Jowonews

Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Jateng Dapat Hibah Terapi Oksigen

KUDUS, Jowonews- Rumah sakit rujukan penanggulangan Covid-19 di berbagai wilayah di Provinsi Jawa Tengah mendapatkan hibah alat terapi oksigen guna dari Djarum Foundation guna membantu pasien virus corona yang tengah menjalani perawatan.  “Total alat terapi oksigen beraliran tinggi atau high flow nasal cannula (HFNC) yang didonasikan kepada rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 mencapai 125 unit. Hal ini, sebagai salah satu upaya membantu meningkatkan tingkat kesembuhan pasien Covid-19,” kata Program Manager Bakti Sosial Djarum Foundation Purwono Nugroho di Kudus, Senin (28/12). Alat terapi oksigen beraliran tinggi tersebut, kata dia, merupakan temuan anak bangsa yang berkiprah di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Alat tersebut berfungsi membantu pasienCovid-19 yang mengalami masalah pernapasan tingkat menengah dengan cara mengalirkan oksigen beraliran tinggi ke dalam paru-paru. Ia mengungkapkan donasi alat kesehatan HFNC tersebut dilakukan melalui tiga tahap. Tahap pertama dan kedua telah terdistribusikan sebanyak 40 unit HFNC ke sejumlah rumah sakit yang ada di Provinsi Jateng, lansir Antara. Sementara tahap ketiga, Bakti Sosial Djarum Foundation akan menyalurkan 85 unit HFNC ke berbagai rumah sakit rujukan Covid-19 di berbagai daerah di Tanah Air. Pendistribusian 125 unit alat kesehatan tersebut dipastikan rampung pada akhir tahun 2020. Bantuan alat kesehatan tersebut, kata dia, sebagai bentuk dukungan bagi para pasien Covid-19 yang sedang dirawat dan juga apresiasi bagi para tenaga medis yang senantiasa menjadi garda terdepan dalam menangani wabah ini. Sejak awal pandemi pada Maret 2020, Djarum Foundation melalui program penanganan Covid-19 sudah menyalurkan berbagai donasi mulai dari alat pelindung diri (APD), hazmat, sepatu boot, sarung tangan, masker dan juga suplemen bagi para tenaga medis yang menangani pasien virus corona serta alat kesehatan lainnya untuk pihak rumah sakit. Direktur RSI Sunan Kudus Ahmad Syaifuddin menyampaikan apresiasi terhadap Bakti Sosial Djarum Foundation karena alat kesehatan yang diberikan memang sangat efektif membantu pasien Covid-19 Setelah mengaplikasikan HFNC kepada para pesien, hasilnya bisa mencegah penderita masuk ke tahap yang lebih berat. Apalagi, lanjut dia, alat kesehatan tersebut juga sudah lulus tes uji setelah success rate atau tolok ukur kesuksesan alat terapi oksigen menunjukkan HFNC lebih efektif daripada ventilator bagi pasien yang baru memasuki tahap awal terinfeksi Covid-19 Peran HFNC tersebut, kata dia, untuk membuat kondisi awal yang langsung terdeteksi dan mencegah pasien memasuki fase berat atau sangat berat. Sehingga dengan demikian alat yang didonasikan Djarum Foundation ini sangat membantu dalam penanganan pasien Covid-19. HFNC sendiri diproduksi oleh PT Gerlink Utama Mandiri yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat, setelah prototype alat tersebut dibuat oleh LIPI dan dinyatakan lolos uji dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Kementerian Kesehatan. Alat kesehatan tersebut juga dibuat lebih sederhana dibandingkan dengan ventilator yang begitu kompleks dengan berbagai macam mode dan harga jualnya lebih terjangkau karena setiap unitnya hanya Rp60 juta.

Djarum Foundation Berikan Bantuan APD Senilai Rp1,5 M untuk Tenaga Medis di Kudus

KUDUS, Jowonews.com – Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menerima bantuan alat pelindung diri (APD) senilai Rp1,5 miliar dari Bakti Sosial Djarum Foundation untuk tenaga medis di Kabupaten Kudus yang bertugas melakukan penanganan pasien yang diduga terpapar virus corona jenis baru atau COVID-19. Bantuan APD tersebut diserahkan oleh  Vice President Director Djarum Foundation F.X Supanji didampingi Program Manager Bakti Sosial Djarum Foundation Purwono Nugroho kepada Pelaksana Tugas Bupati Kudus M. Hartopo di Pendopo Kabupaten Kudus, Rabu. Program Manager Bakti Sosial Djarum Foundation Purwono Nugroho mengemukakan bantuan ini merupakan langkah nyata Djarum Foundation untuk turut berkolaborasi dan bersatu padu, bergotong royong dalam sebuah gerakan memerangi COVID-19, seperti yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo. Selain itu, kata dia, hal itu juga sebagai wujud kepedulian untuk masyarakat dan lingkungan dalam mencegah penyebaran COVID-19. Dengan adanya bantuan APD tersebut, diharapkan dapat melindungi tenaga medis dalam menangani pasien baik yang terduga maupun positif COVID-19. “Semoga para pahlawan kesehatan yang berada di garda terdepan dapat terlindungi dan lebih percaya diri dalam menangani pasien dengan adanya tambahan APD ini,” katanya. Bantuan alat perlindungan diri yang diberikan itu meliputi baju “coverall” sebanyak 500 potong, kaca mata goggle sebanyak 400 buah, “dental protective face” 300 buah, masker N95 sebanyak 4.000 buah, masker bedah sebanyak 1.000 boks, sepatu boot sebanyak 400 pasang, sarung tangan sebanyak 1.000 boks, dan penutup kepala sebanyak 5.000 buah. Djarum Foundation juga membantu alat viral transport media (VTM) atau pengangkut sampel spesimen sebanyak 5.000 buah. Pelaksana Tugas Bupati Kudus M. Hartopo menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan tersebut, terlebih para petugas medis kesulitan untuk mendapatkan APD lantaran tingginya kebutuhan. “Perlengkapan APD itu akan dibagikan ke sejumlah rumah sakit mulai dari lini pertama, kedua hingga ketiga yang memiliki pelayanan perawatan pasien COVID-19, termasuk puskesmas yang dalam pelaksanaannya juga akan berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kudus. Ia juga berharap masyarakat turut berperan aktif dalam menanggulangi penyebaran wabah tersebut, baik melalui langkah preventif di lingkungan kerja maupun pemberian bantuan dari berbagai pihak salah satunya Djarum Foundation. “Mari bersama-sama berjuang mengatasi COVID-19 dan berdoa agar kondisi ini segera berlalu dan kembali kondusif,” kata M Hartopo.  Sementara itu, Ketua Tim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 Kabupaten Kudus Sam’ani Intakoris menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan dan perhatian yang diberikan oleh Djarum Foundation. Apalagi ada penambahan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) maupun orang dalam pemantauan (ODP), belum termasuk dengan adanya warga Kudus yang kembali dari perantauan, demikian Sam’ani Intakoris yang juga menjabat Sekda Kudus. (jwn5/ant)