Jowonews

WHO Resmi Nyatakan Virus Corona Sebagai Pandemi

JENEWA, Jowonews.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rabu (11/3), menyatakan virus corona baru sebagai pandemi,  yang berarti wabah itu menyebar luas ke seluruh dunia.  Badan PBB itu menambahkan bahwa Italia dan Iran kini berada di garis depan penyakit tersebut, dan sejumlah negara lainnya akan menyusul. “Kami sangat khawatir baik dengan tingkat penyebaran dan keparahan maupun tingkat kelambanan untuk menangani virus corona. Dengan demikian kami menilai bahwa COVID-19 dapat diketegorikan sebagai pandemik,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus saat konferensi pers, Rabu. Ia mendesak masyarakat dunia agar menggandakan upaya untuk membendung wabah tersebut. Langkah agresif, katanya, masih mampu berperan besar dalam membatasi pandemi.  Kepala program kedaruratan WHO, Mike Ryan, menyebutkan situasi di Iran “sangat serius” dan badan tersebut ingin melihat pengawasan yang lebih serta pengobatan ekstra bagi mereka yang terdampak. Virus corona, yang pertama kali muncul di China pada Desember, meluas ke seluruh dunia hingga menghentikan kegiatan industri, menunda penerbangan di berbagai negara, menutup sekolah serta memaksa penundaan pertandingan olahraga serta sejumlah konser musik. WHO menyatakan darurat kesehatan masyarakat, yang menjadi kekhawatiran internasional, sebagai “tingkat peringatan tertinggi” pada 30 Januari ketika terdapat kurang dari 100 kasus COVID-19 di luar China dan delapan kasus penularan antarmanusia. Kini virus tersebut telah menginfeksi 118.000 orang di 114 negara dan telah menelan 4.291 korban jiwa, dengan perkiraan jumlah tersebut akan terus meningkat, kata Tedros. WHO tak lagi memiliki kategori untuk menyatakan pandemi, kecuali influenza. (jwn5/ant)

Pasien Positif COVID-19 di Indonesia Bertambah Lagi Tujuh Orang

JAKARTA, Jowonews.com – Pasien positif terinfeksi virus corona jenis baru (COVID-19) di Indonesia bertambah tujuh orang dengan mayoritas merupakan imported case atau terinfeksi di luar negeri, kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto. “Per Rabu sore ini bertambah tujuh pasien, dengan kondisi rata-rata sakit ringan ke sedang. Kecuali pasien nomor 29 dan 30 yang sakit sedang. Dan semuanya adalah Imported case,” kata Yurianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu. Dia menjelaskan, tujuh pasien positif corona tersebut diidentifikasi sebagai pasien 28, hingga pasien 34. Namun dari perkembangan terbaru pada Rabu, pasien nomor 25 telah meninggal dunia, sedangkan pasien nomor 06 dan 14 dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang untuk menjalani karantina di rumah masing-masing. Dengan demikian, total 31 pasien positif masih menjalani isolasi di rumah sakit. Yuri mengatakan ketujuh pasien positif baru ini adalah seluruhnya Warga Negara Indonesia. Dia merincikan tujuh pasien positif baru COVID-19 yaitu, Pasien 28, laki-laki berusia 37 tahun dengan kondisi sakit ringan-sedang. Pasien 29, laki laki berusia 51 tahun, dengan kondisi sakit sedang. Pasien 30, laki laki berusia 84 tahun, dengan kondisi sakit sedang. Lalu Pasien 31, perempuan berusia 48 tahun, dengan kondisi sakit ringan-sedang. Pasien 32, laki laki berusia 45 tahun, dengan kondisi sakit ringan-sedang. Pasien 33, laki-laki berusia 29 tahun, dengan kondisi sakit ringan-sedang serta Pasien 34, laki-laki berusia 42 tahun, dengan kondisi sakit ringan-sedang. (jwn5/ant)

Antisipasi Kekurangan, Dinkes Jateng Minta Tambahan Puluhan Ribu APD

SEMARANG, Jowonews.com – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah mengajukan penambahan puluhan ribu alat pelindung diri (APD) kesehatan ke pemerintah pusat untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan pada penanganan medis pasien yang diduga terinfeksi virus Corona jenis baru (COVID-19). “Kebutuhan APD kami banyak sekali, jumlah yang kami ajukan puluhan ribu, sudah saya tandatangani dan kirimkan kebutuhan APD se-Jateng, mulai dari penutup kepala, kacamata, masker N95, sepatu ‘boots’, sarung tangan panjang, dan jubah,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo di Semarang, Selasa. Ia mengungkapkan saat ini ketersediaan APD di rumah sakit se-Jateng sudah ada yang menipis dan ada yang masih mencukupi untuk beberapa waktu ke depan. Menurut dia, banyaknya kebutuhan di Jateng itu karena APD yang digunakan oleh tenaga medis bersifat sekali pakai. “APD yang digunakan itu ‘single use’, jadi seorang tenaga medis tiap masuk ke ruang perawatan pasien dalam pemantauan (PDP) menggunakan APD dan tiap keluar harus diganti sehingga sehari kami bisa butuh 20 set APD lengkap full body,” ujarnya. Guna mengantisipasi terjadinya kekurangan APD, rumah sakit-rumah sakit yang ketersediaan APD-nya menipis agar merujuk pasien yang bersangkutan ke rumah sakit yang fasilitasnya lebih lengkap, seperti RSUP dr. Kariadi Semarang dan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo mengatakan dari 13 rumah sakit di Jateng yang ditunjuk menjadi rujukan penanganan pasien terduga COVID-19, ada yang ketersediaan APD-nya cukup untuk satu bulan ke depan, tapi ada juga yang stoknya tinggal seminggu. “Oleh karena itu, usulan ke pusat ini bisa segera turun, harapannya kurang dari satu minggu sudah ada (realisasi pengadaan APD, red),” katanya. (jwn5/ant)

Bertambah Lagi, Pasien Positif Corona di Indonesia Total 27 Orang

JAKARTA, Jowonews.com – Pasien yang terkonfirmasi positif terpapar virus corona jenis baru di Indonesia bertambah delapan orang dari sebelumnya 19, sehingga tercatat total 27 orang positif COVID-19. “Kemarin kita sudah mengumumkan pasien kode 01-19, dan ada penambahan delapan pasien,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes sekaligus juru bicara penanganan COVID-19 Achmad Yurianto di kantor presiden di Jakarta, Selasa. Yurianto merincikan kode pasien yang terkonfirmasi positif yaitu pasien kasus 20, perempuan berusia 70 tahun, WNI, bagian dari ‘tracing’ subklaster Jakarta, Pasien kasus 21, perempuan, 47 tahun, WNI, bagian dari “tracing” subklaster Jakarta, lalu pasien kasus 22, perempuan, 36 tahun, WNI, imported case(terkena di luar negeri). “Pasien 23, perempuan, 73 tahun, WNI, imported case, kondisinya saat ini sedang menggunakan ventilator karena faktor komorbid cukup banyak kondisi stabil,” ungkap Yurianto. Pasien kasus 24, laki-laki, 46 tahun, WNI, imported case. Pasien kasus 25, perempuan, 53 tahun, WNA, imported case, saat ini dalam kondisi stabil. Selanjutnya, pasien kasus 26, laki-laki, 46 tahun, WNA, stabil, imported case. “Pasien kasus 27, laki-laki, 33 tahun, WNI, kondisi stabil, kami menduga ini local transmission yang sedang kami ‘tracking’, bukan impor dan belum jelas bagian dan klaster yang lain,” ungkap Yurianto. (jwn5/ant)

Kominfo Deteksi 187 Hoaks Soal Virus Corona

JAKARTA, Jowonews.com – Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengatakan hingga Selasa (10/3) pagi, hoaks atau berita bohong dengan topik virus corona atau COVID-19 di Indonesia terdeteksi sebanyak 187. “Ada 187 hoaks, itu hasil monitoring dari cyber drone Kominfo. Hingga pagi ini ada 187 hoaks,” ujar Johnny di Kantor Dewan Pers, Jakarta, Selasa. Setelah mendeteksi hoaks tersebut, Kominfo meminta platform media sosial untuk melakukan take down konten hoaks di antaranya yang terdapat di Facebook, Twitter, Instagram. Ia mengatakan sebagian konten hoaks telah dilakukan take down oleh platform, meski masih terdapat konten yang dapat diakses masyarakat. Selain berkomunikasi dengan platform, Johnny mengatakan Kominfo juga telah menyurati Polri untuk penegakan hukum pembuat dan penyebar hoaks yang meresahkan masyarakat itu. Sementara untuk pencegahan penyebaran hoaks terkait COVID-19, Kominfo melakukan edukasi dan literasi digital kepada masyarakat menyangkut kerugian dari hoaks. “Pencegahan ini terkait sikap dan cara berpikir masyarakat, maka pencegahan harus dilakukan dalam program yaNg multidisiplin kementerian dan lembaga, yaitu edukasi,” kata dia. Berdasarkan data Kominfo, hoaks tertinggi terdapat pada periode 27 Januari hingga 2 Februari dengan 42 temuan berita bohong menyusul maraknya pemberitaan awal terkait virus corona yang mewabah di Wuhan, China. Temuan itu sempat menurun, tetapi kembali mencuat setelah pengumuman kasus pertama COVID-19 di Indonesia. (jwn5/ant)

Dua Warga yang Diisolasi di RSUD Banyumas Negatif Corona

PURWOKERTO, Jowonews.com – Bupati Banyumas Achmad Husein bersyukur karena dua warganya yang mendapatkan pengawasan di ruang isolasi RSUD Banyumas dinyatakan negatif dari infeksi virus corona jenis baru (COVID-19). “Alhamdulillah mereka dinyatakan negatif corona. Artinya, Banyumas sampai dengan saat ini aman,” katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa. Kendati demikian, pihaknya terus melakukan penyisiran, memperketat pemantauan, dan menggalakkan upaya pencegahan penyebaran COVID-19. Ia menjelaskan salah satu upaya pencegahan penyebaran COVID-19 yang dapat dilakukan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari adalah menjalankan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). “Salah satu yang dapat kita lakukan dalam menjalankan PHBS adalah cuci tangan menggunakan sabun. Jadi, sering-seringlah cuci tangan dengan sabun sebagai langkah awal pencegahan,” katanya. Sebanyak dua perempuan asal Kabupaten Banyumas yang menjalani pengawasan di ruang isolasi RSUD Banyumas dinyatakan negatif dari COVID-19 berdasarkan hasil uji laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan di Jakarta, sehingga mereka diperbolehkan pulang. Pasien pertama berusia 44 tahun baru pulang dari Hong Kong dan menjalani perawatan di RSUD Banyumas sejak Selasa (3/3), sedangkan pasien kedua berusia 26 tahun baru pulang dari Singapura dan menjalani perawatan di RSUD Banyumas sejak Rabu (4/3) siang. “Hasilnya negatif, sehingga mereka diperbolehkan pulang,” kata Wakil Direktur RSUD Banyumas Noegroho Harbani kepada wartawan di Banyumas, Senin (9/3). Selain di RSUD Banyumas, dua dari tiga pasien dalam pengawasan di ruang isolasi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo (RSMS) Purwokerto dinyatakan negatif COVID-19 sehingga boleh pulang, sedangkan satu lainnya masih menunggu hasil uji laboratorium Balitbangkes Kemenkes. “Malah rencananya akan dijemput (petugas, red.) Dinas Kesehatan kabupatennya, sedangkan pasien dari Cilacap belum dipulangkan karena masih menunggu hasil dari Balitbangkes Kemenkes Jakarta,” kata Direktur RSMS Purwokerto Tri Kuncoro di Purwokerto, Senin (9/3). RSMS Purwokerto melakukan pengawasan terhadap tiga pasien yang seluruhnya perempuan dan baru pulang dari luar negeri. Pasien pertama berasal dari Banjarnegara berusia 66 tahun baru pulang dari Malaysia dan dirawat di RSMS Purwokerto sejak Selasa (3/3) malam. Pasien kedua berasal dari Kebumen berusia 34 tahun baru pulang dari Taiwan serta menjalani perawatan di RSMS Purwokerto sejak Rabu (4/3) siang, sedangkan pasien ketiga berasal dari Cilacap berusia 34 tahun baru pulang dari Macau serta menjalani perawatan di RSMS Purwokerto sejak Kamis (5/3) malam. (jwn5/ant)

RSUD Setjonegoro Wonosobo Bantah Rawat Pasien Positif Corona

WONOSOBO, Jowonews.com – Direktur Utama RSUD Setjonegoro Wonosobo Danang Sananto membantah kabar di media sosial bahwa rumah sakit yang dipimpinnya merawat pasien terjangkit virus Corona atau COVID-19. Danang di Wonosobo, Senin menyampaikan klarifikasi kepada pers bahwa informasi tersebut tidak benar dan berharap kepada masyarakat tidak lekas percaya pada informasi yang belum valid kebenarannya. “Soal positif atau negatif kami belum bisa memberikan pernyataan karena belum ada hasil laboratorium yang mendukung dan saat ini pasien masih dalam masa observasi,” katanya. Dari hasil pemeriksaan oleh dokter spesialis paru, katanya, pasien yang dirujuk dari Selomerto itu belum masuk ke kategori orang dalam pengawasan (ODP) COVID-19. “Hasil rontgen juga tidak ditemukan adanya radang paru (penumonia) sebagai salah satu indikasi terpapar COVID-19,” kata dr Kenyorini SpP yang menangani pasien dari Selomerto tersebut. Ia menerangkan bahwa gejala pasien saat masuk ke RSUD Setjonegoro dengan demam, batuk, pilek dan juga sesak nafas. Berdasarkan hasil penelusuran pihak RSUD Setjonegoro, pasien tersebut tidak pernah mengalami kontak erat dengan penderita COVID-19 serta tidak baru datang dari negara yang terjangkit virus corona. Namun demikian, kata Danang, manajemen RSUD Setjonegoro tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam upaya penanganan pasien dengan gejala yang diduga mengarah pada dugaan COVID-19. Menurut dia hal itu dibuktikan dengan perlindungan diri petugas tetap menerapkan prinsip pencegahan umum sesuai standar internasional. Terpisah, Sekda Kabupaten Wonosobo One Andang Wardoyo menegaskan perihal pentingnya masyarakat untuk tetap tenang dan terus menjaga pola hidup bersih dalam kesehariannya. “Pemerintah Kabupaten Wonosobo dalam keadaan siap mengantisipasi dan menanggulangi risiko penularan COVID-19, dan kami minta teman-teman media membantu sosialisasi agar warga tidak panik serta tidak mudah mempercayai berita yang tidak jelas sumbernya alias hoaks,” katanya. Kota Magelang Isu pasien terjangkit virus corona di media sosial juga menerpa RSUD Tidar Kota Magelang, namun hal tersebut dibantah oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang Sri Harso. Sri harso mengatakan laporan dari RS dan puskesmas di Kota Magelang sampai Senin siang di Kota Magelang bebas virus corona. “Mudah-mudahan Kota Magelang dan seluruh Indonesia segera bisa teratasi virus tersebut dan kami mengimbau kepada masyarakat Magelang tidak usah panik, biasakan hidup sehat, makan teratur, olahraga teratur dan selalu berdoa kepada Allah SWT agar virus corona segera lenyap,” katanya. (jwn5/ant)

Imbas Wabah Corona, Harga Rempah di Semarang Naik

SEMARANG, Jowonews.com – Harga berbagai jenis rempah di sejumlah pasar tradisional di Kota Semarang, Jawa Tengah, mengalami kenaikan signifikan di tengah upaya pencegahan penyebaran virus corona jenis baru (COVID-19). Beberapa jenis rempah seperti jahe, temulawak, kunyit, kencur, dan serai dipercaya dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh manusia sehingga terhindar dari infeksi COVID-19. Penjual rempah di Pasar Peterongan, Ida Mayasari, Senin, menyebutkan masyarakat mulai mencari beberapa jenis rempah sejak beberapa hari lalu. “Akibat banyak dicari masyarakat karena disebut bisa menangkal virus corona, harga rempah menjadi naik,” katanya. Harga jahe merah naik menjadi Rp80 ribu per kilogram dari Rp40 ribu/kg, jahe naik dari Rp40 ribu/kg menjadi Rp60 ribu/kg, kunyit dari Rp10 ribu/kg naik menjadi Rp25 ribu/kg, sedangkan temulawak juga naik signifikan dari Rp10 ribu/kg menjadi Rp15 ribu/kg. Kenaikan harga rempah juga terjadi di Pasar Bulu dan Pasar Gayamsari dengan harga yang tidak terpaut jauh dari harga di Pasar Peterongan Semarang. Pedagang rempah di Pasar Bulu, Suwarti mengatakan kendati permintaan pembeli meningkat, namun jumlah stok beberapa jenis rempah masih aman. “Stok ‘empon-empon’ masih banyak, meskipun masyarakat ramai membeli,” ujarnya. Salah seorang pembeli rempah di Pasar Bulu, Umi Mulyani, mengaku membeli jahe merah dan temulawak karena keluarganya sudah terbiasa mengonsumsi dengan cara dibuat minuman. (jwn5/ant)