Jowonews

Menyelami Pesona Arsitektur Candi Jago di Malang

Menyelami Pesona Arsitektur Candi Jago di Malang

MALANG – Indonesia memang memiliki banyak candi dengan arsitektur yang indah. Tidak hanya candi-candi besar seperti Borobudur atau Prambanan yang memiliki relief dan bentuk yang menakjubkan, tetapi juga terdapat candi-candi kecil yang menarik perhatian. Salah satunya adalah Candi Jago yang memiliki keunikan tersendiri. Candi Jago terletak di Dusun Jago, Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Jaraknya sekitar 22 kilometer dari Kota Malang. Candi ini dibangun pada abad ke-13 saat Kerajaan Singasari berjaya. Fungsinya adalah sebagai penghormatan kepada Sri Jaya Wisnuwardhana, pemimpin ketiga dari kerajaan tersebut. Tidak diketahui dengan pasti kapan candi ini ditemukan atau siapa yang menemukannya. Namun, Candi Jago telah dicatat dalam buku History of Java yang ditulis oleh Stamford Raffles. Bahkan, pada tahun 1854, R.H.T Friederich telah melakukan penelitian terhadap candi ini. Candi Jago tidak hanya memiliki keindahan arsitektur dengan bentuk punden berundak, tetapi juga memiliki banyak relief istimewa. Salah satu yang menarik perhatian adalah kirtimuka atau kirtimukha dengan pahatan yang spektakuler. Kirtimuka adalah mahluk mitologi yang sering ditemui dalam bangunan-bangunan klasik Hindu dan Buddha di Nepal, India, dan Asia Tenggara. Dalam bahasa Sanskerta, kirtimuka berarti “muka yang megah”. Namun, dalam realitasnya, kirtimuka sering digambarkan sebagai wajah monster yang menyeramkan dengan mulut menganga dan taring panjang. Dalam mitologi Hindu, kirtimuka mulai dikenal dalam perseteruan antara Dewa Siwa dengan Raja Asura Jalandara. Konon, Jalandara mendapatkan kesaktian setelah melakukan tapa brata dan menjadi sombong. Dia bahkan menantang Siwa dengan memerintahkan Rahu untuk membuat gerhana bulan. Jalandara juga meminta Parwati, pasangan Siwa, untuk menjadi pasangannya. Siwa membalas tantangan ini dengan menciptakan monster mirip singa dari ketiga mata saktinya. Rahu ketakutan dan meminta maaf kepada Siwa. Meskipun Siwa telah memberikan maaf, monster tersebut terus merengek meminta makanan. Siwa yang bijaksana memerintahkan monster tersebut untuk memakan dagingnya sendiri hingga tersisa hanya kepalanya. Kepala monster tersebut kemudian diberi nama Kirtimuka oleh Siwa dan dianggap sebagai lambang keberadaan Siwa di setiap pintu masuk kuil Siwa. Kirtimuka yang ada di Candi Jago juga menampilkan wajah monster tanpa badan. Bentuk kepalanya yang menyeramkan sekaligus indah menjadi salah satu daya tarik utama dari Candi Jago.