Jowonews

Langgar UU Karantina, Wakil Ketua DPRD Kota Tegal Jadi Tersangka

SEMARANG, Jowonews- Polisi menetapkan Wakil Ketua DPRD Kota Tegal Wasmad Edi Susilo sebagai tersangka pelanggaran Undang-undang Kekarantinaan kesehatan. Hal ini menyusul gelaran konser dangdut di lapangan Tegal Selatan, Kota Tegal di tengah pandemi Covid-19, Kapolres Tegal Kota AKBP Rita Wulandari dalam siaran pers di Semarang, Selasa (29/9) mengatakan, Wasmad dijerat dengan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. Menurut dia, tersangka mengadakan hajatan khitan dan pernikahan anaknya dengan menggelar pesta yang dihadiri ribuan orang, tanpa memperhatikan protokol kesehatan pada 23 September 2020. “Yang bersangkutan juga tidak mengindahkan peringatan yang diberikan oleh petugas yang berwenang,” katanya. Menurut dia, 18 saksi telah diperiksa dalam penyidikan perkara tersebut. Selain itu, lanjut dia, sejumlah barang bukti juga telah diamankan oleh penyidik. Barang bukti yang diamankan di antaranya buku tamu undangan, surat pernyataan yang dibuat oleh Wasmad Edi Susilo, serta video yang berisi rekaman pelaksanaan hajatan tersebut. Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Tegal Wasmad Edi Susilo menggelar hajatan dengan konser dangdut yang dihadiri ribuan orang di lapangan Tegal Selatan, Kota Tegal pada Rabu (23/9) malam. Pelaksanaan hiburan tersebut diduga tidak memperoleh izin dari kepolisian karena menghadirkan banyak orang di tengah pandemi Covid-19.

10 Kasus Positiv Covid-19 Ditemukan di Liga Premier

JAKARTA, Jowonews- Sepuluh kasus positif Covid-19 ditemukan di Liga Premier Inggris. Hal tersebut diketahui setelah otoritas liga melangsungkan tes Covid-19 terhadap 1.595 pemain dan staf klub-klub peserta sejak Senin (21/9) hingga Ahad (27/9). Subyek bersangkutan yang dinyatakan positif Covid-19 sudah diinstruksikan untuk menjalani swakarantina selama 10 hari ke depan. Tes tersebut merupakan gelombang keempat yang dilangsungkan sejak musim 2020/21, lansir Antara, Selasa (29/9). Sebelumnya pada 31 Agustus hingga 6 September Liga Premier menemukan tiga kasus positif di antara 1.605 pemain dan staf yang menjalani tes. Dalam tes kedua pada 7-13 September dari 2.131 pemain dan staf yang ambil bagian terdapat empat kasus positif. Sedangkan di rangkaian tes ketiga terdapat tiga kasus positif lagi dari 1.574 pemain dan staf yang mengikuti tes pada 14-20 September. Liga Premier sejauh ini sudah menggelar tiga pekan pertandingan. Leicester City sementara menduduki puncak klasemen dengan raihan sembilan poin penuh. Rencana Liga Premier untuk mendatangkan kembali penonton ke stadion langsung pada Oktober juga tertunda menyusul peraturan anyar pemerintah Inggris karena peningkatan kembali temuan kasus Covid-19. Liga Premier sejauh ini tetap menjalankan protokol wajib tes Covid-19. Namun tidak dengan tiga kasta liga di bawahnya yang dikelola oleh EFL.

Presiden: Pencegahan Penularan Covid-19 Mesti Diutamakan

JAKARTA, Jowonews- Presiden Joko Widodo menekankan bahwa upaya pencegahan penularan Covid-19 mesti lebih diutamakan, termasuk di antaranya peningkatan disiplin warga menjalankan protokol kesehatan. “Sekali lagi saya ulangi penanganan masalah kesehatan adalah yang utama dan lebih utama lagi adalah pencegahan penularan,” katanya di Istana Kepresidenan Bogor, Sabtu (26/9), saat membuka Muktamar IV Pengurus Pusat Persaudaraan Muslimin Indonesia melalui telekonferensi video. “Saya minta kepada semua pihak untuk disiplin melakukan protokol kesehatan agar penularan bisa ditekan dan kehidupan masyarakat bisa berjalan normal kembali,” kata Presiden. “Bagi yang sehat kita jaga agar tidak terpapar. Bagi yang sudah terpapar kita berupaya untuk kita sembuhkan,” katanya. Presiden mengatakan bahwa per 25 September 2020 jumlah total pasien Covid-19 yang sudah sembuh mencapai 196 ribu orang atau 73,5 persen dari jumlah akumulatif pasien Covid-19 di seluruh Indonesia. “Ini semakin meningkat, dan terus akan kita tingkatkan,” kata Presiden, menambahkan, pemerintah juga terus berupaya menekan angka kematian akibat penyakit tersebut. Pemerintah terus menjalankan upaya pencegahan dan penanggulangan Covid-19 supaya penularan penyakit yang disebabkan oleh virus corona tipe SARS-CoV-2 itu bisa terus diturunkan. “Dalam mencegah penyebaran Covid-19 tidak ada jalan lain selain kita disiplin menjalankan protokol kesehatan, disiplin menjalankan kebiasaan-kebiasaan baru yang aman dari Covid-19, di dalam rumah ketika bersama keluarga maupun ketika keluar rumah,” kata Presiden sebagaimana dilansir Antara. Presiden juga menekankan pentingnya penerapan pola hidup bersih dan sehat untuk mencegah penularan penyakit tersebut. “Mengikuti protokol kesehatan, memakai masker, menjaga jarak, sering-sering mencuci tangan, menjaga wudhu, menjauhi kerumunan, termasuk tidak menyelenggarakan kegiatan yang mengumpulkan orang banyak. Termasuk hari ini melaksanakan muktamar secara virtual,” katanya. “Kita harus terus berikhtiar, berikhtiar dengan sekuat tenaga untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 dan agar sekaligus membantu saudara-saudara kita agar tidak semakin terpuruk karena kesulitan ekonomi,” ia menambahkan. Jaring Pengaman Sosial Presiden mengatakan bahwa pemerintah sudah menjalankan program-program jaring pengaman sosial guna membantu warga yang terdampak pandemi dan telah menggelontorkan dana Rp293 triliun untuk upaya perlindungan sosial. Ia kemudian memaparkan realisasi program perlindungan sosial per 23 September 2020, antara lain bahwa Rp29,133 triliun bantuan dana dari pemerintah sudah diterima 10 juta penerima manfaat Program Keluarga Harapan. Pemerintah pun sudah menyalurkan bantuan total Rp30,978 triliun kepada 19,41 juta penerima manfaat Program Sembako dan bantuan total Rp4,407 triliun kepada 1,9 juta penerima manfaat Program Sembako Jabodetabek.  Dalam Program Bansos Tunai di luar Jabodetabek, pemerintah telah menyalurkan bantuan total Rp24,787 triliun kepada 9,1 juta penerima manfaat dan melalui Program Kartu Pra Kerja untuk pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja pemerintah sudah menyalurkan bantuan total Rp16,617 triliun kepada 4,86 juta penerima manfaat. Pemerintah telah menyalurkan total Rp11,73 triliun kepada 7,55 juta penerima manfaat Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa dan mengucurkan Rp14,183 triliun kepada 5,9 juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah melalui program Bantuan Presiden (Banpres) Produktif untuk Modal Kerja. Selain itu, pemerintah telah menyalurkan Rp10,8 triliun kepada sembilan juta pekerja penerima manfaat Program Subsidi Gaji dan menyalurkan dana Rp3,455 triliun untuk 31,4 juta penerima manfaat program subsidi pembayaran listrik.  “Realisasi program pemulihan ekonomi nasional ini, terutama perlindungan sosial, kita harapkan bisa membantu masyarakat dan memicu produktivitas masyarakat,” demikian Presiden Joko Widodo.

Tingkat Kematian Pasien Covid-19 di Kudus Capai 13,3 %

KUDUS, Jowonews- Jumlah kasus kematian akibat penyakit virus corona jenis baru (Covid-19) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, hingga kini mencapai 192 kasus. Atau sebanyak 13,3 persen dari total kasus terkonfirmasi positif corona 1.440 kasus. “Perkembangan kasus Covid-19 saat ini, terdapat satu kasus probable yang meninggal dunia, yakni seorang perempuan berusia 61 tahun berdomisili di Desa Temulus, Kecamatan Mejobo, Kudus, setelah dirawat di RSUD Loekmono Hadi tanggal 21 September 2020 dengan penyakit penyerta,” kata Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kudus Andini Aridewi di Kudus, Kamis (24/9). Ia mencatat kasus meninggal dunia akibat Covid-19 di Kabupaten Kudus mayoritas karena adanya penyakit penyerta. Untuk itu, dia meminta masyarakat yang berisiko tinggi terpapar corona, terutama yang memiliki penyakit untuk disiplin mematuhi protokol kesehatan serta rutin melakukan terapi pengobatan agar sakitnya bisa sembuh. Banyaknya kasus meninggal akibat COVID-19 dengan penyakit penyerta, di antaranya karena banyak datang ke rumah sakit dengan penyakit tidak menular dalam kondisi sudah berat. “Tim kesehatan juga sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar kasus kematian tidak bertambah dengan menerapkan protokol kesehatan. Hal terpenting bagi mereka yang punya penyakit, upaya pencegahan secara disiplin dari paparan virus corona,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Untuk kasus Covid-19 terbaru, tercatat ada tambahan 10 kasus dari dalam wilayah. Sehingga total saat ini 1.440 kasus terkonfirmasi Covid-19 yang merupakan akumulasi sejak Maret 2020. Tingkat Kesembuhan Naik Meskipun angka kematian masih di atas 10 persen, kondisi berbeda terjadi pada tingkat kesembuhan pasien Covid-19 yang dirawat mengalami kenaikan karena saat ini mencapai 75,13 persen. Pada 10 September 2020 tercatat tingkat kesembuhan penderita Covid-19 di Kabupaten Kudus baru 69,79 persen. “Saat ini ada penambahan tujuh kasus yang dinyatakan sembuh sehingga total pasien Covid-19 dinyatakan sembuh sebanyak 1.082 kasus,” ujarnya. Jumlah pasien Covid-19 yang menjalani perawatan juga tidak banyak, karena saat ini tercatat hanya 43 pasien yang dirawat dan isolasi mandiri 121 kasus dan dirujuk dua kasus. Ia mengingatkan masyarakat Kudus untuk tetap waspada dan disiplin mematuhi berbagai ketentuan pemerintah serta jangan lupa selalu memakai masker saat berada di tempat umum . Dan rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau dengan cairan pembersih tangan setelah menyentuh benda-benda yang disentuh banyak orang. Selain itu, masyarakat diminta jangan pernah menyentuh daerah wajah terutama mata, hidung, dan mulut sebelum mencuci tangan. Dalam rangka menjaga daya tahan tubuh tetap optimal, masyarakat juga diminta selalu mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan istirahat yang cukup.

Desakan Penundaan Pilkada 2020 Terus Meluas

JAKARTA, Jowonews- Desakan penundaan Pilkada 2020 terus meluas. Permintaan penundaa juga datang dari Asosiasi Logistik dan Forwarding Indonesia (ALFI) . Sekretaris Jenderal (Sekjen) ALFI Akbar Djohan dalam keterangan di Jakarta, Selasa, mengatakan walaupun potensi pendapatan jasa logistik juga akan tertunda, namun jauh lebih penting untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. “Artinya, dapat menyelamatkan nyawa masyarakat Indonesia dibanding pendapatan yang masih bisa didapatkan di saat Covid-19.ini hilang dari bumi Indonesia tercinta,” katanya. Sebelumnya, NU dan Muhammadiyah juga mendesak pemerintah menunda Pilkada 2020 dengan pertimbangan berisiko menyebarkan Covid-19.. Sejumlah analis politik juga menyuarakan penundaan dengan pertimbangan serupa. Akbar mengatakan penundaan Pilkada karena pandemi Covid-19.bukanlah bentuk kegagalan dalam berdemokrasi. Pemerintah justru bisa dinilai tanggap melindungi rakyat dari penularan Covid-19., jika menunda pilkada serentak. “Pilkada itu kan tahapan yang orang ketemu, berkumpul. Sementara pandemi kan tidak seperti itu, harus jaga jarak, harus lebih banyak di rumah. Ketika situasi Covid-19.ini belum membaik, bahkan angkanya cenderung meningkat, maka walaupun nanti memutuskan untuk menunda (Pilkada) itu bukan berarti KPU gagal, Bawaslu gagal, ataupun pemerintah gagal dalam kita berdemokrasi. Justru masyarakat akan apresiasi,” katanya sebagaimana dilansir Antara.. Sebelumnya, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mencatat selama masa pendaftaran peserta Pilkada 4-6 September lalu, terjadi 243 dugaan pelanggaran terkait aturan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Menurut Akbar, kekhawatiran juga muncul lantaran dalam rancangan aturan kampanye, Komisi Pemilihan Umum (KPU) berencana tetap mengizinkan calon kepala daerah untuk menggelar konser sebagai salah satu metode kampanye pilkada sebagaimana ketentuan dalam undang-undang dan peraturan. “Bagi KPU tentu tidak mudah juga menghapus bentuk-bentuk kampanye seperti konser, karena undang-undangnya masih sama. Ini sungguh disayangkan padahal kemarin kita mencapai rekor 4.000 kasus dalam sehari. Jadi mari kita tunda Pilkada demi kesehatan bersama,” kata Akbar yang juga Direktur Utama PT Krakatau National Resources, anak usaha BUMN PT Krakatau Steel.

Jubir Istana Tegaskan Pilkada Tetap Sesuai Jadwal

JAKARTA, Jowonews- Walaupun sejumlah pihak telah meminta pelaksanaan Pilkada ditunda, tampaknya pemerintah tetap bersikeras melanjutkan prosesnya sesuai jadwal. Juru bicara Presiden Fadjroel Rachman menegaskan Pilkada 2020 tetap sesuai jadwal tanggal 9 Desember 2020, demi menjaga hak konstitusi rakyat, hak dipilih, dan hak memilih. “Pilkada harus dilakukan dengan disiplin protokol kesehatan ketat disertai penegakan hukum dan sanksi tegas agar tidak terjadi kluster baru pilkada,” ujar Fadjroel dalam siaran pers di Jakarta, Senin (21/9). Dia menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo telah menegaskan penyelenggaraan pilkada tidak bisa menunggu pandemi berakhir, karena tidak ada satupun negara yang mengetahui kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. “Karenanya, penyelenggaraan pilkada harus dengan protokol kesehatan ketat agar aman dan tetap demokratis,” ujar dia sebagaimana dilansir Antara. Dia mengatakan pilkada di masa pandemi bukan mustahil, negara-negara lain seperti Singapura, Jerman, Perancis, dan Korea Selatan juga menggelar pemilihan umum di masa pandemi, dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Fadjroel mengatakan pemerintah mengajak semua pihak untuk bergotong-royong mencegah potensi kluster baru penularan Covid-19 pada setiap tahapan pilkada. Berdasarkan Peraturan KPU (PKPU) No.6/2020, pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 harus menerapkan protokol kesehatan tanpa mengenal warna zonasi wilayah. Semua kementerian dan lembaga terkait, juga sudah mempersiapkan segala upaya untuk menghadapi pilkada dengan kepatuhan pada protokol kesehatan dan penegakan hukum. “Pilkada serentak ini harus menjadi momentum tampilnya cara-cara baru dan inovasi baru bagi masyarakat bersama penyelenggara negara untuk bangkit bersama dan menjadikan pilkada ajang adu gagasan, adu berbuat dan bertindak untuk meredam dan memutus rantai penyebaran Covid-19,” kata dia. Selain itu kata Fadjroel, pilkada serentak ini sekaligus juga menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Indonesia adalah negara demokrasi konstitusional serta menjaga keberlanjutan sistem pemerintahan demokratis sesuai dengan ideologi Pancasila dan konstitusi UUD 1945.

Cegah Covid-19, Masker Dianggap Lebih Efektif daripada Vaksin

JAKARTA, Jowonews- Vaksin yang selama ini dinantikan banyak orang untuk menyelamatkan diri dari Covid-19 ternyata tak lebih efektif ketimbang masker. Hal tersebut disampaikan Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), Robert Redfield. “Saya sejauh ini mengatakan masker lebih menjamin melindungiku dari COVID-19 dibandingkan mendapatkan vaksin Covid-19,” kata dia seperti dilaporkan The New York Times. Dia mengatakan masker menjadi alat kesehatan terpenting saat ini. Saat ini, sudah banyak penelitian yang mendukung efektifnya mengenakan masker untuk mencegah penularan Covid-19. Satu studi dalam jurnal BMJ Global Health menemukan penggunaan masker di rumah tangga masyarakat Beijing berhubungan dengan lebih sedikitnya penyebaran Covid-19. “Virus membutuhkan cara untuk menular dari orang ke orang dan sekarang ada data untuk mendukung penggunaan masker sebagai bentuk pengendalian sumber, terutama pada mereka yang memiliki gejala,” kata Amesh Adalja, pakar penyakit menular di Johns Hopkins Center for Health Security, Maryland seperti dilansir dari Health, Minggu. Masker menjadi penghalang fisik yang sangat efektif untuk menghilangkan kemampuan virus untuk berpindah dari orang ke orang. Menurut Adalja, vaksin Covid-19 generasi pertama bukan agar semua yang menerimanya kebal terhadap infeksi (mereka tidak akan seperti vaksin campak saat ini), tetapi untuk memodifikasi penyakit sehingga tingkat keparahan dan kebutuhan rawat inap lebih rendah. “Infeksi di antara yang divaksinasi pun masih akan terjadi. Infeksi akan menjadi lebih jarang dan tidak terlalu parah,” tutur dia. Jadi, vaksin Covid-19 yang disetujui hanya akan menjadi satu bagian dari pendekatan berlapis-lapis. Adalja berpendapat, memakai masker wajah dan berlatih menjaga jarak secara fisik di depan umum tetap harus dilakukan saat vaksin pertama tersedia. Di sisi lain, ada bahaya. Vaksin mungkin hanya 50 persen efektif memberi orang rasa aman yang salah dan ini menyebabkan penyebaran virus lebih besar karena tindakan pencegahan lain tidak dilakukan. Adalja mengatakan, pada waktunya vaksin Covid-19 generasi pertama akan digantikan oleh vaksin yang memberikan kekebalan seperti vaksin campak. Ini berarti sistem kekebalan tubuh akan dapat menghentikan virus untuk berkembang biak di dalam tubuh. Tetapi tidak ada yang tahu berapa lama itu bisa berlangsung — dan bisa jadi beberapa tahun. Demikin Antara.

Ini Dia, Bahan Masker dan Cara Pakainya yang Direkomendasikan

JAKARTA, Jowonews- Masker berperan penting untuk melindungi seseorang dari virus termasuk SARS CoV-2 penyebab Covid-19 yang menular melalui droplet atau tetesan pernapasan. Pakar kesehatan merekomendasikan pemakaian masker kain tiga lapis untuk memberikan perlindungan hingga 90 persen terhadap penularan virus penyebab Covid-19. Perlindungan tinggi itu bisa didapat jika masker dipakai secara benar, tepat jenis kain dan betul melepasnya. Perlukah Anda melapisi masker kain dengan tisu? “Menurut studi ilmiah tidak perlu (pakai tisu). Prof. Wiku (Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 menyarankan tiga lapis. Dengan kita menutup (pakai masker) dan mengurangi droplet yang keluar, harusnya penularan akan ditekan atau berkurang sampai 85 persen. Sudah banyak data ilmiahnya, bahkan penelitian bilang 90 persen. Sepenting itu memakai masker, asal memakainya benar dan masker yang dipilih benar,” ujar Praktisi klinik sekaligus relawan Covid-19, dr. Muhamad Fajri Adda’i , sebagaimana dilansir Antara, Jumat (18/9). Dari sisi bahan, katun cult direkomendasikan karena memiliki kerapatan 180 benang per inci dan mampu menyaring partikel-partikel halus. “Bahan yang bagus katun. Kalau katun bagus katun cult yaitu katun dengan kerapatan 180 benang per inci. Dilihat saja katunnya agak tebal. Selain itu, boleh masker sutra karena ada kemampuan untuk mencegah masuknya partikel-partikel halus. Katun dengan sifon juga bagus,” kata Fajri. Hal ini sesuai dengan temuan studi dalam jurnal ACS Nano belum lama ini. Studi menunjukkan, bahan katun yang paling banyak digunakan untuk masker memiliki performa lebih baik pada kerapatan benang dan dapat membuat perbedaan yang signifikan dalam efisiensi penyaringan. Dari sisi efisiensi filtrasi atau kemampuan menyaring partikel, masker hibrida (seperti katun-sutra, kapas-sifon, kapas-flanel) yakni lebih dari 80 persen (untuk partikel <300 nm) dan lebih dari 90 persen (untuk partikel> 300 nm). Namun, perhatikan pemasangan masker yang tak tepat sehingga menimbulkan celah. Kondisi ini bisa menurunkan efisiensi penyaringan lebih dari 60 persen. “Memakainya harus dari hidung sampai dagu. Kalau miring-miring, ya percuma,” tutur Fajri. Lalu bagaimana dengan mengoleskan masker dengan minyak esensial seperti minyak kayu putih? Fajri mengatakan belum menemukan bukti yang menyatakan pori-pori masker tidak akan berubah jika diberi minyak esensial. “Kalau masker N95 tidak boleh basah, harus diganti. Rusak pori-porinya soalnya,” kata dia. Dari sisi kesehatan, laman Healthline menyebut, kebanyakan minyak esensial dihirup baik karena aromanya atau kemampuannya sebagai efek terapi. Bukalah botol minyak esensial dan tarik napas dalam-dalam beberapa kali. Tapi jangan biarkan minyak menyentuh kulit Anda. Namun, ingatlah minyak esensial saat dioleskan ke kulit bisa saja menimbulkan efek samping termasuk alergi, iritasi kulit. Menurut Mayo Clinic, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui adakah efek minyak ini pada anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui dan bagaimana minyak dapat berinteraksi dengan obat-obatan dan perawatan lain.