Jowonews

Varian Delta Melonjak di Kudus

KUDUS, Jowonews- Varian Covid-19 India atau delta melonjak di Kudus. Sebanyak 34 sampel genome pasien corona yang diperiksa di laboratorium dinyatakan positip varian delta sehingga menambah jumlah kasusnya menjadi 62 dari sebelumnya 28. “Genome pasien Covid-19 yang diambil sebelumnya sebanyak 34 sampel dan hasilnya 28 sampel diantaranya dinyatakan terpapar virus varian delta. Sedangkan terbaru dari 34 sampel semuanya dinyatakan terpapar virus varian delta,” kata Bupati Kudus Hartopo di Kudus, Jumat (18/6). Ia mengungkapkan sampel awal sebanyak 28 sampel diambil dari Rumah Sakit Umum Daerah Loekmono Hadi Kudus. Kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus mengambil 34 sampel lagi untuk diuji di laboratorium Whole Genome Sequencing (WGS) pada tanggal 20 Mei 2021. Hanya saja, kata dia, Pemkab Kudus belum menerima data lengkap dari 34 spesimen Covid-19 yang diuji di laboratorium WGS tersebut. “Jika sudah ada laporannya, kami bisa melakukan pelacakan terhadap pasien, pernah ke mana saja dan kontak dengan siapa saja,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Ia mengaku heran kenapa ada varian delta di Kudus, mengingat jauh dari pelabuhan maupun bandara. Apakah memang ada warga Kudus yang pernah kontak dengan saudaranya yang baru pulang dari India atau pernah melakukan pelayaran ke beberapa negara. “Kudus dianggap sebagai ‘tersangka’ juga masih tanda tanya. Ini sebetulnya yang jadi tersangka terlebih dahulu siapa, apa memang Kudus yang melonjaknya lebih awal, sehingga tesnya diambil dulu, sedangkan daerah lain belum atau bagaimana?,” ujarnya. Meskipun demikian, kata dia, tidak perlu mempersoalkan hal itu, karena fokus utama saat ini upaya penanganan agar lebih maksimal, sehingga kasus Covid-19 bisa ditekan.

Gubernur Diminta Dampingi Ekstra Bupati Kudus

SEMARANG, Jowonews- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan pendampingan ekstra kepada Bupati Kudus Hartopo dalam menangani lonjakan kasus Covid-19. “Saya minta Pak Ganjar membantu, beliau kan pembina jadi bisa mendukung Bupati Kudus kalau tekanannya terlalu banyak, kadang-kadang Bupati pusing mesti ‘ngapain’, tapi kalau ada kakaknya, maka dia tenang. Sebagai kakak, Pak Gub bisa membantu back up,” kata Menkes saat menemui Gubernur Ganjar Pranowo di rumah dinas Gubernur Jateng di Semarang, Sabtu (6/5). Berdasarkan hasil pantauan, Menkes menyatakan banyak sekali ketidaksiapan Pemkab Kudus dalam menangani lonjakan kasus Covid-19. Selain itu, Menkes juga mengatakan ada beberapa hal yang mesti dibenahi di Kabupaten Kudus. Diantaranya tekanan di rumah sakit Kudus harus dikurangi dengan cara pasien Covid-19 yang kondisinya berat dirujuk ke Kota Semarang.“Selain itu, untuk yang positif Covid-19, namun OTG, maka harus diisolasi terpusat. Protokol kesehatan juga harus ditingkatkan, Bupati harus sering edukasi soal ini,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Para tenaga kesehatan, lanjut Menkes, juga harus diberikan penanganan untuk menanggulangi penularan di rumah dan diminta sementara tinggal di tempat khusus seperti hotel atau asrama. “Kami juga sudah bantu dengan menambah tenaga kesehatan. Dokter dan perawat sudah kami tambah, dengan total 38 dokter dan 70 perawat. Nanti kami carikan tambahan dari sini (Jateng), termasuk yang dari rumah sakit swasta,” katanya. Menkes juga mengaku sudah mengirimkan 50.000 antigen ke Kabupaten Kudus untuk mempercepat testing dan tracing, termasuk mobil untuk tes PCR dari Yogyakarta juga sudah dikirimkan. “Saya minta tracing dan testing ditingkatkan, tapi kalau sudah positif jangan isolasi di rumah atau di rumah sakit dan ditungguin. Siapkan tempat isolasi terpusat agar tidak menyebar. Saya juga sudah kirim 50.000 vaksin ke Kudus dan daerah penyangga sekitarnya juga akan kami tambah jatah vaksinnya. Dengan cara-cara ini, Insha Allah bisa dikendalikan,” ujarnya. Isolasi Terpusat Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan ada dua hal yang disampaikan Menkes dalam pertemuan dengannya yakni yang pertama terkait penanganan medis yang saat ini disampaikan Menkes sudah tertangani semuanya. “Kedua secara politis, nah ini tugas saya melakukan pembinaan pada Bupati Kudus. Maka saya minta Bupati Kudus gak perlu ragu. Kalau harus melakukan tindakan tertentu, lakukan saja, kalau ada kompetensi yang kurang, segera cari agar keputusan bisa cepat dan semua berjalan,” tegasnya. Ganjar juga meminta Bupati Kudus segera membuat tempat isolasi terpusat dan masyarakat yang OTG harus dimasukkan ke tempat isolasi terpusat itu. “Kalau tidak ada tempatnya, kirim ke Semarang. Kami punya beberapa tempat isolasi terpusat atau kalau mau ke Asrama Haji Donohudan, di sana juga ada. Sekarang yang penting Bupati perintahkan itu, maka semua bisa berjalan,” katanya. Ganjar juga mengajak masyarakat Kudus untuk membantu penanganan Covid-19, termasuk sejumlah daerah penyangga agar saling mendukung, termasuk TNI/Polri diminta siaga. “Semuanya sudah diberikan, maka sekarang tinggal keputusan-keputusan dari Bupati. Kami akan terus dampingi, bahkan saya punya tim yang mulai hari ini ‘ngantor’ di Kudus. Kami dampingi dan advokasi, biar semuanya semangat kembali,” ujarnya.*

Pemkab Kudus Ancam Bubarkan Kerumunan di Pusat Perbelanjaan

KUDUS, Jowonews- Pemerintah Kabupaten Kudus mengancam akan membubarkan pengunjung pusat perbelanjaan yang melampaui kapasitas yang ditetapkan dalam upaya menekan penyebaran Covid-19 di daerah itu. “Kami sudah memperingatkan semua pengelola pusat perbelanjaan agar mematuhi protokol kesehatan, termasuk membatasi jumlah pengunjungnya. Tindakan kami tegas, kerumunan di Mall Ramayana Kudus pada Minggu (2/5) malam langsung saya bubarkan karena melampaui kapasitas pengunjungnya,” kata Bupati Kudus Hartopo di Kudus, Senin (3/5). Padahal, kata dia, saat itu belum saatnya tutup. Namun karena pengunjungnya berjubel dan melampaui kapasitas yang seharusnya dipatuhi sebesar 50 persen dari total kapasitas, akhirnya diminta bubar. Ia juga mengingatkan jika masih terjadi pelanggaran serupa, maka izin usahanya juga akan dicabut. Hal itu, berlaku untuk pusat perbelanjaan yang lainnya untuk tetap mematuhi protokol kesehatan karena saat ini masih masa pandemi Covid-19 dan harus ada petugas jaga. “Jangan sampai kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus saat lebaran nanti justru melonjak. Kami sudah memberikan kelonggaran kepada pelaku usaha, tetapi protokol kesehatannya tetap harus dipatuhi,” ujarnya sebagaiman dilansir Antara. Kerumunan lain yang dibubarkan, yakni di kawasan Alun-alun Kudus karena mencapai ribuan orang berkerumun di kawasan alun-alun tersebut. Nantinya di kawasan Alun-alun Kudus harus bersih dari kendaraan yang parkir karena yang boleh parkir hanya saat shalat tarawih di Masjid Agung. Selebihnya harus steril dari kendaraan parkir karena pemicu kerumunan tersedianya tempat parkir tersebut. Pemkab Kudus juga akan menggandeng kepolisian dalam membubarkan kerumunan yang terjadi di tempat-tempat umum, mulai dari pusat perbelanjaan, alun-alun dan kawasan Balai Jagong Kudus.