Jowonews

Uji Spesimen Virus Corona, Pemerintah Tambah 10 Laboratorium

JAKARTA, Jowonews.com – Pemerintah Indonesia menambah 10 laboratorium pemeriksaan di berbagai daerah di Indonesia untuk menguji spesimen pasien terduga terinfeksi COVID-19 guna mendeteksi virus corona jenis baru penyebab penyakit tersebut.  “Sekarang di 10 tempat ini bisa dilakukan pemeriksaan PCR,” kata Juru Bicara Pemerintah Indonesia soal Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto menjelaskan tentang polymerase chain reaction (PCR) di Jakarta, Selasa.  Selama ini pengujian spesimen untuk deteksi COVID-19 dilakukan di Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan. Nantinya 10 laboratorium pemeriksaan tersebut tersebar di empat Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) dan enam Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP). Ada empat BBTKLPP di daerah DKI Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Banjarbaru. Sementara enam BTKLPP berada di Batam, Medan, Palembang, Makasar, Manado, dan Ambon. “Pemeriksaan spesimen dengan PCR itu akan kita sebarkan tidak hanya di Balitbangkes tapi sampai Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit dan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit, ” ujar dia. Menurut dia, di 10 balai tersebut sudah ada orang-orang yang dilatih Kementerian Kesehatan yang bisa melakukan pemeriksaan dengan PCR. Namun demikian, balai-balai itu tetap disupervisi oleh Balitbangkes dengan menempatkan staf sebagai supervisor atas balai-balai tersebut. Dengan tersebarnya berbagai balai yang bisa melakukan pemeriksaan COVID-19 dengan menggunakan PCR, maka jika ada spesimen dari berbagai daerah dapat merujuk ke balai-balai terdekat. Misalnya, spesimen dari daerah Ambon dan Manado tidak perlu dikirim ke Jakarta karena pemeriksaan dapat dilakukan di balai-balai yang tersebar di sejumlah provinsi tadi. “Tujuannya satu, agar respon lebih cepat,” katanya. Dengan demikian, akan ada 11 lembaga di Indonesia yang bisa melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi COVID-19 yakni Balitbangkes Kementerian Kesehatan dan 10 balai. Kasus COVID-19 pertama muncul di Indonesia dengan ditemukannya dua pasien positif COVID-19 yang tinggal di Depok, Jawa Barat. Mereka menjalani perawatan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso sejak 1 Maret 2019 “Dengan ditemukan kasus positif ini, maka kita harus mulai berpikir untuk respon cepat,” ujar dia.  Sementara itu, sudah ada 132 rumah sakit rujukan untuk penanganan COVID-19 di Indonesia yang berasal dari rumah sakit pemerintah, BUMN, hingga swasta. Dengan total rumah sakit rujukan itu, ada 285 tempat tidur isolasi di ruangan bertekanan negatif baik yang disediakan rumah sakit pemerintah maupun swasta, dengan rincian 93 tempat tidur disiapkan swasta dan 192 tempat tidur disediakan pemerintah. (jwn5/ant)

Pemerintah Tunjuk Achmad Yurianto Jadi Juru Bicara Resmi Penanganan Virus Corona

JAKARTA, Jowonews.com – Pemerintah secara resmi menunjuk Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan dr Achmad Yurianto sebagai Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan virus corona jenis baru COVID-19. Beberapa pekan terakhir Yurianto mulai akrab berkomunikasi dengan para pewarta dari berbagai media nasional maupun internasional semenjak Pemerintah Indonesia memulangkan 238 WNI yang berada di Provinsi Hubei, China. Pria yang akrab disapa Yuri tersebut merupakan salah seorang yang mengkoordinasikan proses pemulangan dan observasi kesehatan selama 14 hari para WNI dari China di Pulau Natuna. Yurianto memiliki latar belakang sebagai dokter dari anggota militer. Yurianto lahir di Malang Jawa Timur pada 11 Maret 1962 dan merupakan lulusan S1 Kedokteran Universitas Airlangga tahun 1990. Dia memulai karier militernya sebagai Perwira Utama Kesehatan Daerah Militer V Brawijaya pada 1987 yang kemudian berpindah di Kesehatan Daerah Militer IX Udayana Bali pada 1991. Yurianto juga pernah menjalani misi sebagai dokter Batalyon Infanteri 745/Sampada Yudha Bakti yang ditugaskan ke Dili Timor Timur pada 1991. Karier militer Yurianto terus menanjak hingga diangkat menjadi Wakil Kepala Rumah Sakit tingkat II Dustira Bandung Jawa Barat pada 2006, kemudian sebagai Wakil Kepala Kesehatan Daerah Militer IV Diponegoro Semarang pada 2008, sebagai Kepala Kesehatan Daerah Militer XI Pattimura Ambon Maluku pada 2009, dan Kepala Dinas Dukungan Kesehatan Operasi Pusat Kesehatan TNI pada 2011. Pada tahun 2015, Yurianto diminta oleh Menteri Kesehatan Nila Moeloek untuk menempati posisi Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan hingga tengah tahun 2019. Saat menjabat sebagai Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes, Yurianto turun langsung dalam beberapa kejadian bencana seperti gempa bumi Lombok pada Juli 2018, gempa bumi dan tsunami Palu Sulawesi Tengah September 2018, dan tsunami Selat Sunda pada Desember 2018. Dalam kejadian bencana tersebut, Yurianto yang memimpin komando di sektor kesehatan mulai dari pasokan obat-obatan hingga tenaga kesehatan yang didistribusikan untuk para korban bencana. Pada bencana gempa besar yang sempat terjadi pada 2018, Yurianto bahkan mengatakan berturut-turut mengunjungi lokasi bencana dari Lombok ke Palu tanpa pulang ke rumah. “Wong saya cuma tukar koper di bandara,” kata Yurianto saat berbincang dengan ANTARA pada penanganan bencana Palu Sulawesi Tengah 2018 silam. Yurianto mengaku terbang dari Lombok ke Bandara Soekarno-Hatta Jakarta dan langsung terbang lagi ke Palu tanpa sempat pulang ke kediamannya. Hal yang sama sempat diutarakan oleh Yurianto saat menunggu kedatangan 69 WNI kru Kapal Diamond Princess di Bandara Kertajati pada Senin (2/3) dini hari, yang sebelumnya dia juga menangani proses observasi 188 WNI kru kapal World Dream di Pulau Sebaru Kepulauan Seribu DKI Jakarta. “Saya sampai lupa rumah saya di mana,” seloroh Yuri kepada wartawan yang menyapanya. Latar belakangnya sebagai dokter militer membuat berbagai keputusan di saat terjadi bencana berjalan cepat dan tertata rapi. Saat ini Yurianto menjabat sebagai Sekretaris Ditjen P2P Kementerian Kesehatan dan terus mengkoordinasikan proses observasi kesehatan para WNI yang dijemput dari berbagai negara yang menjadi episentrum virus COVID-19. (jwn5/ant)

RSUD Banyumas Tangani TKW Terduga COVID-19

PURWOKERTO, Jowonews.com – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banyumas menangani seorang warga yang diduga terinfeksi virus corona jenis baru (COVID-19) dan saat ini telah ditempatkan di ruang isolasi. “Tadi setelah rapat terkait dengan virus corona, saya langsung perintahkan untuk dilakukan penyisiran ke seluruh rumah sakit, puskesmas, dan balai pengobatan,” kata Bupati Banyumas Achmad Husein kepada wartawan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa siang. Dari penyisiran tersebut, kata dia, petugas menemukan seorang warga yang mengalami demam dengan mual dan muntah, namum belum ada gejala gangguan pernapasan yang sedang menjalani perawatan di salah satu rumah sakit swasta. Oleh karena perempuan berusia 44 tahun itu merupakan buruh migran yang baru pulang dari Hong Kong, kata dia, tim Public Safety Center (PSC) 119 Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas segera membawanya ke RSUD Banyumas karena yang bersangkutan diduga terinfeksi virus corona. “Pasien tersebut baru pulang dari Hong Kong enam hari lalu dan sakit demam sehingga diduga terkena corona sehingga langsung dibawa ke RSUD Banyumas. Saat ini telah berada di ruang isolasi, sudah diambil sampel swab, dan hari ini sudah dikirim ke laboratorium Balitbangkes Kementerian Kesehatan di Jakarta,” katanya. Lebih lanjut, Bupati mengatakan di Kabupaten Banyumas saat ini ada dua rumah sakit yang ditunjuk pemerintah untuk menangani pasien suspect COVID-19, yakni RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dan RSUD Banyumas. Menurut dia, dua rumah sakit tersebut juga melayani sejumlah kabupaten di wilayah Jawa Tengah bagian selatan seperti Cilacap, Kebumen, Purbalingga, dan Banjarnegara. Oleh karena itu, kata dia, pihaknya mengusulkan penambahan fasilitas virus transport medium (VTM) kepada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah guna memenuhi kebutuhan di rumah sakit tersebut. Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga berencana membangun ruang isolasi di RSUD Ajibarang, Banyumas, guna mengantisipasi peningkatan jumlah pasien suspect COVID-19. Terkait dengan antisipasi penyebaran COVID-19, Bupati mengimbau masyarakat untuk tidak panik serta terus melaksanakan pola hidup bersih dan sehat. “Seringlah cuci tangan dengan sabun. Jangan panik dengan melakukan aksi borong masker karena masker tidak begitu efektif. Masker hanya untuk orang yang sakit,” katanya. Oleh karena itu, kata dia, pihaknya akan mengumpulkan seluruh pemilik apotek agar mereka bisa lebih selektif dalam melayani pembelian masker sehingga jika ada orang yang benar-benar membutuhkannya, masih ada stok yang tersedia. Menurut dia, pihaknya tidak segan-segan untuk memberi sanksi jika ada apotek yang diketahui menimbun masker guna meraup keuntungan besar. “Kami juga akan bekerja sama dengan instansi terkait termasuk Imigrasi guna memantau kemungkinan adanya orang yang baru dari negara-negara outbreak virus corona yang datang ke Banyumas,” katanya.  (jwn5/ant)

Arab Saudi Umumkan Kasus Pertama Virus Corona

KAIRO, Jowonews.com – Arab Saudi mengumumkan kasus pertama virus corona, dari warga Arab Saudi yang baru kembali dari Iran melalui Bahrain, demikian Kementerian Kesehatan pada Senin. Kementerian menyebutkan di akun resmi Twitter miliknya bahwa seseorang itu, yang kini dikarantina di rumah sakit, merahasiakan kunjungannya ke Iran setibanya di Arab Saudi. Iran melaporkan jumlah kematian tertinggi akibat virus corona di luar China, tempat penyakit seperti flu itu berasal. Negara Teluk Arab lainnya juga mendiagnosa infeksi di sejumlah orang yang bepergian ke Iran. Kantor Berita SPA, mengutip Kementerian Kesehatan, mengatakan orang-orang yang berinteraksi dengan pria terinfeksi itu telah diisolasi dan sedang menjalani tes. Di negara tetangga Bahrain, Kementerian Kesehatan pada Senin mengatakan dua orang didiagnosa dengan virus corona, yakni perempuan Bahrain dan pria Arab Saudi. Keduanya disebutkan telah melakukan penerbangan tak langsung dari Iran ke Bahrain dan diisolasi pada saat kedatangan sambil melakukan pemeriksaan. Hal ini menambah jumlah total kasus di Bahrain mencapai 49. Arab Saudi sejak pekan lalu telah mengambil sejumlah langkah pencegahan penyebaran penyakit ke kerajaan. Pihaknya memberlakukan larangan masuk bagi warga asing yang hendak menjalani ibadah umrah. Arab Saudi juga melarang warga negara Teluk Arab memasuki Kota Mekah dan Madinah serta wisatawan dari sedikitnya 25 negara yang melaporkan kasus corona. Pada Minggu Kementerian Kesehatan mengatakan telah mempersiapkan 25 rumah sakit untuk menangani infeksi virus corona, dengan 2.200 tempat tidur untuk pasien yang dikarantina. Menurut data resmi, kegiatan umrah yang dapat dilakukan kapan saja selama dalam kurun waktu setahun mendatangkan 7,5 juta orang ke Arab Saudi pada 2019. (jwn5/ant)

Antisipasi Meluasnya COVID-19, Dinkes Jateng Tingkatkan Kewaspadaan

SEMARANG, Jowonews.com – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan langkah-langkah taktis serta strategis guna mengantisipasi meluasnya penyebaran virus corona jenis baru (COVID-19). “Kami meningkatkan pengawasan terhadap pelaku perjalanan dari negara atau daerah terjangkit melalui pintu masuk Jawa Tengah, yaitu dl Bandara Ahmad Yani Semarang, Bandara Adi Soemarmo Boyolali, dan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang dilaksanakan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kemenkes,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo di Semarang, Senin. Khusus di tiga pintu masuk internasional ke Jateng itu, Dinkes Jateng bersama Kantor Kesehatan Pelabuhan melakukan optimalisasi fungsi alat deteksi suhu tubuh, pemberian Health Alert Card (HAC) bagi penumpang yang berasal dan negara/daerah terjangkit, serta mengoptimalkan pemeriksaan, observasi, isolasi, dan rujukan apabila ditemukan penumpang dengan ciri-ciri penderita yang terinfeksi COVID-19. Pihaknya juga meningkatkan sosialisasi promotif dan preventif kepada masyarakat melalui berbagai media serta mengintensifkan koordinasi, sistem informasi, dan jejaring dengan berbagai pemangku kepentingan. “Kami juga menerbitkan surat edaran kepada bupati/wali kota dan pimpinan fasilitas kesehatan untuk lebih meningkatkan kesiapsiagaan, serta mengintensifkan pengawasan terhadap tenaga kerja asing yang bekerja di Jateng,” ujarnya. Hal yang tidak kalah penting, kata dia, melakukan respons apabila terdeteksi adanya terduga dan atau positif COVID-19 dengan merujuk ke rumah sakit yang sudah disiapkan, yaitu RSUP dr. Kariadi Semarang, RSUD Tugurejo Semarang, RSUD dr. Moewardi Surakarta, dan RSUD dr. Margono Soekarjo Purwokerto. “Jika terjadi ledakan jumlah pasien ‘suspect’ (terduga) dan atau positif Covid-19, disiapkan satu rumah sakit khusus milik Pemprov Jateng yang kami ‘upgrade’ sehingga sesuai dengan standar perawatan ‘suspect’ COVID-19,” katanya. (jwn5/ant)

Pemprov Jateng Siapkan 11 Rumah Sakit Rujukan Pasien Corona

SEMARANG, Jowonews.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyiapkan 11 rumah sakit rujukan untuk merawat pasien yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona jenis baru (COVID-19). “Jika ada ‘suspect’ (terduga) corona harus dirujuk ke rumah sakit yang disiapkan antara lain RSUP dr. Kariadi Semarang, RSUD Tugurejo, RSU Dr. Moewardi, dan RSU Prof Dr. Margono Soekarjo,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo di Semarang, Senin. Selain keempat rumah sakit rujukan itu, Pemprov Jateng juga menyiapkan RSUD Banyumas, RSU Dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal, RSUD Loekmono Hadi Kabupaten Kudus, RSUD Dr. H.RM Soeselo Slawi, RSUD Pekalongan, RSUD Tidar Magelang, dan RSU Dr.Soeraji Tirtonegoro Klaten. Ia juga mengaku sudah mengirim surat edaran ke rumah sakit se-Jateng agar menyiapkan ruang isolasi untuk pasien COVID-19 sehingga jika terjadi skenario terburuk berupa ledakan kasus maka seluruh rumah sakit siap menangani secara medis. Pihaknya telah mengantisipasi dengan menyiapkan skenario terburuk, yakni seluruh rumah sakit di Jateng, baik milik pemerintah maupun swasta harus mampu melayani pasien COVID-19. “Kami sudah menerbitkan surat edaran ke kabupaten/kota dan fasilitas kesehatan untuk menyiapkan ruang isolasi di rumah sakit apapun kelas rumah sakitnya,” ujarnya. Yulianto menjelaskan berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mencegah penyebaran virus corona, di antaranya deteksi dini dan respons cepat di pintu masuk negara, meliputi pelabuhan, bandara, dan pos lintas batas darat negara (PLBDN). “Khusus di Provinsi Jateng di Pelabuhan Tanjung Emas, Bandara Internasional Jenderal Besar Ahmad Yani Semarang, dan Bandara Adi Soemarmo Solo,” katanya. Presiden Joko Widodo mengumumkan dua WNI, yaitu seorang ibu berusia 64 tahun dan anaknya berusia 31 tahun positif terjangkit COVID-19. Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. (jwn5/ant)

2 WNI Positif Corona, Ganjar Imbau Masyarakat Jateng Tidak Panik

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Ganjar Pranowo mengimbau seluruh masyarakat Jawa Tengah tidak panik terkait dengan adanya dua warga negara Indonesia yang positif terjangkit Covid-19. “Jangan panik, tetap beraktivitas seperti biasa dan selalu menjaga kesehatan serta mencuci tangan sesering mungkin,” katanya di Semarang, Senin. Ganjar juga meminta masyarakat mempelajari Covid-19, termasuk cara penyebaran dan pencegahannya. “Jika mengalami gejala flu dan demam, segera periksa ke fasilitas kesehatan terdekat,” ujarnya. Menurut dia, pemerintah sudah melakukan langkah antisipasi dan penanganan termasuk isolasi berstandar WHO. “Seluruh pintu masuk ke Indonesia, terutama Jawa Tengah saya pastikan telah diperketat dengan thermal scanner untuk deteksi dini,” katanya. Pada kesempatan sebelumnya, Ganjar mengatakan telah menyiapkan seluruh rumah sakit untuk siaga, termasuk menyiapkan tempat isolasi jika wabah tersebut menyerang Jawa Tengah. “Kita juga sudah membuat skenario dari sisi kesehatan, jika terjadi rumah sakit mana yang siap? Tadi usulannya menarik, mesti ada tempat isolasi, baik itu di rumah sakit, pelabuhan dan bandara,” ujarnya. Seperti diwartakan, Presiden Joko Widodo mengumumkan dua orang warga negara Indonesia (WNI) yaitu seorang wanita usia 31 tahun dan ibunya berusia 64 tahun positif terjangkit Covid-19. Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. (jwn5/ant)

Orang Sehat Tidak Perlu Pakai Masker, Menkes: Percuma Tetap Bisa Kena

JAKARTA, Jowonews.com – Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto tidak menyarankan orang sehat memakai masker sehingga tak perlu ada aksi borong masker. Menkes Terawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, menyatakan dirinya tetap pada keputusan WHO bahwa hanya mereka yang sakit saja yang disarankan memakai masker. “Yang sehat enggak usah, pakai. Percuma juga,” katanya. Hal itu karena mereka yang sehat masih memiliki akses untuk melakukan kontak dengan tangannya. “Kalau yang sehat pakai (masker) juga percuma. Dia nanti pegang-pegang, tangannya, dan sebagainya. Tetap saja bisa kena,” katanya. Maka ia, justru lebih menyarankan kepada mereka yang sehat untuk menjauhi orang yang sakit agar tidak tertular. Di samping itu juga menjaga kesehatan dan meningkatkan imunitas tubuh. “Daripada itu (pakai masker) mending dia yang menjauhi orang sakit. Yang sakit menutup diri,” katanya. Ia juga meminta masyarakat untuk tetap rasional dan tidak paranoid termasuk mereka yang tinggal di Depok, tempat dimana dua WNI terinfeksi Covid-19 tinggal. “Enggak apa-apa, enggak ada masalah. Aku Menkes, aku tahu apa yang perlu dan tidak,” katanya. Terawan juga mengatakan bahwa Covid-19 merupakan penyakit yang pada dasarnya bisa sembuh sendiri atau sama seperti virus lainnya. “Juga angka kematian dua persen atau di bawahnya. Tergantung imunitas tubuh. Makanya dari awal saya bilang jaga imunitas tubuh. Dari awal gerakan masyarakat hidup sehat itu terus kita gaungkan,” katanya. (jwn5/ant)