selama tiga bulan yakni April, Mei, dan Juni. Ahmad Gojali menjelaskan BST tahap pertama melalui Kantor Pos sebanyak 29.607 penerima atau kepala keluarga (KK). Namun, jumlah itu, kemudian berkembang dan bertambah 900 penerima atau KK. Pada awalnya data dari Kemensos warga yang menerima BST sebanyak 29.607 KK, tetapi kemudian ada tambahan lagi dari sekitar 900-an KK. Warga penerima BST selain mendapatkan uang tunai senilai Rp600 ribu per bulan, mereka juga menerima bantuan paket sembako dari Pemprov Jawa Tengah dan Pemkab Boyolali yang masing-masing senilai Rp200 ribu per KK. Bantuan dibagikan serentak di Boyolali, sedangkan bantuan dari kabupaten sudah dilaksanakan sejak Selasa (12/5). Boyolali harus menunggu kepastian pencairan dari Pemerintah Pusat terlebih dahulu. “Bantuan paket sembako baik Pemkab maupun Pemprov itu, sebenarnya akan disalurkan sebelum Lebaran,” kata Ahmad Gojali. Dia mengatakan berdasarkan data penerima BST dari Kemensos sebanyak 35.000 KK. Kemudian ada tambahan data dari Dinsos Boyolali 12.944 ribu penerima BST, sehingga totalnya penerima BST dari Kemensos Pusat di Boyolali sebanyak 47.955 KK. Joko Suseno (24) salah satu penerima BST merasa senang dan dapat meringankan beban keluarganya menjelang Lebaran ini. Apalagi, selama pandemi COVID-19 di Boyolali, ia yang bekerja sebagai pedagang snack, omzet penjualan menurun dratis. “Bantuan dari Pemerintah sangat bermanfaat sekali untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama pandemi COVID-19,” kata Joko. (jwn5/ant)