Jowonews

Ganjar Ajak Masyarakat Peduli Veteran

SEMARANG, Jowonews- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak masyarakat, khususnya yang mampu untuk peduli dan membantu kehidupan para veteran yang rata-rata telah berusia lanjut. “Saya rasa, setidaknya beginilah cara kita menghormati sesepuh-sesepuh kita. Dalam usia 75 tahun Indonesia merdeka. Saya rasa ini waktu yang tepat (untuk membantu kehidupan para veteran, red),” katanya di Semarang, Rabu (19/8). Hal tersebut disampaikan Ganjar saat berkunjung ke rumah seorang veteran bernama Kapten Sanjoto (90) di Jalan Belimbing, Peterongan, Kota Semarang. Saat menerima kedatangan Gubernur Ganjar, Sanjoto menceritakan kisah-kisah heroik yang dialaminya saat berjuang melawan penjajah Belanda dan Jepang. Veteran yang mengaku sudah memanggul senjata melawan penjajah pada usia 12 tahun itu nampak bangga memperlihatkan foto-foto masa mudanya. Termasuk saat bertugas mengawal Presiden Soekarno hingga Jenderal Ahmad Yani.  Kendati demikian, di balik kisah heroik seorang Kapten Sanjoto, ada kisah pilu yang dirasakan. Yakni selama bertahun-tahun bersama keluarganya tinggal di sebuah rumah yang kondisinya kurang layak itu tanpa kejelasan. Meski sudah ditembok, rumah Kapten Sanjoto sering bocor saat hujan dan beberapa bagian atap juga sudah ambrol, serta retak-retak. Rumah tersebut menurut Kapten Sanjoto, dulunya adalah tempat persinggahan petinggi PKI, D.N Aidit, dimana ketika mendapat perintah untuk melakukan penggerebekan di rumah itu, dirinya tidak menemukan yang bersangkutan. “Setelah itu, saya kan tinggal di hotel karena saya perwira. Jadi tinggal di hotel. Komandan saya kemudian memberikan rumah itu kepada saya. Rumahnya rusak parah, kemudian saya dandani dan tempati sejak tahun 1969,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Sampai saat ini, status kepemilikan rumah yang ditempati Kapten Sanjoto bersama keluarga itu belum jelas. Sempat dirinya mengurus hak atas rumah itu sejak 2004. Tapi sampai sekarang belum ada kejelasan. “Saya hanya ingin, rumah ini menjadi tempat berlindung saya menikmati masa tua bersama keluarga,” pintanya. Mendengar cerita mengenai kehidupan Kapten Sanjoto, Ganjar langsung memerintahkan lurah dan camat yang mendampinginya untuk membantu mengurus. Pengawal Jenderal Soedirman “Beliau termasuk orang hebat, masih sehat dan sampai hari ini bisa menceritakan kisah perjuangannya saat gerilya melawan penjajah. Beliau juga menjadi pengawal Jenderal Besar Soedirman. Pindah ke Tegal bersama Jenderal Ahmad Yani dan pernah mengawal Bung Karno. Kalau kita ingin mendengarkan cerita sejarah yang dilakukan pelaku, beliau ini veteran yang langka saat ini,” katanya. Ganjar mengaku mendengar ada rencana dan kabar baik rumah yang ditempati Kapten Sanjoto akan dihibahkan sehingga dirinya meminta tolong lurah dan camat untuk mengecek asetnya. “Kalau memang punya Pemkot Semarang, maka bisa diberikan sesuai yang beliau pernah dengar. Nanti saya akan bantu mendapatkannya,” ujar Ganjar. Politikus PDI Perjuangan itu juga terkesan dengan sikap Kapten Sanjoto sebab meski hidup pas-pasan, namun tidak pernah mengeluh. “Saya terharu, beliau sama sekali tidak mengeluh, tidak merasa kekurangan dan selalu menerima dengan ikhlas. Tidak ada keluar kata-kata, saya sudah berjuang kok hidupnya begini, tapi sebagai generasi berikutnya termasuk pemerintah saat ini, harus ikut perhatian. Kisah perjuangan dan integritas yang ditunjukkan beliau sungguh-sungguh berkesan bagi generasi muda saat ini,” katanya.

Ganjar, Orang Jateng Pertama Pemilik Uang Baru Edisi HUT RI

SEMARANG, Jowonews- Gubernur Ganjar Pranowo menjadi orang pertama di Jateng yang memiliki uang pecahan Rp75.000 edisi khusus peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Usai mengikuti peluncuran uang peringatan 75 tahun Kemerdekaan RI secara virtual di kantor Gubernur Jateng, Semarang, Senin (17/8). Ganjar menerima cenderamata uang tersebut dari Kepala Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah. “Ya, ini ada uang peringatan 75 tahun Indonesia Merdeka, dibuat uang khusus Rp75.000. Saya dikasih uang ini sebagai cenderamata. Nantinya, masyarakat juga bisa memiliki uang ini dengan masuk aplikasi,” kata Ganjar sebagaimana dilansir Antara. Yang menarik, uang pecahan Rp75.000 yang diterima Ganjar itu memiliki nomor seri unik yakni 457575. Nomor itu pas dengan momentum HUT Ke-75 Republik Indonesia pada tahun ini. Uang baru ini bergambar tokoh proklamator Soekarno-Hatta. Tampak pula siluet berbagai ragam kebudayaan Indonesia yang terdiri atas suku serta budaya. “Mudah-mudahan, dengan uang ini kita bisa melihat sejarah Indonesia, bisa melihat keanekaragaman suku ada di Indonesia. Kebhinekaan ada di sini, dengan ‘background’ pembangunan Indonesia di usianya yang sudah menginjak 75 tahun. Mudah-mudahan masyarakat bisa memahami, merayakan sekaligus bangga kepada Indonesia,” ujarnya. Dicetak Terbatas Seperti diwartakan, Bank Indonesia secara resmi meluncurkan uang khusus Kemerdekaan Republik Indonesia pada Senin (17/8). Uang baru pecahan Rp75.000 itu diluncurkan secara virtual oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Dalam sambutannya, Menkeu Sri Mulyani mengatakan bahwa uang khusus tersebut bukanlah uang baru, namun uang khusus itu dikeluarkan dalam rangka memperingati peristiwa atau tujuan khusus, dalam hal ini peringatan yang ke-75 tahun Kemerdekaan RI. “Mata uang kertas pecahan Rp75.000 ini dicetak terbatas hanya 75 juta lembar, meskipun merupakan alat tukar yang sah, namun diharapkan uang ini tidak dibelanjakan,” kata Menkeu. Masyarakat dapat memiliki uang khusus Kemerdekaan RI itu dengan cara mendaftar melalui aplikasi di Bank Indonesia dan harga uang khusus itu juga sama dengan nominal yang tertera yakni Rp75.000.

Meski Pandemi, Warga Boleh Gelar Tirakatan 17 Agustusan

SEMARANG, Jowonews-– Kabar gembira bagi warga Jateng. Gubernur Ganjar Pranowo mengizinkan warga menggelar tradisi tirakatan pada malam menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. “Meski pandemi, tidak apa-apa kalau masyarakat mau menggelar malam tirakatan. Yang penting jangan banyak orangnya dan harus mematuhi protokol kesehatan,” kata Ganjar Pranowo di Semarang, Jumat (14/8). Menurut Ganjar, malam tirakatan Hari Kemerdekaan RI merupakan tradisi yang telah dilakukan bangsa ini sejak lama dan harus dilestarikan. Kendati demikian, Ganjar juga meminta masyarakat tidak menggelar acara ramai-ramai saat menggelar malam tirakatan. Dan tidak berkeliling atau membuat kegiatan yang menimbulkan kerumunan. “Silakan tirakat di rumah masing-masing atau di tempat ibadah masing-masing. Bisa di masjid, langgar, gereja, pura dan lainnya. Silakan, gak papa,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Masyarakat juga diimbau tidak menggelar lomba-lomba pada peringatan Hari Kemerdekaan RI. “Lomba-lomba nggak usahlah, kalau mau lomba, yang virtual saja agar tidak ada kerumunan dan tidak terlalu banyak bersentuhan. Kalau lomba seperti biasanya, itu risikonya tinggi daripada menyesal kemudian, lebih baik jangan,” katanya. Terkait dengan Hari Kemerdekaan RI pada tahun ini, Ganjar mengajak seluruh masyarakat Jawa Tengah berdoa bersama saat pelaksanaan tirakatan agar pandemi Covid-19 segera berakhir. “Yuk, kita doa bersama, mendoakan bangsa ini agar ikhtiar lahir yang kita kerjakan itu mendapat energi dari ikhtiar batin atau spiritual. Mudah-mudahan pandemi ini lekas berlalu,” ujar Ganjar.

Ganjar Dukung Gerakan Sehari Tanpa Nasi di Salatiga

SEMARANG, Jowonews- Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mendukung Gerakan Sehari Tanpa Nasi di Salatiga. Gerakan ini dinilai sebagai upaya diversifikasi pangan. “Ya, tidak apa apa, boleh saja, sehari tidak pakai nasi boleh, itu bisa mengurangi ketergantungan konsumsi nasi sehingga ada diversifikasi pangan,” katanya di Semarang, Rabu. Menurut Ganjar, gerakan itu layak didukung sebab dilihat dari sisi kesehatan, nasi memang mengandung banyak gula. Jika berlebiha mengkonsumsinya, bisa menyebabkan penyakit gula dan darah tinggi. “Nasi itu kan banyak mengandung gula. Padahal orang yang punya potensi gula dan darah tinggi itu, dari data yang meninggal karena Covid-19 merupakan kumorbit yang berbahaya. Saya kira ada baiknya, biar orang tidak hanya bergantung pada nasi,” ujarnya, sebagaimana dilansir Antara.. Gerakan Sehari Tanpa Nasi, menurut Ganjar, akan cukup sulit di tengah karakter orang Jawa yang sejak dulu sudah terbiasa makan nasi. “Itu problemnya. Orang Jawa biasanya kalau belum makan nasi, berarti belum makan. Tapi Gerakan Sehari Tanpa Nasi ini bagus sih, tidak apa apa,” katanya. Wali Kota Salatiga Yuliyanto membuat surat edaran tentang Gerakan Sehari Tanpa Nasi. Dalam SE bernomor 520/347/415 itu, Yuliyanto meminta masyarakat Kota Salatiga mengonsumsi menu atau makanan pangan lokal nonberas minimal sehari dalam sebulan. Selain itu, Yuliyanto juga meminta masyarakat memanfaatkan menu atau makanan lokal nonberas produksi dalam negeri, dan buah-buahan lokal Indonesia pada saat rapat dan pertemuan yang diselenggarakan di Kota Salatiga.

Disanksi, ASN yang Langgar Protokol Kesehatan

SEMARANG, Jowonews– Antisipasi penularan Covid-19 di kantor, Pemprov Jateng akan berikan sanksi pada Aparatur sipil negara (ASN) yang terbukti melanggar protokol kesehatan. “Sekarang di Indonesia lagi ramai klaster penularan di kantor-kantor. Maka kantor sendiri harus mempersiapkan dan memperbaiki protokol kesehatannya. Saya tadi minta, daripada menghukum masyarakat, kita coba latihan dulu dengan menghukum diri sendiri, saya minta disiapkan konsepnya, mulai ASN dulu, yang melanggar akan didenda,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Senin (3/8). Dia menjelaskan tidak ada alasan bagi ASN untuk melanggar protokol kesehatan saat bekerja. Jika nantinya denda yang diterapkan berupa uang, maka tidak ada alasan ASN yang bersangkutan tidak memiliki uang untuk membayar denda itu. “Kalau nggak punya uang, ya ta potong gajinya. Saya minta ini disiapkan dan segera disimulasikan,” katanya usai memimpin rapat evaluasi penanganan Covid-19 di Gedung A Lantai 2 Kompleks Kantor Gubernur Jateng. Penerapan denda di kalangan ASN, lanjut Ganjar, sebagai contoh kepada masyarakat. Bila para ASN tertib dan menaati protokol kesehatan, serta yang melanggar didenda, maka tingkat kepercayaan publik pada pemerintah akan meningkat. “Akan saya dorong karena ini momentum untuk memberikan contoh demi perbaikan. Saya minta segera disiapkan dan disimulasikan,” ujar Ganjar sebagaimana dilansir Antara, Senin ini. Pada rapat itu, Ganjar juga membahas persebaran Covid-19 di Jateng yang saat ini merata dan cenderung terus mengalami peningkatan. Giatkan Tes “Meningkat karena memang kita giatkan testing terus. Maka saya minta bupati/wali kota tidak lelah untuk terus melakukan sosialisasi. Termasuk laboratorium kami cek dan masih proporsional untuk memenuhi target pemeriksaan per hari,” katanya. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo menambahkan klaster perkantoran memang menjadi sorotan. Dari beberapa daerah, klaster perkantoran menyumbang cukup besar kasus terkonfirmasi positif COVID-19. “Maka kami usulkan agar Program Jogo Kerjo bisa benar-benar direalisasikan. Agar di kantor pemerintahan, swasta maupun instansi lain seluruh pekerjanya bisa terlindungi dari penyebaran Covid-19,” ujar Ganjar.

Digelontorkan, Rp 2,23 T untuk Padat Karya di Jateng

SEMARANG, Jowonews- Kabar gembira bagi masyarakat Jateng. Pemerintah Provinsi telah siapkan dana Rp 2,23 triliun untuk program padat karya. Dana itu berbentuk bantuan keuangan provinsi yang akan digelontorkan kepada seluruh pemerintah kabupaten/kota. Hal ini untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi saat pandemi Covid-19. “Sebenarnya bantuan keuangan ini yang kami cadangkan dalam rangka penanganan Covid-19 karena anggaran dari refocusing untuk Covid-19 masih cukup. Bantuan keuangan ini segera kami serahkan pada kabupaten/kota dan desa,” kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Semarang, Kamis (30/7). Ganjar mewanti-wanti agar bantuan tersebut dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Karena itu dirinya secara khusus mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan dengan Cara Padat Karya. Untuk bantuan keuangan kabupaten/kota, lanjut dia, ada tahapan yang mesti dilakukan yakni verifikasi rencana kerja operasional (RKO), lelang dan, pencairan berdasarkan termin pekerjaan. “Kalau desa setelah diverifikasi dan disetujui, itu langsung ditransfer semuanya. Tapi kalau untuk kabupaten/kota, ada tahapan-tahapan dan pencairannya berdasarkan termin,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Berdasarkan Surat Edaran Gubernur Jateng, pelaksanaan proyek yang bersumber dari bantuan keuangan Provinsi Jateng akan dilaksanakan dengan padat karya. BPKAD Jateng juga sedang menggodok petunjuk teknis agar pelaksanaan padat karya itu benar-benar bisa dilaksanakan dengan baik. “Dengan padat karya itu, harapannya warga yang menganggur karena dampak Covid-19, bisa diperankan untuk pembangunan-pembangunan yang ada,” katanya.

Ganjar: Terapkan Protokol Kesehatan Saat Daring

SEMARANG, Jowonews- Protokol kesehatan diminta tetap diterapkan saat pembelajaran daring. Hal tersebut ditegaskan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat mengecek proses belajar daring di SMA Negeri 11 Semarang, Rabu (29/7). “Bapak-Ibu semuanya, kalau di dalam ruangan tolong jendelanya dibuka. Setelah satu jam bisa keluar ruangan dulu. Kalau perlu pasang alat steril udara. Mejanya juga kalau bisa disorot atau dibersihkan sendiri-sendiri tiap hari,” pinta Ganjar kepada para guru. Terkait dengan keprotokolan itu, Ganjar menyampaikan, bahwa beberapa hal seperti pemakaian masker saat di dalam ruangan juga dianjurkan . Para guru juga diminta mulai membiasakan diri tidak membuka masker saat berbicara dengan orang lain. Ganjar juga menyarankan agar petugas keamanan di gerbang sekolah juga melakukan pengecekan kepada setiap ada orang yang hendak masuk. “Masker dan ‘handsanitizer’ ini kita sudah lumayan bagus, tapi jaga jarak ini yang kita masih belum bagus. Kadang masih ada yang saling berdekatan atau bahkan nempel saat kumpul. Kalau bicara juga tidak usah dekat-dekat, dari jauh saja, agak teriak tidak apa-apa apalagi Semarang ini Covid-nya masih naik-turun,” ujarnya. Satgas Jogo Sekolah Hal lain yang disampaikan Ganjar dalam inspeksi mendadak itu adalah terkait Satgas Jogo Sekolah. Satgas tersebut6 diharapkan ada di setiap sekolah untuk saling mengawasi dan memantau kepatuhan protokol. Ia juga meminta kepada sekolah untuk mulai persiapkan kesiapan sekolah untuk menghadapi kemungkinan jika sekolah harus masuk. “Jogo Sekolah ini perlu untuk mengawasi. Mulai juga cek kesiapan sekolah apabila mungkin nanti entah kapan sekolah masuk, siapkan kalau siswa masuk semua gimana, kalau sebagian gimana prosesnya. Lalu bagaimana ketika anak-anak di jalan atau di transportasi umum dan saat berkumpul dengan temannya. Ini harus diperhatikan betul,” katanya.

Ganjar Sidak Verifikasi Data Faktual pada PPDB SMAN 3 Semarang

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melakukan inspeksi mendadak proses validasi dan verifikasi data faktual pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2020 di SMA Negeri 3 Kota Semarang, Kamis. Satu persatu proses validasi dan verifikasi data faktual dicek oleh orang nomor satu di Jawa Tengah itu, dengan tujuan memastikan proses validasi berjalan lancar dan penerapan protokol kesehatan di sekolah tersebut. “Sekarang kita mulai proses terus menerus. Saya hanya ingin memastikan, protokol kesehatannya disiapkan agar tidak berkerumun, serta proses verifikasi faktualnya juga harus ketat dengan harapan data yang masuk benar adanya,” katanya. Ganjar menyebutkan seluruh guru di SMA/SMK se-Jateng dioptimalkan dalam proses pemeriksaan itu sehingga tidak ada lagi unsur manipulasi, kebohongan, asli tapi palsu, dan sebagainya. “Kami ingin menciptakan integritas, jadi kalau ada yang mengatakan PPDB di Jateng lama dan terkesan bertele-tele, itu sebenarnya tidak benar. Kami sedang berhati-hati soal ini,” ujarnya. Ganjar mengungkapkan sudah ada temuan pelanggaran PPDB sejak awal pendaftaran serta temuan-temuan pelanggaran soal integritas. “Temuan sudah ada, jumlahnya saya belum mendapat laporan. Kalau yang awal-awal kita kasih peringatan, tapi kalau temuannya saat validasi dan verifikasi ini, kami sudah berkomitmen dengan jelas. Mohon maaf, kalau nanti terdapat pelanggaran, kami coret langsung,” tegasnya. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng Jumeri mengatakan setelah penutupan PPDB 2020 maka pihaknya akan menggelar koordinasi dengan cabang dinas dan kepala sekolah.Tahapan selanjutnya verifikasi fisik pada 1-8 Juli 2020. “Karena saat verifikasi ini siswa atau orang tua siswa harus hadir membawa bukti fisik, maka kami akan atur agar tetap menggunakan protokol kesehatan. Jaga jarak, pembagian jadwal dan berbagai kebutuhan lainnya akan kami siapkan,” ujarnya. Ia menegaskan apabila pada saat verifikasi data itu ditemukan ketidakbenaran maka calon siswa akan dicoret. Dia meminta masyarakat untuk ikut mengawasi dan melaporkan apabila terjadi kecurangan. “Kami minta masyarakat membantu melaporkan apabila ada indikasi kecurangan. Pasti kami cek, dan kalau terbukti benar curang, langsung kami coret,” katanya. (jwn5/ant)