Jowonews

Tiga Peserta UTBK Undip Asal Luar Jawa Minta Realokasi Waktu Ujian Karena Reaktif COVID-19

SEMARANG, Jowonews.com – Tiga peserta ujian tulis berbasi komputer (UTBK) di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang yang berasal dari luar Pulau Jawa mengajukan permohonan realokasi waktu pelaksanaan ujian karena hasil tes cepat COVID-19 atas diri mereka reaktif. “Ada tiga peserta dari luar Jawa mengajukan realokasi waktu ujian. Mereka masih di tempat asalnya,” kata Wakil Rektor I Undip Semarang Budi Setiyono di Semarang, Selasa. Menurut dia, permohonan itu sudah diteruskan ke Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). Ia mengharapkan LTMPT dapat segera memberi respon atas permohonan realokasi waktu ujian itu. “Kami belum dapat tembusan. Semoga bisa cepat direspon karena berkaitan dengan, misalnya penyiapan komputer yang akan digunakan,” tambahnya. Ia menjelaskan tidak ada kendala dalam tiga hari pertama pelaksanaan UTBK di Undip tersebut. Sebanyak 23.092 peserta akan mengikuti UTBK dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2020 yang akan digelar di Undip Semarang. Pelaksanaan UTBK terbagi dalam dua tahap, yakni tahap I pada 5 sampai 12 Juli, tahap II 20 sampai 29 Juli. Terdapat 995 komputer yang bisa digunakan para peserta dalam setiap sesi ujian. (jwn5/ant)

Peduli COVID-19, Mahasiswa UNS Produksi Ribuan Face Shield

SOLO, Jowonews.com – Sejumlah mahasiswa dari Program Studi Arsitektur Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, memproduksi ribuan alat pelindung wajah (face shield) sebagai salah satu kontribusi dalam meminimalisasi penyebaran wabah COVID-19 di masyarakat. “Kami sudah menyalurkan lebih dari 1.000 ‘face shield’ ke beberapa rumah sakit dan puskemas,” kata salah satu mahasiswa Airla Prasetudia Hanugrapasca di Solo, Selasa. Ia mengatakan ada sepuluh mahasiswa Arsitektur Angkatan 2017 yang terlibat dalam produksi alat pelindung diri itu yang merupakan langkah inisiasi para dosen Prodi Arsitektur UNS untuk membuat program “Arsi UNS Peduli APD”. “Akhirnya saya dan teman-teman yang terlibat kemudian merekognisikan kontribusi ini ke dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) COVID-19 terhitung sejak 1 Mei-5 Juni 2020,” katanya. Ia mengatakan produksi sendiri dilakukan setiap hari Senin-Jumat selama tujuh jam/hari. Program tersebut dilaksanakan atas dasar rasa peduli terhadap kurangnya ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) untuk tim medis ketika menangani pasien-pasiennya. “Utamanya di Surakarta dan sekitarnya yang saat itu kekurangan APD,” katanya. Ia mengatakan beberapa instansi yang telah menerima bantuan tersebut di antaranya RSIA Dian Pertiwi Karanganyar, Puskesmas Baturetno Wonogiri, RSUD Karanganyar, RS Koestati, Rejosari Husada Klaten, UNS Medical Center, dan RS Ibnu Sina Sragen. “Selain itu juga Dokter Muda Fakultas Kedokteran UNS, RS Asyfa Sambi, RSU Islam Cawas Klaten, Klinik IDI Surakarta, PPDS RSD Moewardi, PKFI Karanganyar, UPTD Puskesmas Mangunjaya Bekasi, RSUD Soedjati Grobogan, Puskesmas Senori Tuban, dan UPTD Puskemas Wonogiri I,” katanya. Ia mengatakan terkait dengan masih banyaknya kebutuhan akan produk tersebut, rencananya kegiatan desain produk di studio ini akan terus diregenerasi dan dikembangkan ke angkatan-angkatan bawah. “Sehingga tidak berhenti di angkatan 2017 saja. Dan semoga setelah ini masyarakat juga dapat membuat ‘face shield’ sendiri sehingga dapat saling membantu, khususnya tenaga medis dalam penanganan COVID-19,” katanya. (jwn5/ant)

Pasien COVID-19 yang Sembuh di Boyolali Bertambah, Total 49 Orang

BOYOLALI, Jowonews.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali menyebutkan jumlah pasien positif COVID-19 yang dinyatakan sembuh di Boyolali, Selasa ini, kembali bertambah dua orang, sehingga total menjadi 49 orang. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Boyolali dokter Ratri S. Survivalina, dua pasien sembuh COVID-19 di Boyolali berinisial Hw nomor register 038 dan Kt nomor register 053, keduanya warga dari Desa Sranten, Kecamatan Karanggede Boyolali. Keduanya pasien yang sembuh tersebut, kata Ratri S.Survivalina, tertular COVID-19 dari kluster Pasar Peterongan. Namun, keduanya setelah menjalani tes usap kedua kali hasilnya negatif, dan kemudian telah dipulangkan ke rumah masing-masing. “Hw itu, dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali selama 31 hari, sedangkan Kt selama 23 hari. Dengan bertambahnya pasien sembuh COVID-19, total seluruhnya menjadi 49 orang,” kata Ratri. Selain itu, kata Ratri, ada seorang pasien COVID-19 yang meninggal dunia, pada Senin (6/7). Pasien itu, warga asal Sraten Karanggede sebenarnya sudah diizinkan pulang karena hasil tes usap sudah dinyatakan negatif. Kondisi pasien itu sudah terlihat sehat dan akan dipulangkan, karena ada penyakit bawaan sehingga dia meninggal dunia. Dia meninggal bukan karena COVID-19, tetapi dampak penyakit bawaannya. Pasien yang meninggal tersebut telah dimakamkan di tempat pemakaman desa tempat tinggalnya. Pemakanan jenazah pasien itu, dilaksanakan dengan protokol kesehatan. Sehingga, jumlah pasien COVID-19 meninggal dunia menjadi tiga orang. “Kami juga mencatat satu orang tambahan pasien COVID-19 di Boyolali, berinisial Tm, warga Desa Gondangslamet, Kecamatan Ampel. Sehingga, secara akumulatif jumlah kasus COVID-19 di Boyolali menjadi 71 orang, dengan rincian 49 orang sembuh, 19 orang dirawat dan tiga meninggal dunia,” katanya. Kendati demikian, pihaknya terus mengimbau agar yang beraktivitas harus mengikuti aturan protokol kesehatan. Jagak jarak, mengenakan masker, selalu mencuci tangan dengan sabun, dan membawa hand sanitizer. “Kami meminta masyarakat mengubah pola hidup sehat di era normal baru, untuk mencegah penularan COVID-19,” katanya. (jwn5/ant)

Insentif untuk Tenaga Kesehatan COVID-19 di Kudus Diusulkan Sebesar Rp3,7 Miliar

KUDUS, Jowonews.com – Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengusulkan pencairan dana insentif untuk ratusan tenaga kesehatan yang menangani pasien COVID-19 untuk periode Maret hingga Mei 2020 kepada Kementerian Kesehatan sebesar Rp3,7 miliar. “Jumlah tenaga kesehatan yang berhak menerima insentif, tentu cukup banyak karena penghitungannya berdasarkan jumlah pasien penyakit virus corona (COVID-19) yang ditangani selama ini,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Joko Dwi Putranto didampingi Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kudus Andini Aridewi di Kudus, Selasa. Ia mengatakan dari usulan sebesar Rp3,7 miliar, jumlah tenaga kesehatan yang akan menerima mencapai 890 orang. Jumlah sebanyak itu, kata dia, memungkinkan ada nama dobel karena usulannya berdasarkan periode penanganan COVID-19 dan ada rumusan nilai insentif yang akan diterima oleh masing-masing tenaga kesehatan, namun secara nominal jumlahnya mencapai Rp3,7 miliar. Selain tenaga kesehatan dari sembilan Puskesmas di Kudus, usulan mendapatkan insentif juga dilakukan oleh RSUD Loekmono Hadi Kudus dan RS Mardi Rahayu Kudus. Usulan pencairan dana insentif tenaga kesehatan dari fasilitas kesehatan lini pertama dan kedua tersebut, kata dia, disampaikan kepada Kementerian Kesehatan. “Untuk saat ini, dana insentif nakes tersebut belum ada yang cair karena dimungkinkan masih ada tahapan verifikasi oleh Kemenkes,” ujarnya. Ia berharap para tenaga kesehatan di Kabupaten Kudus bersabar menunggu pencairan dana insentif tersebut. Sementara dana insentif untuk tenaga kesehatan dari fasilitas kesehatan lini ketiga akan dibantu anggaran dari Pemprov Jateng. “Harapan kami, Pemprov Jateng segera menyampaikan pola pembagiannya sehingga pemkab bisa mempersiapkan anggarannya,” ujarnya. Nilai insentif yang diberikan kepada tenaga kesehatan sesuai surat dari Kementerian Keuangan untuk dokter spesialis sebesar Rp15 juta per bulan, dokter umum dan dokter gigi sebesar Rp10 juta, bidan dan perawat sebesar Rp7,5 juta, dan tenaga medis lainnya Rp5 juta. Sedangkan nilai santunan bagi tenaga medis yang meninggal sebesar Rp300 juta.  (jwn5/ant)

Zona I Candi Borobudur Kembali Dibuka Dengan Protokol Kesehatan Ketat

TEMANGGUNG, Jowonews.com – Kawasan zona I Candi Borobudur dibuka untuk kunjungan wisatawan mulai Selasa, setelah ditutup sejak 15 Maret 2020 untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19, kata Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB) Tri Hartono di Magelang, Jawa Tengah. Tri Hartono mengatakan berdasarkan surat dari Bupati Magelang 1 Juli 2020 tentang Izin penyelenggaraan kegiatan/usaha, BKB membuka zona I Candi Borobudur untuk kunjungan wisata. Selain zona I Candi Borobudur, katanya BKB juga melakukan hal yang sama untuk Candi Mendut dan Candi Pawon. Pembukaan tersebut tetap mematuhi surat keputusan bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang panduan teknis pencegahan dan pengendalian COVID-19 dan instruksi Bupati Magelang tentang pedoman persiapan menuju tatanan normal baru produktif dan aman COVID-19 di Kabupaten Magelang beserta peraturan pelaksanaannya. “Pembukaan di zona I karena masyarakat perlu mengenal lebih dalam tentang Candi Borobudur ini, tetapi karena kondisi pandemi COVID-19 maka protokol kesehatan tetap dilakukan, antara lain harus pakai masker, pengukuran suhu badan, tidak boleh berkerumun, menyiapkan tempat cuci tangan, dan jaga jarak,” katanya. Ia menyampaikan meskipun zona I sudah dibuka, pengunjung belum bisa naik ke Candi Borobudur dan para wisatawan bisa menyaksikan kemegahan candi Buddha terbesar di dunia tersebut dari halaman candi. Menurut dia  pengunjung hanya bisa sampai di pelataran karena jika naik candi,  lorong-lorong yang ada sulit untuk menjaga jarak satu meter antarpengunjung maka disarankan untuk tetap di halaman candi. “Oleh karena itu kami juga minta harus ada pemandu yang bisa menjelaskan tentang Candi Borobudur ini, meskipun pengunjung hanya di halaman paling tidak bisa menggambarkan situasi sebenarnya atau cerita relief Candi Borobudur itu,” katanya. Pengunjung yang akan naik ke zona I, maksimum 20 orang harus dipandu oleh seorang pemandu dan mereka harus membayar jasa pemandu tersebut Rp100.000 per kelompok. Berdasarkan pemantauan ada pengunjung yang protes dengan kebijakan tersebut, karena merasa tidak mendapatkan penjelasan waktu pembelian tiket yang  harus membayar jasa pemandu jika mau naik ke zona I. Namun sebagian besar pengunjung bisa menerima kebijakan tersebut, karena jika satu kelompok 20 orang maka setiap pengunjung hanya membayar jasa pemandu masing-masing Rp5.000. Seorang pengunjung asal Tegal, Asrul mengampaikan tidak masalah dengan kebijakan untuk membayar pemandu tersebut, meskipun nilainya Rp100.000 tetapi kalau dibagi orang banyak menjadi ringan. “Alhamdulillah hari ini zona I sudah dibuka sehingga kami bisa menyaksikan kemegahan Candi Borobudur dari dekat dan bisa berfoto bersama teman-teman meskipun tidak bisa naik candi,” katanya. (jwn5/ant)

Guru Besar Unair Minta Riset Eucalyptus Harus Dilanjutkan

JAKARTA, Jowonews.com – Guru Besar Biologi Molekuler Universitas Airlangga (Unair) Chairul Anwar Nidom mengatakan riset mengenai tanaman eucalyptus harus tetap dilanjutkan karena penemuan Badan Litbang Pertanian Kementan itu menjadi awal yang bagus. Apalagi, menurut Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin di Professor Nidom Foundation (PNF) itu, bahan yang diteliti merupakan bahan alami Indonesia untuk mengatasi penyakit, baik disebabkan virus, bakteri, atau potensi terhadap COVID-19. “Bahkan, penelitian bahan alami ini sampai ke luar negeri. Saya kira ini sangat berpotensi adanya fakta bahwa minyak eucalyptus bisa dibuat sebagai antivirus,” kata Chairul melalui keterangan tertulis Balitbangtan Kementan, yang dikutip di Jakarta, Selasa. Untuk itu, dia berharap para peneliti litbang Kementan melakukan kolaborasi dengan para peneliti penyakit dan kuman penyakit (patogen) untuk melakukan riset lebih dalam pada eucalyptus serta ditingkatkan dengan fasilitas riset yang canggih berteknologi. “Harus diselesaikan dengan dukungan dana riset, fasilitas, dan SDM yang unggul,” katanya. Sementara itu, pengamat pertanian yang juga Ketua Harian DPD HKTI Jawa Barat Entang Sastraatmaja menilai inovasi yang dilakukan Kementerian Pertanian patut diapresiasi dan harus didukung oleh semua pihak. Menurut dia, inovasi ini sangat dinantikan oleh rakyat Indonesia. Mestinya, ide dasar ini ditangkap oleh publik sebagai ikhtiar yang butuh pengkajian lebih lanjut. “Semua kementerian, lembaga ataupun perguruan tinggi dan lembaga penelitian yang ada di negeri ini perlu mengembangkan hasil uji invitro, sehingga menjadi karya anak bangsa yang sangat bermanfaat,” kata Entang. Bahkan, Presiden Joko Widodo bisa menjadi sosok yang tepat untuk membawa semua ini guna mengawal dan mewujudkan vaksin antivirus berbasis eucalyptus, tambahnya. Mengenai munculnya tanggapan yang keliru dari masyarakat, menurut Entang, Litbang Kementan harus lebih serius dan meningkatkan kinerja penelitian ini sebagai pengalaman berharga. “Saya kira kritik yang disampaikan publik itu dijadikan motivasi saja untuk ke depannya. Mereka akan berpikir ulang ketika hasilnya benar-benar dirasakan,” katanya. Sementara itu, pengusaha milenial Mochamad Ali Rizaldi berpendapat bahwa setiap inovasi yang dikembangkan oleh Kementan selama ini selalu dirasakan dampak dan manfaatnya oleh masyarakat luas. Kementan, kata dia, selalu mengutamakan hasil tanaman dalam negeri untuk dilakukan pengembangan serta uji coba yang bermanfaat untuk petani dan masyarakat. “Alhamdulillah, saya melihat Kementan selalu berpikir untuk kepentingan orang banyak. Saya berharap masyarakat bisa merubah mindsetnya dan mencoba untuk turun langsung ke lapangan dan merasakan manfaatnya,” tutupnya. (jwn5/ant)

Penjualan Hewan Kurban di Solo Lesu Terdampak COVID-19

SOLO, Jowonews.com – Penjualan hewan kurban salah satunya kambing di Kota Solo masih lesu seiring dengan lesunya kondisi perekonomian akibat pandemi COVID-19. “Termasuk dari Jakarta sampai saat ini belum ada permintaan. Padahal kalau tahun-tahun sebelumnya satu bulan sebelum Hari Raya Idul Adha pesanan sudah sangat banyak,” kata salah satu pedagang Sri Mulyani di Pasar Hewan Semanggi Solo, Senin. Selain dari Jakarta, dikatakannya, pesanan dari luar kota yang banyak masuk biasanya dari Boyolali, Semarang, Salatiga, dan Yogyakarta. Ia mengatakan biasanya pesanan yang masuk dari satu pemesan saja bisa sekitar 1-3 rit. Untuk satu rit sendiri berisi 100 ekor kambing. “Saat ini saya baru terima pesanan lokal, itupun baru sedikit. Sejauh ini untuk hari raya kurban baru 100 ekor dari MTA. Biasanya khusus MTA pesanannya bisa sampai 600 ekor kambing,” katanya. Meski demikian, dikatakannya, lesunya permintaan tersebut tidak mempengaruhi kenaikan harga kambing. Ia mengatakan sejauh ini untuk kenaikan harga kambing sekitar Rp100.000-200.000/ekor. Bahkan, dikatakannya, saat mendekati hari raya kurban kenaikannya bisa lebih tinggi lagi. “Kalau sekarang harga kambing yang paling murah Rp1,5 juta/ekor, yang paling mahal sekitar Rp5 juta. Nanti saat mendekati hari raya harganya bisa sampai Rp7 juta/ekor, tergantung dari besar kecilnya kambing,” katanya. Meski permintaan turun, ia juga tetap menyediakan stok hingga ratusan ekor, baik kambing jenis Jawa maupun gembel. Untuk kambing tersebut didatangkannya dari beberapa daerah, di antaranya Ponorogo, Pacitan, dan Wonosari. Senada, pedagang lain Agus Sutrisno mengatakan kali ini pembelian kambing dari konsumen untuk kurban sangat rendah. Bahkan, ada kalanya dalam satu hari tidak ada satu ekorpun yang terjual. “Kalau tahun lalu jika mendekati hari raya kurban seperti ini dalam satu hari saya bisa jual sampai 10 ekor. Saat ini saya paling banyak hanya bisa jual 1-2 ekor/hari. Mudah-mudahan nanti jelang Idul Adha permintaan bertambah,” katanya. (jwn5/ant)

UPDATE: Total 64.958 Kasus Positif COVID-19 di Indonesia, 29.919 Sembuh

JAKARTA, Jowonews.com – Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan hingga Senin pukul 12.00 WIB terjadi penambahan 814 orang pasien sembuh hingga terakumulasi 29.919 orang dari 64.958 total kasus positif. “Kinerja data kita masih meyakini bahwa disebagian provinsi, bahkan mungkin di sebagian kota, kasus ini masih bergerak menjadi semakin banyak,” kata Yurianto dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB yang dipantau di Jakarta, Senin. Data yang dikumpulkan sejak Minggu (5/7) pukul 12.00 WIB sampai siang ini menunjukkan terdapat penambahan 1.209 kasus baru menjadikan terdapat akumulasi 64.958 orang positif COVID-19. Pasien meninggal bertambah 70 membuat total yang berpulang akibat penyakit itu menjadi 3.241 orang. Menurut Yurianto, saat ini terdapat 38.748 orang berstatus sebagai orang dalam pemantauan (ODP) dan 13.360 pasien dalam pengawasan (PDP). Hasil tersebut didapat setelah otoritas hari ini memeriksa 12.756 spesimen, membuat total spesimen yang sudah diperiksa di berbagai laboratorium di seluruh Indonesia adalah 928.238 spesimen. “Seperti biasa setiap hari Senin pasti menurun dengan drastis karena beberapa laboratorium kita di hari Minggu tidak melaksanakan operasional pemeriksaan,” kata Yurianto. Akibatnya, pemeriksaan spesimen terbatas hanya dilakukan oleh jaringan laboratorium milik Kementerian Kesehatan. Dia juga menegaskan seluruh provinsi di Indonesia sudah mencatat kasus positif penyakit yang menyerang sistem pernapasan itu, dengan rincian 455 kabupaten/kota terdampak COVID-19. Penambahan terbesar hari ini, kata Yurianto, berasal dari lima provinsi yaitu Jawa Timur dengan 308 kasus baru dengan 104 sembuh, DKI Jakarta dengan 232 kasus baru dengan 373 sembuh, Jawa Tengah 127 kasus baru dengan 60 sembuh, Jawa Barat 126 kasus baru dengan 16 sembuh, dan Sulawesi Selatan 84 kasus baru dengan 79 sembuh. Berdasarkan data terbaru, 19 provinsi mencatat penambahan pasien baru COVID-19 di bawah sepuluh dan 11 provinsi yang tidak memiliki kasus baru. Beberapa provinsi melaporkan jumlah kasus sembuh lebih tinggi dibandingkan positif baru antara lain Sulawesi Utara dengan sepuluh kasus baru dan 31 sembuh serta Papua dengan enam kasus baru dan 48 orang sembuh. (jwn5/ant)