Jowonews

Purwarupa qPCR Test Kit untuk COVID-19 Buatan Indonesia Rampung

JAKARTA, Jowonews.com – Purwarupa (prototipe)test kit qPCR COVID-19 buatan Indonesia telah selesai dibuat dan diklaim secara teruji mampu mendeteksi virus SARS-CoV-2 dengan akurat. Proses desain dan uji laboratorium akurasi test kit yang diberi nama Nusantara TFRIC-19 tersebut selesai pada Jumat (4/4). Pengembangan alat tes ini dilakukan oleh Nusantics sebagai bagian dari Gugus Tugas/Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19 (TFRIC19) yang dibentuk oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). CTO Nusantics Revata Utama melalui keterangannya, Minggu, menjelaskan bahwa Nusantics mendesain Nusantara TFRIC-19 dengan menggunakan data genomic virus SARS-CoV-2 yang menyebar di Asia. “Kami melakukan uji akurasi dan validasi prototipe terhadap strain Asia. Hasilnya, Nusantara TFRIC-19 bisa mengidentifikasi strain COVID-19, yang berdasarkan data sudah mirip dengan prediksi mutasi strain Indonesia,” kata Revata. Nusantics melakukan analisis bioinformatika pada tahap pertama dengan mencocokkan (alignment) sekuens genetika virus SARS-CoV-2 yang mewabah di Asia untuk memilih gen sasaran. Dari analisis bioinformatika, Nusantics memutuskan mendesain Nusantara TFRIC-19 untuk menyasar dua gen virus SARS-CoV-2 yaitu Gen RdRP (yang menghasilkan enzim untuk mereplikaksi virus saat menginfeksi sel manusia) dan Gen N (yang melindungi inti RNA virus). Lalu, sensitivitas test kit diuji dengan menggunakan isolat RNA dari luar negeri. Isolat dari luar negeri digunakan untuk mempercepat pengembangan, selama isolat RNA lokal belum tersedia. Hasil uji laboratorium membuktikan bahwa Nusantara TFRIC-19 bisa mendeteksi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 secara spesifik, dan tidak bereaksi terhadap genome virus SARS-CoV-1 atau virus corona lain. Nusantics selanjutnya akan melakukan uji laboratorium menggunakan sampel virus SARS-CoV-2 yang beredar di Indonesia. Dana genomic dari virus lokal akan digunakan untuk menyempurnakan prototipe Nusantara TFRIC-19. Gugus Tugas BPPT untuk COVID-19 saat ini masih menunggu untuk mendapatkan sampel virus lokal dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes). Penyempurnaan prototipe Nusantara TFRIC-19 diperkirakan selesai dalam 2—3 hari setelah sampel didapatkan. “Validasi dengan strain virus Asia menunjukkan bahwa Nusantara TFRIC-19 mampu mendiagnosis COVID-19 dengan akurat. Namun, kami akan menyempurnakannya dengan menggunakan informasi genomic virus lokal,” kata CEO Nusantics Sharlini Eriza Putri. “Ini alasannya, kenapa sampel strain lokal sangat penting. Setelah mendapatkan sampel lokal, kami akan melakukan validasi akurasi Nusantara TFRIC-19 dengan strain Indonesia. Setelah itu, kita bisa masuk ke tahap produksi massal,” ujarnya melanjutkan. Gerakan Indonesia Pasti Bisa yang diinisiasi oleh East Ventures, menggalang pendanaan Rp10 miliar untuk mendukung upaya Gugus Tugas Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19 dalam mengembangkan dan memproduksi test kit COVID-19 buatan Indonesia. Rencananya, test kit hasil pengembangan Nusantics akan diproduksi massal oleh BPPT, Bio Farma, dan Indonesia International Institute for Life Science. Dana yang dikumpulkan melalui gerakan “Indonesia Pasti Bisa” akan digunakan untuk membiayai pembelian material dan bahan baku untuk memproduksi 100.000 test kit qPCR. (jwn5/ant)

Studi Terbaru, Semua Orang Harus Pakai Masker

JAKARTA, Jowonews.com – Meskipun Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan hanya mereka yang sakit yang mengenakan masker, ternyata studi terbaru mengarahkan semua orang harus bermasker untuk mencegah penularan infeksi virus corona baru (COVID-19). Apakah Anda merasa sedang sakit atau sehat tanpa keluhan, sebaiknya Anda mengenakan masker terutama ketika bepergian pada situasi sekarang. Kenapa? Karena, berdasarkan studi terbaru oleh Komisi Tetap Penyakit Menular dan Ancaman Abad 21 di Amerika Serikat, virus corona bisa menular melalui percakapan dan pernapasan normal dengan orang yang terpapar. Kesimpulan studi yang dipublikasikan di laman Academy of Science Engineering Medicine dan menjawab pertanyaan resmi Gedung Putih itu secara tegas menyebut bahwa virus corona bisa menyebar hanya melalui percakapan dan pernapasan. Setelah konfirmasi dari para ilmuwan itu, Amerika Serikat bahkan sekarang menganjurkan semua warganya mengenakan masker, pembaruan imbauan yang disampaikan dua hari lalu. Produksi masker di AS pun digenjot. Gugus Tugas COVID-19 Gedung Putih, sesuai dengan Undang-Undang Produksi Pertahanan, disarankan untuk mengarahkan pangkalan manufaktur meningkatkan kapasitas produksi masker, di luar upaya 3M, yang telah menggandakan produksi masker N95 global menjadi sekitar 100 juta sebulan. Mereka juga berencana untuk mendorong menjadi 2 miliar masker dalam setahun. Negara ini harus menggunakan kembali kapasitas produksi yang ada untuk mengatasi pasokan kritis dan memberikan tantangan bagi produsen nasional untuk menghasilkan surplus 1 miliar masker pada akhir April 2020 dan setidaknya 1 miliar per minggu sesudahnya. Upaya itu akan mencukupi kebutuhan beberapa masker semua orang Amerika per minggu. Biaya produksi diharapkan kurang dari 1 dolar per masker atau 1 miliar dolar per minggu, tulis TechCrunch. “Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (The Centers for Disease Control/CDC) merekomendasikan orang Amerika mengenakan masker kain,” kata Trump dalam briefing pers coronavirus Jumat (3/4). “Ini sukarela. Saya tidak berpikir saya akan melakukannya,” tambahnya. CDC memperbarui situs webnya Jumat untuk menambahkan bagian pada masker pelindung. “Kami sekarang tahu dari penelitian baru-baru ini bahwa sebagian besar orang dengan coronavirus tidak memiliki gejala (asimptomatik) dan bahkan mereka yang pada akhirnya mengembangkan gejala (pra-gejala) dapat menularkan virus kepada orang lain sebelum menunjukkan gejala.” Sehubungan dengan bukti baru ini, CDC merekomendasikan untuk mengenakan masker kain dalam pengaturan publik di mana langkah-langkah jarak sosial lainnya sulit untuk diterapkan di daerah-daerah tertentu. CDC merekomendasikan warga AS mengenakan masker kain karena masker bedah saat ini pasokannya sangat terbatas. (jwn5/ant)

Atasi Dampak COVID-19, Kemensos Salurkan 6.700 Paket Bantuan Sembako

JAKARTA, Jowonews.com – Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial telah menyalurkan 6.700 paket bantuan sembako untuk anak dan penyandang disabilitas sebagai upaya mengatasi dampak pandemi COVID-19. “Penyaluran ini dilaksanakan atas arahan Menteri Sosial Juliari P Batubara untuk melakukan percepatan distribusi bantuan sembako sebagai upaya Kemensos Hadir,” kata Dirjen Rehabilitasi Sosial Harry Hikmat dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu. Sembako tersebut merupakan bantuan untuk dua klaster dari lima klaster rehabilitasi sosial, yaitu anak dan penyandang disabilitas. Bantuan bertujuan agar anak dan penyandang disabilitas mendapatkan tambahan asupan gizi dan meningkatkan daya tahan tubuh untuk menangkal COVID-19. Sebanyak 12.350 paket sembako akan dibagikan kepada lima klaster rehabilitasi sosial dengan rincian sebanyak 6.000 paket untuk klaster anak, 700 paket untuk klaster penyandang disabilitas, 5.200 paket untuk klaster lanjut usia, 150 paket untuk klaster korban penyalahgunaan Napza dan 300 paket untuk klaster tuna sosial dan korban perdagangan orang. “Bantuan sembako berupa paket lauk pauk, makanan anak dan makanan siap saji disalurkan kepada Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS)/Panti Sosial milik masyarakat se-Jabodetabek,” kata Harry. Pada Sabtu (4/04), sebanyak 6.000 paket bantuan sembako telah didistribusikan kepada 276 LKS anak dan 700 paket bantuan sembako didistribusikan kepada 22 LKS penyandang disabilitas Se-Jabodetabek. Bantuan diterima langsung oleh perwakilan LKS dari masing-masing klaster. Penyaluran bantuan sembako ini dilaksanakan di Balai Budhi Dharma Bekasi dengan melibatkan Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak, Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas, perwakilan Balai/Loka Rehabilitasi Sosial Anak, perwakilan Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) Anak, TRC, dan LKSA. “Pelaksanaan penyaluran bantuan sembako berjalan dengan lancar dan tetap memperhatikan social dan physical distancing,” ujar Dirjen Rehsos. (jwn5/ant)

Dua Orang tanpa Gejala di Kudus Positif Corona

KUDUS, Jowonews.com – Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mencatat ada dua orang yang menjalani tes swab tenggorokan dinyatakan positif penyakit virus Corona (COVID-19), meskipun keduanya tidak menunjukkan gejala mirip terpapar COVID-19. “Kedua orang positif Corona tersebut, salah satunya asal Kabupaten Kudus dan satunya dari Kabupaten Pati,” kata Ketua Tim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 Kabupaten Kudus M. Hartopo di Kudus, Sabtu. Ia mengatakan kedua orang tersebut, satunya dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Loekmono Hadi Kudus dan RS Mardi Rahayu Kudus. Untuk pasien asal Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus tersebut, katanya, memiliki riwayat perjalanan dari Jakarta. Hanya saja, saat tiba di Kudus saat dilakukan pemeriksaan tidak ada gejala mirip penyakit Corona, seperti batuk atau demam tinggi. “Akan tetapi, saat dilakukan tes swab tenggorokan hasilnya positif sehingga langsung dirawat di ruang isolasi RSUD Loekmono Hadi Kudus,” ujar M. Hartopo yang juga Pelaksana tugas Bupati Kudus. Sementara keluarganya, kata dia, diminta untuk melakukan isolasi mandiri terlebih dahulu sebelum nantinya dilakukan pemeriksaan. Untuk perawat asal Pati yang juga tidak menunjukkan gejala, usai dilakukan tes cepat (rapid test) yang dilakukan pihak rumah sakit hasilnya menunjukkan indikasi positif. Kemudian ditindaklanjuti dengan tes swab tenggorokan dan hasilnya positif “Karena yang bersangkutan warga Pati, Pemkab menyerahkan pelacakan kontak kepada Pemkab Pati,” ujarnya. Ia berharap masyarakat yang datang dari luar kota untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari, sedangkan masyarakat Kudus yang terpaksa keluar rumah sebaiknya memakai masker untuk menghindari kemungkinan terjadinya penularan virus Corona. Sementara itu, berdasarkan data COVID-19 di website atau laman corona.kuduskab.go.id, diketahui terdapat 25 pasien dalam pengawasan (PDP) dan 187 orang dalam pemantauan (ODP). PDP tercatat dari Kabupaten Kudus sebanyak 17 orang, sedangkan luar wilayah sebanyak delapan orang, sedangkan ODP dari Kabupaten Kudus sebanyak 157 orang, selebihnya dari luar Kudus. Penyebaran ODP hampir merata di beberapa kecamatan di Kabupaten Kudus yang terdiri sembilan kecamatan, yakni Kecamatan Kota, Bae, Kaliwungu, Jekulo, Gebog, Dawe, Mejobo, dan Jati. Untuk jumlah PDP kumulatif sebanyak 85 orang, diketahui sudah ada 52 orang yang diperbolehkan pulang dan delapan orang meninggal dunia. (jwn5/ant)

Fraksi PKS DPRD Kudus Sumbangkan Gaji Bantu Penanganan COVID-19

KUDUS, Jowonews.com – Seluruh anggota Fraksi PKS DPRD Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menyerahkan gaji selama sebulan untuk membantu penanganan dampak pandemi COVID-19. “Bantuan ini diberikan sebagai wujud kepedulian Fraksi PKS DPRD Kudus yang terdiri dari empat orang dalam penanggulangan wabah COVID-19,” kata Ketua Fraksi PKS DPRD Kudus Rony Agus Santosa saat menyerahkan bantuan gaji kepada Tim Penanggulangan COVID-19 DPD PKS Kabupaten Kudus di kantor Dewan Perwakilan Daerah Partai Keadilan Sejahtera (DPD PKS) Kabupaten Kudus, Sabtu. Bantuan tersebut diserahkan Ketua Fraksi PKS DPRD Kudus Rony Agus Santosa kepada Tim Penanggulangan COVID-19 yang diwakili oleh Girman dan Junaidi yang disaksikan semua anggota Fraksi PKS seperti Sayid Yunanta, Ruston Harahap, dan Umi Bariroh. Ia berharap bantuannya itu dapat digunakan untuk kegiatan pencegahan seperti pengadaan tempat cuci tangan, penyemprotan disinfektan berkala, dan bantuan ketahanan ekonomi masyarakat yang terdampak COVID-19 baik secara langsung maupun tidak langsung. Sementara itu, anggota Tim Penanggulangan COVID-19 DPD PKS Kabupaten Kudus Junaidi menyampaikan terima kasih atas bantuan tersebut. Tentunya, kata dia, hal itu sebagai wujud tanggung jawab para anggota dewan yang terpilih dari PKS untuk membantu masyarakat secara luas atas wabah yang sedang terjadi di sejumlah daerah di Tanah Air. Rencananya bantuan tersebut akan disalurkan sesuai dengan amanah yang disampaikan melalui Tim Penanggulangan COVID-19 yang sudah dibentuk oleh DPD PKS Kudus. Sebelumnya tim tersebut sudah melakukan aksi-aksi kepedulian berupa penyemprotan disinfektan yang menyebar di sembilan kecamatan se-Kudus melalui jalur ketua cabang di kecamatan masing-masing. (jwn5/ant)

Kemenag Minta Masyarakat Tunda Akad Nikah Sampai Wabah COVID-19 Selesai

JAKARTA, Jowonews.com – Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin berharap masyarakat dapat menunda atau menjadwal ulang rencana pelaksanaan pernikahannya (akad nikah) selama darurat COVID-19. “Kami telah menerbitkan edaran baru per 2 April 2020. Permohonan pelaksanaan akad nikah di masa darurat COVID-19 untuk pendaftaran baru tidak dilayani. Kami meminta masyarakat untuk menunda pelaksanaannya,” kata Kamaruddin kepada wartawan di Jakarta, Jumat. Kendati begitu, dia memastikan pendaftaran layanan pencatatan nikah tetap dibuka meski dalam keadaan wabah COVID-19. Namun, kata dia, mekanisme pendaftaran tidak dilakukan dengan tatap muka di KUA, tetapi secara daring melalui laman simkah.kemenag.go.id. Kendati begitu, pelaksanaan akad nikah tidak dilakukan di masa darurat COVID-19. Perkembangan terkait waktu akan terus diperbaharui. Kamaruddin mengatakan pelaksanaan akad nikah hanya dilayani bagi calon pengantin yang sudah mendaftarkan diri sebelum 1 April 2020. Pelayanan akad tersebut hanya akan dilaksanakan di KUA, bukan di luar KUA. “Aturan ini dibuat dalam kondisi kedaruratan kesehatan karena wabah COVID-19. Saya harap masyarakat bisa memahami dan menyesuaikannya,” kata dia. Kemenag saat ini menerapkan sistem kerja dari rumah untuk pegawainya hingga 21 April 2020. Kepada jajaran di Kanwil dan KUA, Kamaruddin meminta pegawai tetap memberikan pelayanan konsultasi dan informasi kepada masyarakat secara daring. Setiap KUA harus memberitahukan nomor kontak atau email petugas sehingga memudahkan masyarakat mengakses informasi. “Pelaksanaan akad nikah secara online baik melalui telepon, video call atau penggunaan aplikasi berbasis web lainnya tidak diperkenankan,” katanya. (jwn5/ant)

Update 3 April, Pasien COVID-19 Indonesia Naik Jadi 1.986 Jiwa dan 134 Sembuh

JAKARTA, Jowonews.com – Jumlah pasien positif COVID-19 di Indonesia hingga Jumat 3 April pukul 12.00 WIB tercatat sebanyak 1.986 kasus, kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto dalam jumpa pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Jumat. Dari jumlah itu, 134 pasien dinyatakan sembuh, sementara 181 lainnya meninggal dunia. Merujuk pada keterangan pemerintah, ada kenaikan sebesar 196 pasien dari satu hari sebelumnya (2/4) sampai hari ini.  Begitu juga dengan pasien yang sembuh bertambah 22 orang dan yang meninggal juga bertambah 11 orang. Sebelumnya pada Kamis (2/4) tercatat kasus positif sebanyak 1.790, sementara pasien yang sembuh 112 orang sedangkan meninggal 170 orang. “Gambaran-gambaran ini menunjukkan bahwa proses penularan masih terjadi di luar, karena itu pertimbangkan kembali kalau mau keluar. tempat paling aman adalah di rumah,” kata Yuri. Sejauh ini, pemerintah telah memeriksa 7.924 spesimen COVID-19 dari 32 Provinsi, termasuk di dalamnya 120 kabupaten/kota. Catatan pemerintah juga menunjukkan DKI Jakarta masih jadi provinsi dengan jumlah pasien positif COVID-19 terbanyak, yaitu 971 jiwa per 3 April. Setelah DKI Jakarta, ada Banten dengan 170 pasien positif, Jawa Barat dengan 225 pasien, Jawa Timur dengan 155 pasien dan Jawa Tengah 114 pasien. (jwn5/ant)

Ganjar Minta Tegal Ikuti Kebijakan Pemerintah Pusat

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta Pemerintah Kota Tegal mengikuti kebijakan mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dari pemerintah pusat dalam penanganan pandemi virus Corona jenis baru (COVID-19). “Sekarang kita minta (Pemkot Tegal, red) menyesuaikan dan evaluasi. Pelaksanaannya seperti apa termasuk apa yang mesti dilakukan,” katanya di Semarang, Kamis. Oleh karena itu, lanjut Ganjar, Pemkot Tegal harus membuat skenario ulang, termasuk dalam menghadapi pemudik dari Jakarta karena dikhawatirkan dengan semakin banyaknya pemudik dari Jakarta masuk wilayah akan semakin memperluas kemungkinan persebaran penularan COVID-19. Menurut dia, seluruh kabupaten/kota di Jateng harus mengikuti dan menyesuaikan dengan kebijakan PSBB. “Tidak hanya Tegal, tapi seluruh kabupaten/kota untuk menyiapkan diri dalam skenario, termasuk skenario ketika yang di Jakarta kembali ke daerahnya, maka ini akan bertambah. Bagaimana pencegahan dari sisi kesehatan, jaring pengamanannya,” ujarnya. Kendati demikian, Ganjar juga mewanti-wanti, agar seluruh kepala daerah tidak terburu-buru untuk mengeluarkan atau memutuskan status PSBB tanpa mempertimbangkan segala aspek dan kesiapan anggaran tanpa ada koordinasi. “Cara ini jauh lebih baik, daripada ‘statement’ dulu, nanti kebingungan. Lebih baik, menyiapkan dulu baru ‘statement’,” katanya. Ganjar juga mengungkapkan dirinya intens komunikasi dengan bupati dan walikota se-Jateng, termasuk dengan Bupati Wonogiri yang aktif melaporkan dan minta pertimbangan dirinya dalam menangani COVID-19, serta soal relokasi dan realokasi anggaran. “Dia (Bupati Wonogiri, red) berhasil mengumpulkan Rp100 miliar lebih. Nah Kota Tegal saya minta untuk belajar itu karena mereka sudah terlanjur menyiapkan tapi anggarannya belum siap, sekarang saya minta untuk dikejar. Tolong dikejar, anda siapkan semua agar tidak ada yang ditinggal,” ujarnya. Seperti diwartakan, Presiden Joko Widodo secara resmi menetapkan Indonesia berstatus Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam mengatasi pandemi COVID-19 dalam rapat kabinet di Istana Kepresidenan Bogor. Alasan memilih status tersebut adalah karena COVID-19 telah menjadi penyakit dengan faktor risiko yang menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat. Dasar hukum yang digunakan menurut Presiden Jokowi adalah UU No 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. (jwn5/ant)