Jowonews

Roba, Robot Asisten Covid-19 Buatan UNS

SOLO, Jowonews- Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta berhasil mengembangkan robot yang berfungsi sebagai asisten tenaga kesehatan dalam pelayanan serta penanganan pasien Covid-19. “Salah satu tujuan dikembangkannya teknologi inovatif yang diberi nama Robot Asisten (Roba) Multifungsi ini salah satunya untuk menghemat penggunakan tenaga kesehatan,” kata salah satu anggota tim peneliti UNS, Hari Maghfiroh di Solo, Rabu (17/3). Ia mengatakan pandemi Covid-19 membutuhkan pelayanan ekstra dari para tenaga kesehatan sebagai garda depan. Meski demikian, menurut dia jumlah tenaga kesehatan yang terbatas mengharuskan adanya bantuan tenaga dan inovasi. Selain itu, dikatakannya, penggunaan Roba tersebut juga mampu mengurangi kontak fisik tenaga kesehatan dengan pasien Covid-19sehingga meminimalisasi risiko penularan dan penyebaran virus. “Hal ini juga dapat mengurangi penggunaan alat pelindung diri (APD),” katanya sebagaimana dilansir Antara. Sementara itu, robot tersebut dikatakan multifungsi di antaranya karena mampu mengantar obat dan makanan bagi pasien dengan muatan hingga 100 kilogram. Robot tersebut menggunakan baterai yang besar sehingga memiliki suplai energi. Robot ini juga dilengkapi rak susun yang bisa diganti dengan tangki disinfektan sehingga dapat menyemprotkan cairan disinfektan di rumah sakit. “Roba juga dilengkapi kamera dan sensor untuk menghindari halangan karena dioperasikan oleh perawat dari jarak jauh. Selain itu juga bisa untuk komunikasi dua arah,” katanya. Sementara itu, anggota lain Ubaidillah mengatakan robot tersebut masih harus melalui uji akhir pada Maret ini. Menurut dia, ke depan masih diperlukan pengembangan lebih lanjut terhadap Roba. “Roba perlu dikembangkan menjadi otomatis sehingga dari awal perawat dapat mengatur dan memilih ruangan mana yang harus dituju oleh Roba. Selain itu, harapannya robot tersebut dapat dikembangkan untuk skala industri,” katanya. Ia mengatakan pada tahap awal, robot akan dibuat untuk AGV dengan konsep “mini electric platform”. Harapannya, setelah pandemi usai robot bisa digunakan untuk keperluan industri. Selain Hari dan Ubaidillah, anggota lain yang masuk dalam tim pengembangan Roba Multifungsi tersebut yaitu Hartono, Sholihin As’ad, dan Joko Slamet Saputro.

Yoyok: Berikan Kesempatan Sepak Bola Berkompetisi

SEMARANG, Jowonews- -Anggota Komisi X DPR Republik Indonesia A.S. Sukawijaya atau yang akrab disapa Yoyok Sukawi meminta olahraga sepak bola agar diberi kesempatan untuk melakukan kompetisi dengan penerapan protokol kesehatan ketat saat pandemi Covid-19. “Selain sebagai olahraga, pada sepak bola ada aktifitas ekonomi bagi para atlet, wasit, pelatih, dan pengurus klub. Nah itu yang harus diperhatikan, kami tentu berharap kompetisi atau turnamen bisa berjalan dengan lancar dan semua pihak disiplin dalam penerapan protokol kesehatan yang tidak bisa ditawar,” katanya di Semarang, Selasa (2/3). Hal tersebut disampaikan Yoyok menanggapi keberatan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terkait dengan diizinkannya pelaksanaan Piala Menpora 2021. “Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada rekan-rekan IDI yang telah berjuang memerangi Covid-19 di Indonesia, kami di Komisi X berharap sepak bola diberi kesempatan untuk beraktifitas terlebih dulu. Jangan divonis sebelum diberi kesempatan,” ujarnya sebagaiamana dilansir Antara. Politikus Partai Demokrat itu menyebut melalui Piala Menpora 2021 justru semua pihak bisa mengamati seberapa besar keseriusan pegiat sepak bola dalam menjalankan kompetisi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. “Toh ini juga masih uji coba sebelum Liga 1 digulirkan secara resmi, saya minta semua pelaku sepak bola juga tertib dalam menerapkan protokol kesehatan di dalam mau pun luar lapangan,” katanya. Roda perekonomian di lingkup sepak bola, kata dia, cukup luas cakupannya sehingga dengan adanya aktifitas turnamen dan kompetisi akan menggairahkan lagi geliat ekonomi. Sebelumnya, IDI menyampaikan keberatan terhadap keputusan Polri yang memberi izin penyelenggaraan turnamen sepak bola Piala Menpora 2021.Menurut IDI, turnamen Piala Menpora 2021 tidak sejalan dengan PPKM untuk menekan angka Covid-19. 

Serbuk Biji Salak Diyakini Tingkatkan Imunitas Serangan Covid-19

BOYOLALI, Jowonews- Usaha ramuan herbal serbuk biji salak produksi Boyolali menerima permintaan meningkat di masa pendemi Covid-19. Herbal ini diyakini mampu meningkatkan ketahanan tubuh manusia untuk menjaga kesehatan. Seorang usaha ramuan herbal serbuk biji salak, Putut Tetuko di Ampel Boyolali, Kamis (18/2), mengatakan, sejak pandemi Covid-19, banyak masyarakat mencari ramuan herbal seperti empon-empon. Minuman rempah atau empon-empon seperti jahe, temulawak, kencur dan lainnya populer saat pandemi Covid-19 untuk meningkatkan imun tubuh. Bahkan, dirinya yang membuat ramuan biji salak yang diproses menjadi serbuk diyakini masyarakat kaya akan manfaat, bisa mengobati segala jenis penyakit dan menjaga ketahanan tubuh. Menurut dia,produksi serbuk biji salak terus meningkat pada 2020 hingga sekarang rata-rata hingga mencapai 2 ton per bulan. Padahal, awal produksi serbu biji salak hanya puluhan kilogram, tetapi masa pandemi hingga mencapai 2 ton per bulan. Putut menjelaskan ide tersebut berawal dari kebutuhan pribadi ibunya saat menderita penyakit diabetes melitus, dan rajin mengkonsumsi serbuk biji salak tersebut hingga berhasil sembuh. Dari pengalaman tersebut muncul ide untuk memproduksi serbuk biji salak untuk dipasarkan hingga sekarang. Menurut Putut, ibunya yang menderita penyakit diabetes alhamdulillah bisa sembuh. Serbuk biji salak ini, juga diyakini berkhasiat untuk penyakit hipertensi, kolesterol, asam lambung, menjaga daya tahan, dan imunitas tubuh di masa pandemi Covid-19. Proses pembuatannya cukup mudah. Setelah bahan baku biji salak didapat maka akan dibersihkan kemudian dipotong-potong kemudian dijemur di bawah sinar matahari. Setelah biji salak kering proses selanjutnya disangrai dan digiling dan dilanjutkan proses pengemasan. “Harga serbuk bijik salak setiap kemasan isi 250 gram cukup dijual Rp20.000. Bahan baku biji buah salak madu didapat cukup mudah dari daerah Magelang dan Sleman,” kata Putut yang juga seorang anggota TNI berpangkat Serka di Koramil Ampel Kodim 0724/Boyolali. Dia menyampaikan serbuk biji salak buatannya tersebut yang diberi merk “Serbuk Biji Salah Supadmi” nama ibunya itu, sudah dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia antara lain Pulau Kalimantan, Lampung, Maluku, Bali, dan termasuk wilayah Jawa. Cara pemasaran kebanyakan secara online, tetapi banyak juga penjual yang mengambil produk di rumahnya. Menurut Agus (47), salah satu pelanggannya asal Solo serbuk biji salak asal Ampel Boyolali memang rasanya lebih enak dibanding kopi biasa. Dirinya setelah mengkonsumsi serbuk biji salak badan terasa lebih segar. Dirinya mengkosumsi ramuan serbuk biji salak ini, untuk menjaga imunitas tubuh pada masa pandemi.

Aturan Baru Olimpiade Tokyo, Atlet Dilarang Berpelukan

JAKARTA, Jowonews- Para atlet olimpiade dilarang berpelukan atau melakukan tos saat berlaga di ajang olahraga bergengsi dunia itu. Hal tersebut termaktub dalam buku panduan baru Olimpiade Tokyo seperti dilansir Antara dari AFP. Dokumen mentah panduan setebal 33 halaman itu juga memperingatkan bahwa para atlet dapat didepak dari pertandingan yang mereka ikuti seandainya melanggar peraturan-peraturan ketat terkait Covid-19. Menurut panduan itu, para atlet akan mengikuti tes untuk Covid-19 setidaknya satu kali setiap empat hari, dan akan dilarang bertanding jika kedapatan positif. Masa tinggal mereka di Jepang akan dikurangi untuk mengurangi risiko infeksi, dan orang-orang yang menghuni Perkampungan Atlet Olimpiade diharapkan untuk menghindari bentuk-bentuk kontak fisik yang tidak diperlukan. Panitia penyelenggara mengatakan kepada AFP bahwa mereka masih berencana untuk memberikan sekitar 150.000 kondom gratis kepada para atlet. Namun panduan baru mendesak para atlet untuk membatasi kontak dengan orang lain sebanyak mungkin. “Jika Anda pernah berada di Olimpiade sebelumnya, kami tahu pengalaman ini akan berbeda dalam beberapa bentuk,” demikian buku panduan itu memperingatkan. “Kepada semua partisipan Olimpiade, akan ada sejumlah kondisi dan kendala yang akan memerlukan keluwesan dan pengertian Anda,” tambahnya. Panduan bagi para atlet dan ofisial tim akan direvisi pada April dan kembali direvisi pada Juni, dan diikuti dengan rilis panduan untuk ofisial pertandingan, media, dan stasiun penyiaran sepekan kemudian. Dokumen itu memberikan gambaran detail tes virus kepada para atlet, di mana dibutuhkan hasil negatif pada tes yang dilakukan 72 jam sebelum bepergian ke Jepang dan akan kembali dilakukan tes saat mereka telah mendarat. Tak Ada Karantina Tidak akan ada karantina untuk para atlet, dan mereka masih diizinkan untuk menghadiri pemusatan-pemusatan latihan di Jepang sebelum Olimpiade dimulai. Namun seluruh pergerakan harus didata dan penggunaan transportasi publik harus mendapat izin pihak berwenang. Para atlet tidak boleh mengunjungi pusat kebugaran, area-area turis, toko, restoran, atau bar, dan hanya dapat pergi ke arena-arena Olimpiade dan lokasi-lokasi tambahan yang terbatas. Mereka juga disarankan untuk selalu mengenakan masker, kecuali saat bertanding, berlatih, tidur, atau berada di luar ruangan yang terbuka. Buku panduan terkait Covid-19 dirilis ketika panitia penyelenggara, ofisial-ofisial Olimpiade, dan pemerintah Jepang bekerja keras untuk membangun keyakinan bahwa Olimpiade dapat berlangsung dengan aman meski terdapat masalah virus. Para atlet disarankan untuk divaksin, namun hal itu tidak akan menjadi syarat untuk dapat berpartisipasi di Olimpiade. Dukungan untuk menyelenggarakan Olimpiade tetap rendah di Jepang, dengan sekitar 80 persen penduduk Jepang mendukung pembatalan atau penundaan lanjutan. Panitia pelaksana juga tidak lepas dari masalah, setelah Ketua Olimpiade Tokyo Yoshiro Mori melontarkan pernyataan berbau seksisme. Sejauh ini, Mori telah meminta maaf atas ucapannya, namun ia menolak untuk mengundurkan diri. Olimpiade Tokyo rencananya akan dimulai di Tokyo pada 23 Juli mendatang.

Gerakan “Jateng di Rumah Saja” Diminta Ditinjau Ulang

KUDUS, Jowonews- Pedagang Pasar Kliwon Kudus yang tergabung dalam Himpunan Pedagang Pasar Kliwon (HPPK) minta kepala daerah meninjau kembali kebijakan menutup pasar tradisional selama dua hari di akhir pekan. Apalagi di akhir pekan transaksi lebih besar di banding hari-hari sebelumnya.  “Kami mohon kepada pihak pembuat kebijakan, baik Gubernur atau Bupati untuk meninjau kembali kebijakannya atau membatalkan rencana penutupan tanggal 6-7 Februari 2021,” kata Ketua HPPK Sulistiyanto di Kudus, Kamis (4/2).  Ia memastikan pedagang akan merugi jika benar-benar harus libur dua hari di akhir pekan, karena trend transaksinya saat ini tengah naik seiring menjelang bulan puasa. Akhir pekan juga bisa disebut sebagai masa panen pedagang untuk meraih transaksi yang lebih besar karena biasanya memang banyak kunjungan ke pasar. Sementara selama masa pandemi Covid-19, transaksi penjualan para pedagang cenderung turun. Adanya tren penjualan yang positif saat ini tentunya ingin dilanjutkan tanpa mengabaikan protokol kesehatan.  Berdasarkan rapat terbatas pengurus HPPK Kudus menyampaikan keberatan atas ditutupnya pasar tradisional, termasuk Pasar Kliwon dalam rangka gerakan “Jateng di rumah saja”. Hal itu diyakini akan mengganggu roda perekonomian tidak hanya dari pedagang, tetapi menyangkut pula upah karyawan, pemasok , penyetor dan pelaku pasar lainnya, seperti tukang parkir, kuli panggul, penarik becak, maupun jasa ojek.  Jika tujuan libur dua hari untuk menekan kasus Covid-19, kata dia, pedagang juga sudah berupaya melaksanakan kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Bahkan melaksanakan pam swakarsa.  “Kami pelaku pasar sanggup melaksanakan prokes yang diperketat di lingkungan pasar tradisional dan sanggup mengadakan satgas swadaya untuk penegakan prokes di pasar tradisional,” ujarnya sebagaiman dilansir Antara. Pemberitaan sebelumnya, Pemkab Kudus mendukung gerakan “Jateng di rumah saja” dengan menutup pasar tradisional dan pusat perbelanjaan serta pedagang kaki lima selama dua hari pada akhir pekan. Hal ini untuk menekan kasus Covid-19 dengan tetap mempertimbangkan kearifan lokal.  Apalagi di Kudus terdapat beberapa pabrik besar dan hari Sabtu masih tetap ada aktivitas kerja. Bahkan ada perusahaan yang mesin produksinya harus beroperasi selama 24 jam.

Tak Ada Rumus Sama Tangani Covid-19

JAKARTA, Jowonews- Presiden Joko Widodo menegaskan tidak ada rumus yang sama untuk menangani Covid-19 sehingga cara mengatasi pandemi berbeda antara satu negara dengan negara lainnya. “Presiden juga menyampaikan penanganan Covid-19 negara satu dengan lainnya berbeda, tidak ada rumus yang sama,” kata Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan persnya menyampaikan kembali penegasan Presiden di Kantor Presiden Jakarta, Rabu (3/2). Oleh karena itu, kata dia, Presiden meminta agar Indonesia menerapkan konsep yang dianggap paling tepat dan sesuai untuk Indonesia. Ia menambahkan, berdasarkan data PPKM terlihat ada beberapa provinsi mengalami perbaikan dalam kaitannya dengan penanganan Covid-19 di antaranya DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta. “Dan dari 98 itu juga 63 kabupaten/kota juga masih merah, ini penurunan dari 92. Kemudian dari kabupaten/kota dari 363 ke 332, kemudian ada beberapa yang tetap secara nasional,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Airlangga menambahkan, melalui PPKM juga terindikasi ada fenomena mobilitas penduduk yang mengalami penurunan di berbagai sektor. “Yang mobilitasnya masih tinggi adalah di tempat kerja maupun area permukiman sehingga area permukiman jadi perhatian,” katanya. Presiden kemudian mendorong upaya vaksinasi ditingkatkan baik dari sisi volume maupun kecepatan pelaksanaan. Dengan begitu kekebalan komunitas atau “herd imunity” cepat dapat terwujud. “Dan vaksinasi tentu berbasis data dan daerah, zona padat, wilayah ‘density’ tinggi, mobilitas tinggi dan juga interaksi tinggi itu jadi pertimbangan, juga kegiatan sentra perekonomian,” katanya. Beberapa yang akan diterapkan ke depan yakni penerbitan Permenkes yang akan mengakomodir rapid antigen untuk screening awal, pengetatan 3M, dan tracing digital yang melibatkan semua pihak termasuk Babinsa, Babinkamtibmas, dan Satpol PP.

Diteliti, Sel Punca untuk Terapi Pasien Covid-19

SOLO, Jowonews- RSUD dr Moewardi Surakarta mulai meneliti sel punca atau “stem cell” sebagai bagian dari terapi perkembangan, pertumbuhan, dan perbaikan sel atau jaringan pada tubuh pasien Covid-19. “Sel punca adalah sel yang belum terdiferensiasi sehingga memiliki kemampuan untuk berkembang biak dan berdiferensiasi menjadi sel-sel lain yang lebih spesifik pada tubuh manusia,” kata Direktur RSUD dr Moewardi Cahyono Hadi di Solo, Senin (1/2). Ia mengatakan sel punca mampu memperbaharui diri dengan membelah, kemudian berdiferensiasi menjadi sel-sel, jaringan, dan organ tubuh yang lebih spesifik. Selain itu, dikatakannya, sel punca juga memiliki efek parakrin, yaitu mengeluarkan cairan yang berisi “growth factor” dan beberapa kemokin serta exosome yang di antaranya berfungsi sebagai antiinflamasi, antifibrosis, dan imunomudulator. “Dengan sifatnya sebagai antiperadangan dan ‘immunomodulatori’ diharapkan mampu mencegah badai sitokin pada Covid-19 sehingga akan menghambat perburukan dan kematian dari pasien ini serta lama rawat inap menjadi lebih singkat,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Ia mengatakan untuk sel punca sendiri dapat berasal dari sumsum tulang, lemak, tali pusat, plasenta atau jaringan lain. Namun, di antara ini, sel punca yang berasal dari tali pusat menjadi pilihan untuk pengobatan pasien yang terinfeksi Covid-19. Beberapa alasan penggunaan tali pusat salah satunya karena tali pusat merupakan salah satu sumber terkaya sel punca. “Tali pusat memiliki konsentrasi sel punca yang tinggi. Selain itu, sumber sel punca yang luas, sel punca dari tali pusat memiliki waktu penggandaan yang cepat, dapat diperluas secara efisien di laboratorium, dan dapat diekstraksi secara noninvasif,” katanya. Ia mengatakan penelitian juga dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanan pemberian intravena alogenik sel punca mesenkimal normoksia dari satu donor tali pusat (ASPMN-TP) sebagai terapi adjuvan pada pasien Covid-19 derajat berat, dengan jumlah sampel 42 pasien yang dibagi dalam 3 pusat. “Produk ASPMN-TP yang digunakan berasal dari PT Bifarma Adiluhung yang sudah memiliki sertifikasi cara pembuatan obat yang baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),” katanya. Sementara itu, dikatakannya, penelitian tersebut merupakan suatu penelitian “multicenter randomized controlled, open label trial” yang dilakukan di tiga rumah sakit, yaitu RSUD dr Moewardi, RSUP dr Sardjito Yogyakarta, dan RSUP dr Hasan Sadikin Bandung. Pihaknya memperkirakan penelitian akan berlangsung selama satu tahun dari saat awal pengerahan subjek sampai dengan akhir masa “follow-up”.

Angka Kematian Covid-19 Tembus 2 Juta Orang

LONDON, Jowonews- Jumlah korban meninggal Covid-19 di seluruh dunia mencapai dua juta lebih pada Jumat (15/1), menurut hitungan Reuters. Sembilan bulan lamanya bagi dunia untuk mencatat satu juta kematian pertama Covid-19. Tetapi hanya dalam tiga bulan  jumlahnya meningkat menjadi dua juta kematian. Kondisi itu menggambarkan percepatan tingkat kematian. Hingga 2021, rata-rata jumlah kematian Covid-19 di atas 11.900 per hari. Hal ini berarti satu nyawa melayang setiap delapan detik, menurut hitungan Reuters sebagamana dilansir Antara. “Dunia kita berada di titik tonggak sejarah yang menyayat hati,” kata Sekjen PBB Antonio Guterres melalui pernyataan. “Di balik jumlah yang mengejutkan ini terdapat nama dan wajah: kini senyuman hanyalah tinggal kenangan, kursi selamanya kosong di meja makan, ruangan bergema dengan kesunyian orang terkasih,” katanya, seraya menyerukan lebih banyak koordinasi dan pendanaan global untuk upaya vaksinasi. Hingga April, jumlah kematian Covid-19 global dapat mendekati 2,9 juta, menurut perkiraan Institute for Health Metrics and Evaluation. Mengingat betapa cepatnya virus menyebar karena varian yang lebih menular, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan kemungkinan hal terburuk yang akan terjadi. “Kita memasuki tahun kedua saat ini. Itu bahkan bisa lebih sulit mengingat dinamika penularan dan sejumlah masalah yang sedang kita alami,” kata pejabat kedaruratan WHO, Mike Ryan, Rabu (13/1). AS melaporkan jumlah kematian Covid-19 tertinggi, yaitu di atas 386.000. Negara ini mencatatkan satu dari setiap empat kematian yang dilaporkan di seluruh dunia setiap harinya. Negara yang terkena dampak parah selanjutnya adalah Brazil, India, Meksiko, dan Inggris Raya. Jika disatukan, lima negara tersebut berkontribusi hampir 50 persen pada semua jumlah kematian Covid-19 di dunia. Tetapi hanya mewakili 27 persen dari populasi dunia. Eropa, kawasan yang paling menderita pandemi di dunia, sejauh ini melaporkan 615.000 lebih kematian. kawasan Eropa sekaligus menyumbang hampir 31 persen pada kematian Covid-19 global. Di India, negara yang baru saja mencapai 151.000 lebih kematian Covid-19, vaksinasi akan dimulai pada Sabtu (16/1). Otoritas negara itu berharap dapat memvaksinasi 300 juta orang berisiko tinggi selama 6-8 bulan ke depan.