Jowonews

Obyek Wisata Ditutup, Kasus Covid-19 Bisa Turun

JEPARA, Jowonews- Penutupan semua objek wisata selama libur panjang di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, potensial menurunkan kasus penyakit virus corona (Covid-19). “Kami optimistis, ketika semua objek wisata di Kabupaten Jepara benar-benar ditutup, Jepara bisa menuju zona oranye pada awal Januari 2021,” kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Jepara Muh Ali di Jepara, Selasa (29/12). Untuk itu, dia berharap dukungan masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan agar status zona merah ini bisa turun menjadi zona yang lebih aman dari risiko penularan virus corona. Ia berharap masyarakat bisa mengurangi mobilitasnya selama libur panjang. Bukannya memanfaatkan untuk berwisata karena berpotensi memunculkan kerumunan di berbagai lokasi yang dikunjungi masyarakat selama liburan. Tingkat kepatuhan masyarakat Jepara terhadap aturan ketika beraktivitas di luar rumah harus memakai masker dan menghindari kerumunan, dinilai juga masih rendah. Untuk itulah, setiap pemerintah kecamatan diminta mengingatkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan melalui mobil yang dilengkapi pengeras suara secara berkeliling. “Jika masyarakat patuh tidak membuat kerumunan serta disiplin memakai masker, kami optimis skor untuk penentuan zona bisa naik dari sebelumnya 1,65 sudah mengalami kenaikan menjadi 1,75. Artinya ada perkembangan positif,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Berdasarkan keterangan di laman https://covid19.go.id, disebutkan bahwa wilayah dengan zona merah berarti skornya di bawah 1,81. Sedangkan zona oranye skornya antara 1,81 – 2,4 dan zona kuning 2,41 – 3 dan zona hijau lebih dari 3. Pemkab Jepara sendiri mulai menutup semua objek wisata di Kabupaten Jepara mulai tanggal 23 Desember 2020 hingga 3 Januari 2021. Harapannya, langkah ini bisa mengurangi mobilitas warga selama libur Natal dan tahun baru.

Libur Akhir Tahun, Puluhan Obyek Wisata Jateng Justru Ditutup

MAGELANG, Jowonews- Sebanyak 84 dari 690 objek wisata di Provinsi Jawa Tengah tutup selama libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jateng Sinung Nugroho Rachmadi di Magelang, Jateng, Sabtu (26/12), mengatakan sejumlah objek wisata yang tutup tersebut berada di tujuh kabupaten atau kota. “Mereka ada yang menutup sebagian tempat wisata dan ada juga yang menutup seluruh tempat wisatanya,” katanya usai memantau pelaksanaan tes cepat antigen di Gedung Tourist Information Center (TIC) Borobudur. Ia menyebutkan daerah yang menutup seluruh objek wisatanya yakni Kabupaten Purworejo 27 objek wisata, Kudus (17), Rembang (10), dan Wonogiri (17). Sedangkan daerah yang lain menutup sebagian objek wisatanya, yakni Jepara (9), Surakarta (1), dan Pemalang (3). Sinung mengatakan mereka menutup objek wisatanya karena tidak mau ambil risiko jika terjadi peningkatan kasus Covid-19. “Hal itu kebijakan pemda dan kami menyambut baik. Itu merupakan langkah kebijakan lokal artinya bersamaan dengan itu perilaku wisatawan atau masyarakat perlu didorong agar kesadaran mereka berwisata pun harus dibarengi dengan kesadaran protokol kesehatan,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Menurut Sinung, mereka ada yang tutup saat akhir pekan saja dan saat hari kerja tetap buka seperti di Pemalang. Tetapi ada yang tutup mulai 24 Desember 2020-3 Januari 2021, yakni di Kabupaten Purworejo. “Hal ini tidak apa-apa, merupakan suatu kebijakan yang mungkin tidak populis, tetapi kami bisa mengerti. Daerah yang lain secara kontekstual tergantung pada kebijakan pemerintah daerah. Bagi yang tetap buka harus memperketat protokol kesehatan,” katanya. Terkait pelaksanaan tes cepat antigen di kawasan objek wisata, dia menyampaikan memang kegiatan ini sangat berpengaruh pada animo wisatawan. Tetapi kepentingan masyarakat jauh lebih utama dan lebih prioritas untuk mengedepankan protokol kesehatan demi kepentingan bersama. “Untuk apa ketika kita memanfaatkan libur akhir tahun, Natal dan Tahun Baru kalau kemudian angka pandemi Covid-19 belum bisa kita turunkan,” katanya. Oleh karena itu, katanya, target Gubernur Jateng dan hasil komunikasi, koordinasi dengan forkompimda dan juga kabupaten/kota semua sepakat bahwa tahun baru tidak boleh ada pesta dan kerumunan.