Jowonews

Ramai Isu Virus Corona di Semarang, RSUP Kariadi Tegaskan Hoax

SEMARANG, Jowonews.com – Rumah Sakit Umum Pusat dr Kariadi, Kota Semarang, Jawa Tengah, menyampaikan klarifikasi mengenai hoaks yang beredar di berbagai media sosial terkait dengan pasien yang terinfeksi virus corona (novel Coronavirus/nCov). “Dapat kami sampaikan bahwa info berupa potongan video yang beredar di medsos mengenai lima pasien suspect Corona itu hoaks dan tidak benar,” kata Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUP dr.Kariadi Nurdopo Baskoro saat dihubungi melalui telepon dari Semarang, Ahad. Ia menjelaskan bahwa potongan video yang berisi hoaks itu diambil dari penayangan berita tentang simulasi penanganan pasien yang terinfeksi virus corona dari salah satu stasiun televisi nasional beberapa hari lalu. “Berita simulasi penanganan pasien virus corona di RSUP dr Kariadi itu dimuat di Kompas TV dan dipotong oleh pihak yang tidak bertanggung jawab sehingga menjadi informasi yang tidak valid,” ujarnya. Terkait dengan beredarnya hoaks mengenai lima pasien terinfeksi virus Corona yang seorang diantaranya disebutkan meninggal dunia itu, RSUP dr.Kariadi Semarang mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak panik, namun tetap waspada serta tidak ikut serta menyebarkan hoaks. Masyarakat juga diminta mengecek dulu kebenaran mengenai berbagai informasi yang diterima dan tidak turut serta membuat video editan yang meresahkan semua pihak. Seperti diwartakan, konten video yang diunggah ramai-ramai oleh warganet di berbagai media sosial itu merupakan berita video milik Kompas TV. Konten-konten video yang diunggah oleh berbagai akun media sosial telah disunting dan hanya menyisakan bagian awal berita video. Durasi konten video di akun media sosial hanya 36 detik. Durasi itu berbeda dengan konten asli berita video Kompas TV yaitu dua menit 12 detik. Dalam 36 detik pertama, Kompas TV belum menjelaskan kegiatan penanganan pasien yang diduga telah terinfeksi virus corona itu merupakan rangkaian simulasi yang digelar Rumah Sakit Umum Pusat dr Kariadi Semarang. Dalam kanal YouTube resmi mereka, Kompas TV menuliskan judul unggahan video “RS Kariadi, Semarang Gelar Simulasi Penanganan Pasien Virus Corona”. Dalam tayangan awal video itu hingga detik ke-44, sub-judul berita tertulis “4 Dirawat Di Ruang Isolasi, 1 Meninggal”. Namun pada detik ke-45, Kompas TV menulis sub-judul berita “RSUP dr Kariadi Simulasi Perawatan Pasien Virus Korona”. (jwn5/ant)

Waspada Corona, Kemenhub Tunda Sementara Penerbangan dari dan Menuju China

JAKARTA, Jowonews.com – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memutuskan melakukan penundaan penerbangan dari/ke seluruh destinasi di China, tidak termasuk Hong Kong dan Macau, hingga batas waktu yang akan ditentukan kemudian. Penundaan berlaku mulai Rabu, 5 Februari 2020 pukul 00.00 WIB. Keputusan tersebut diambil sehubungan dengan perkembangan wabah virus corona akhir-akhir ini menyusul peningkatan skala epidemik virus corona dan status darurat global yang ditetapkan WHO dan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo dalam Rapat Terbatas Minggu. “Penundaan sementara ini ditujukan untuk melindungi masyarakat dari risiko tertular mengingat salah satu yang menjadi potensi masuknya penyebaran virus adalah akses transportasi udara yang erat kaitannya dengan keluar masuknya penumpang internasional,” kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu. Dengan keputusan ini, seluruh maskapai Indonesia diminta untuk menunda seluruh rencana penerbangan dari/ke seluruh destinasi di China sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian. Demikian pula maskapai asing yang melakukan penerbangan dari China menuju Indonesia, termasuk penerbangan transit dari China, diminta untuk menunda sementara penerbangan menuju Indonesia. Pemerintah meminta maskapai nasional maupun asing untuk mempersiapkan diri dengan tetap mengutamakan kepentingan konsumen dan menyampaikan rencana penundaan sedini mungkin sesuai prosedur yang berlaku agar kerugian penumpang dapat diminimalisasi. Saat ini tercatat lima maskapai nasional yang mengoperasikan penerbangan ke China, yaitu Garuda Indonesia, Citilink, Batik Air, Lion Air dan Sriwijaya Air. Sebelumnya telah dilakukan penerbangan untuk mengevakuasi WNI yang berada di Wuhan dan wilayah China lainnya dengan pesawat Airbus A330 milik Batik Air pada 1 Februari 2020. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto melepas tim penjemputan untuk mengevakuasi 245 orang WNI yang masih berada di Wuhan, Provinsi Hubei, yang menjadi tempat merebaknya virus corona. Tim diberangkatkan dengan menggunakan maskapai Batik Air jenis pesawat Airbus 330-300 dari Terminal 1B Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang Banten, Sabtu (1/2). (jwn5/ant)

RSUD Kudus Siapkan Ruang Isolasi Pengidap Corona

KUDUS, Jowonews.com – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Loekmono Hadi Kudus menyiapkan ruang isolasi khusus untuk menangani pasien yang diduga terinfeksi virus corona baru (2019-nCov), yang telah menimbulkan wabah di bagian wilayah China dan menyebar ke sejumlah negara. Setelah peresmian ruang isolasi pada Sabtu tim medis RSUD Loekmono Hadi Kudus melakukan simulasi penanganan pasien yang diduga terinfeksi virus corona, mulai dari ketika pasien diturunkan dari mobil ambulans hingga dibawa ke ruang isolasi khusus. Dalam simulasi itu, petugas medis mengenakan pakaian khusus yang menutupi semua anggota badan saat membawa masuk pasien yang diduga terserang virus corona baru ke ruang isolasi dengan dua tempat tidur. “Harapannya, ruang isolasi ini tidak pernah dipakai alias di Kabupaten Kudus memang tidak ada warga yang terjangkit virus corona,” kata Pelaksana Tugas Bupati Kudus M. Hartopo didampingi Direktur RSUD Loekmono Hadi Abdul Azis Achyar usai peresmian ruang isolasi. Direktur RSUD Loekmono Hadi Kudus Abdul Azis Achyar menambahkan simulasi penanganan pasien terinfeksi virus corona merupakan bagian dari upaya mengantisipasi penularan virus yang telah menimbulkan wabah di Kota Wuhan, China, tersebut. Ia menekankan pentingnya kesiagaan mengantisipasi penularan virus corona mengingat kini mobilisasi orang dari satu negara ke negara lain semakin mudah. Hartopo mengatakan bahwa RSUD Kudus merupakan satu dari tujuh rumah sakit di Jawa Tengah yang ditunjuk untuk menyiapkan ruang isolasi khusus untuk menangani pasien yang diduga terjangkit virus corona tipe baru. Selain menyiagakan fasilitas kesehatan, ia mengatakan, pemerintah berupaya mencegah penyebaran virus corona dengan meningkatkan pemantauan terhadap warga yang datang dari luar negeri di bandara maupun pelabuhan. Alat pendeteksi suhu tubuh dipasang di bandara dan pelabuhan untuk mendeteksi kemungkinan masuknya pendatang dari luar negeri yang sakit. “Artinya, ketika saat masuk ke Indonesia sudah ada upaya pendeteksian, peluang ditemukan kasus warga Kudus terjangkit virus tersebut sangat kecil. Mudah-mudahan tidak ada,” kata Hartopo. (jwn5/ant)

Pasien Suspect Corona di RSPI Baru Pulang dari China, Sudah Diisolasi

JAKARTA, Jowonews.com – Seorang pasien “suspect” virus corona saat ini diisolasi di ruangan khusus Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit tersebut. “Saat ini ada satu orang pasien dengan ‘suspect’, namun kondisinya masih stabil dan tidak ada pemburukan. Selain itu, juga belum dinyatakan sebagai virus corona jenis baru,” kata Direktur Medik dan Perawatan RSPI Sulianti Saroso Dr Diany Kusumawardhani di Jakarta, Jumat. Pihak rumah sakit sudah melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap pasien dan saat ini menunggu hasil dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes). Secara umum, ia menjelaskan pasien yang dirawat saat ini memang ada riwayat perjalanan dari China serta gejala-gejala yang sesuai sehingga harus menjadi perhatian. “Pasien ini warga negara Indonesia, namun untuk berasal dari daerah mana, datanya tidak bisa kami sampaikan,” ujarnya. Terkait dengan penanganan pasien saat ini, terdapat tim khusus dan sudah terlatih sejak awal untuk melakukan tatalaksana pengamanan serta pencegahan dari penularan infeksinya. Segala sesuatunya dilakukan sesuai standar. Ketua Pokja Infeksi Emerging RSPI sekaligus dokter spesialis paru Pompini Agustina Sitompul mengatakan pasien “suspect” virus corona di rumah sakit itu sudah menjalani serangkaian tes untuk mengetahui ada atau tidak virus corona tipe baru. “Sudah kita ambil sampel dari hidung, kemudian dilakukan slap di tenggorokan dan dahak dari jalan napas. Sekarang kita menunggu hasil laboratoriumnya,” katanya. Sebelumnya, ujar dia, pasien datang ke rumah sakit dalam keadaan demam, batuk, dan nyeri tenggorokan usai melakukan perjalanan ke daerah yang endemis virus corona. Terkait dengan adanya proses isolasi terhadap pasien, ia mengatakan bahwa pihak keluarga masih diperbolehkan berkomunikasi atau berbicara menggunakan alat bantu komunikasi, namun tidak dengan melakukan kontak fisik langsung. “Isolasi kita punya monitor sehingga pasien bisa berbicara, mendengar, dan melihat. Tidak ada kontak fisik, tapi berkomunikasi melalui layar itu,” katanya. (jwn5/ant)

IDI: Belum Ada Anti Virus Corona

JAKARTA, Jowonews.com – Ketua Dewan Pertimbangan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban mengatakan hingga saat ini belum ada obat untuk anti virus corona yang sedang melanda beberapa negara. “Belum ada obat anti virusnya,” kata dia di Jakarta, Jumat. Ia mengatakan masyarakat yang terserang virus tersebut biasanya ditandai dengan beberapa hal, diantaranya batuk, pilek, demam panas, sesak napas, dan nyeri otot. dan gejalanya muncul dua hingga 14 hari setelah terpapar. Meskipun demikian untuk mencegah virus tersebut menyebar, masyarakat disarankan beberapa hal yaitu cuci tangan menggunakan sabun atau air mengalir selama 20 detik atau dengan sanitizer alkohol. Selanjutnya hindari mengusap mata, hidung, dan mulut sebelum cuci tangan. Menghindari kontak dengan pasien terjangkit virus, tinggal di rumah apabila sakit, tutup mulut maupun hidung saat bersin. Ia mengatakan berdasarkan penelitian, kasus yang terjadi di Kota Wuhan Cina, sebanyak 763 orang yang sudah melakukan kontak erat dengan pasien corona. Awalnya tidak satu pun tertular. “Awalnya kita kira penularan dari manusia ke manusia tidak ada, namun kemudian telah terjadi penularan dari manusia,” ujar dia. Kasus yang terjadi di Wuhan juga berawal dari masyarakat setempat mengkonsumsi ular. Setelah diteliti, ternyata ular tersebut memangsa kelalawar yang sudah terserang virus corona. “Dari penelitian yang dilakukan, ular tersebut memangsa kelalawar, kemudian ular itu dimakan manusia sehingga terserang virus corona,” ujar dia. Saat ini, ujar dia, beberapa kota di Cina telah dikarantina sehingga akses transportasi yaitu bus, kereta api, pesawat dan sebagainya tidak boleh keluar. Kalau pun ingin keluar, harus memiliki izin khusus, namun sulit diperoleh. (jwn5/ant)