Jowonews

Sembilan Buruh Tani di Demak Tersambar Petir, Empat Meninggal

DEMAK, Jowonews.com – Sebanyak empat buruh tani di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, meninggal akibat tersambar petir ketika mereka tengah memanen tanaman padi bersama buruh tani lainnya di areal sawah di Kecamatan Karanganyar, Demak, Minggu. Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak Agus Nugroho membenarkan peristiwa tersebut hingga mengakibatkan empat orang meninggal dunia. Keempat korban meninggal dunia, yakni Sunirah (55), Sunikah (40), Supriyadi (35) dan Suyanto (45) yang semuanya merupakan warga Desa Ngaluran, Kecamatan Karanganyar, Demak. Adapun kronologis kejadian, katanya, berawal ketika korban bersama lima buruh tani lainnya tengah bekerja di sawah milik Habib untuk memanen tanaman padi di Desa Ngaluran pada Minggu (29/3). Sekitar pukul 12.15 WIB, lokasi setempat tengah hujan deras yang disertai dengan petir. “Kilatan petir menyambar para buruh tani yang sedang bekerja tersebut sehingga mengakibatkan korban meninggal maupun luka,” ujarnya. Jumlah korban meninggal tercatat ada empat orang, sedangkan korban luka sebanyak lima orang yang juga warga desa setempat. Kelima korban luka tersebut, yakni Sunoto (50), Sulastri (40), Sulaedah (45), Sulasmi (57), dan Kartini (40). Ia mengimbau ketika turun hujan yang disertai petir, sebaiknya menyelamatkan diri di tempat yang aman guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Masyarakat yang tengah beraktivitas di areal terbuka, sebaiknya mencari tempat berlindung yang aman dan tidak dianjurkan berteduh di bawah pohon. Jika ada bangunan, sebaiknya berlidung di dalam ruangan, mengatur jarak dengan orang di sekitar, serta jangan lupa menggunakan alas kaki. Saat terjadi petir, juga disarankan untuk menjauh dari air untuk menjaga keselamatan diri. (jwn5/ant)

Januari 2020, Upah Nominal Harian Buruh Tani Naik 0,59%

JAKARTA, Jowonews.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat upah nominal harian buruh tani nasional pada Januari 2020 naik sebesar 0,59 persen dibanding upah buruh tani Desember 2019, namun upah riil buruh tani mengalami penurunan. “Upah nominal harian buruh tani nasional pada Januari 2020 naik sebesar 0,59 persen dibanding upah buruh tani Desember 2019, yaitu dari Rp54.723,00 menjadi Rp55.046,00 per hari. Sementara itu, upah riil buruh tani mengalami penurunan sebesar 0,29 persen,” ujar Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Senin. Sedangkan, upah nominal harian buruh bangunan (tukang bukan mandor) pada Januari 2020 naik 0,34 persen dibanding upah Desember 2019, yaitu dari Rp89.179 menjadi Rp89.478 per hari. Upah riil mengalami penurunan sebesar 0,05 persen. untuk rata-rata upah nominal buruh potong rambut pada Januari 2020 dibanding Desember 2019 mengalami kenaikan sebesar 0,34 persen , yaitu dari Rp28.415 menjadi Rp28.510. Upah riil Januari 2020 dibanding Desember 2019 turun sebesar 0,05 persen, yaitu dari Rp27.341 menjadi Rp27.327. Kemudian, rata-rata upah nominal asisten rumah tangga pada Januari 2020 dibanding Desember 2019 mengalami kenaikan sebesar 0,01 persen, yaitu dari Rp419.298 menjadi Rp419.319. Upah riil Januari 2020 dibanding Desember 2019 turun sebesar 0,38 persen, yaitu dari Rp403.443 menjadi Rp401.916. Diketahui, upah nominal buruh/pekerja adalah rata-rata upah harian yang diterima buruh sebagai balas jasa pekerjaan yang telah dilakukan. “Upah riil buruh/pekerja menggambarkan daya beli dari pendapatan/upah yang diterima buruh/pekerja,” papar Suhariyanto. Sedangkan, Upah riil buruh tani adalah perbandingan antara upah nominal buruh tani dengan indeks konsumsi rumah tangga perdesaan, sedangkan upah riil buruh bangunan adalah perbandingan upah nominal buruh bangunan terhadap indeks harga konsumen perkotaan. (jwn5/ant)