Jowonews

Pemberian Vaksinasi untuk Guru Diminta Dipercepat

TEMANGGUNG, Jowonews- Pemerintah Kabupaten Temanggung mengusulkan ke Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah maupun Kementerian Kesehatan agar pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi para guru dan tenaga kependidikan dipercepat. “Kalau vaksinasi bagi guru dan tenaga kependidikan sudah dilaksanakan maka kita akan lebih siap untuk membuka pembelajaran tatap muka (PTM) yang sangat dinantikan oleh masyarakat,” kata Bupati Temanggung M. Al Khadziq di Temanggung, Senin (5/4). Ia menyampaikan sampai saat ini guru dan tenaga kependidikan yang telah melakukan vaksinasi adalah di sekolah-sekolah yang akan melaksanakan uji coba PTM mulai hari ini. Satuan pendidikan yang melaksanakan uji coba PTM di Kabupaten Temanggung, yakni SMKN 1 Temanggung, SMPN 2 Temanggung, SMAN 1 Parakan, MAN Temanggung, dan MTsN Parakan. Menurut dia vaksinasi kepada seluruh guru dan tenaga kependidikan ini penting mengingat hal ini menyangkut PTM. Namun, tampaknya sampai hari ini dari Kementerian Kesehatan belum ada petunjuk untuk pelaksanaan vaksin bagi guru. Ia menuturkan sampai sekarang kementerian masih minta vaksinasi untuk lansia dulu. “Jadi kami laksanakan sesuai teknis dan petunjuk pelaksanaaan dari Kementerian Kesehatan,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung Khabib Mualim menyampaikan lebih dari 500 guru dan tenaga kependidikan di Kabupaten Temanggung telah menjalani vaksinasi COVID-19. Ratusan guru dan tenaga kependidikan tersebut berasal dari lima satuan pendidikan yang akan melakukan simulasi PTM. “Pelaksanaan vaksniasi di satuan pendidikan dilakukan atas permintaan Dinas Pendidikan dan Kantor Kementrian Agama Kabupaten Temanggung, dari Dinas Pendidikan ada tiga satuan pendidikan dan Kantor Kemenag ada dua satuan pendidikan,” katanya. 

Temanggung Wajibkan Guru Jalani Tes Usap Covid-19

TEMANGGUNG, Jowonews- Temanggung mewajibkan 6.472 guru dan tenaga kependidikan dari jenjang TK hingga SMP sederajat menjalani tes usap (swab) Covid-19. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Temanggung Suyono di Temanggung, Kamis (17/12), mengatakan nantinya hasil tes usap massal itu sebagai acuan pembukaan sekolah tatap muka pada 2021. “Tes usap untuk guru dan tenaga kependidikan sudah dimulai pada 15 Desember 2020,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Suyono menyampaikan tes usap untuk kalangan pendidikan wajib dilakukan tanpa terkecuali, termasuk yang berasal dari luar daerah. Ia menyebutkan dari sejumlah guru dan tenaga kependidikan tersebut, terdiri atas 1.002 guru dan tenaga kependidikan TK dan PAUD, 3.994 orang di SD, dan 1.476 orang di SMP. Ia menuturkan tujuan dilakukan tes usap kepada guru dan tenaga kependidikan untuk memberikan rasa aman bagi orang tua siswa agar nantinya bisa sepenuh hati mempercayakan putra-putrinya belajar kembali di sekolah. Suyono mengatakan ketika nanti pembelajaran tatap muka dibolehkan, pemerintah daerah menjadi pionir yang bertugas sebagai pemantau dan pengawas kegiatan dengan melihat situasi dan kondisi perkembangan Covid-19. Menurut dia, pelaksanaan tes usap dilakukan secara bertahap dengan menyesuaikan kemampuan Puskesmas masing-masing. Pelaksanaan tes usap dipandu koordinator wilayah masing-masing bekerja sama dengan Puskesmas. Pada tahap awal, katanya, sebanyak 291 guru dan tenaga kependidikan sudah menjalani tes usap, antara lain dari SMPN 1 dan SMPN 2 Selopampang, SMPN 1 Temanggung, SMPN 1 Parakan, SMPN 1 dan SMPN 2 Kledung, SMPN 1 Jumo, SMP Muhammadiyah, SMP Kanisius, SMP Islam Sudirman, dan SMP PGRI Candiroto. “Rencananya setiap hari ada tes usap dan kami tidak menargetkan kapan tes usap ini selesai. Kami menyerahkan sepenuhnya jadwal pelaksanaan kepada Puskesmas masing-masing sesuai kemampuan SDM yang dimiliki,” katanya,” katanya.

14 Guru di Kudus Positif Covid-19

KUDUS, Jowonews- Sebanyak 14 guru SMP Negeri 3 Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, dinyatakan terkonfirmasi positif terpapar Covid-19. Hal tersebut diketahui setelah dilakukan tes usap tenggorokan (swab test) untuk mendeteksi ada tidaknya virus corona terhadap 43 guru SMP setempat. “Dari belasan guru yang positif  Covid-19 tersebut, tiga orang di antaranya menjalani perawatan di rumah sakit, selebihnya menjalani isolasi mandiri,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan  Covid-19 Kudus Andini Aridewi di Kudus, Senin (17/12). Ia mengungkapkan belum semua guru yang mengikuti tes usap tenggorokan hasilnya diketahui karena hingga kini baru 30 orang yang hasilnya diketahui, lansir Antara. Tes usap tenggorokan terhadap 43 guru tersebut merupakan hasil penelusuran kontak, setelah ada tiga guru SMP setempat yang meninggal positif  Covid-19. Meskipun pada perkembangannya ada penambahan guru yang meninggal akibat virus corona. Selain penelusuran kontak tidak hanya di lingkungan SMPN 3 Jekulo, tim Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan  Covid-19 Kudus juga melakukan penelusuran kontak terhadap anggota keluarga dari masing-masing guru yang meninggal tersebut guna memastikan ada tidaknya penularan di lingkungan keluarga. Atas peristiwa tersebut, Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus menginstruksikan sekolah setempat untuk menghentikan sementara aktivitas belajar mengajarnya sambil menunggu hasil tes usap tenggorokan. Sementara pihak sekolah SMP 3 Jekulo memastikan tidak ada siswa yang kontak dengan guru tersebut di sekolahan karena pembelajaran dilaksanakan secara daring. 

KAI Semarang Sediakan 2.129 Tiket Gratis untuk Guru dan Tenaga Medis

SEMARANG, Jowonews- PT KAI Daop 4 Semarang menyediakan 2.129 voucer tiket gratis KA Kamandaka dan Kaligung bagi guru dan tenaga kesehatan. Tiket gratis ini dalam rangka memperingati Hari Pahlawan. Manajer Humas PT KAI Daop 4 Semarang Krisbiyantoro dalam siaran pers di Semarang, Jumat (6/11), mengatakan, ribuan voucer tiket gratis tersebut terbagi atas 318 tiket kelas eksekutif dan 1.811 tiket kelas ekonomi. Voucer tiket gratis tersebut bisa diperoleh di Stasiun Tawang Semarang untuk jadwal perjalanan KA mulai tanggal 8 hingga 30 November 2020. ujar Krisbiyantoro, sebagaimana dilansir Antara. Menurut dia, tiket gratis untuk guru dan tenaga kesehatan tersebut bisa digunakan untuk dua perjalanan KA Kamandaka jurusan Semarang-Purwokerto dan lima perjalanan KA Kaligung jurusan Semarang-Cirebon. Adapun syarat untuk memperoleh voucher tersebut, kata dia, cukup dengan menyerahkan foto kopi kartu identitas atau surat keterangan untuk guru. Sementara untuk tenaga kesehatan bukan dokter, tenaga administrasi atau tata usaha, kata dia, wajib menyerahkan foto kopi surat izin praktik yang masih berlaku. “Satu orang hanya berhak atas satu voucer untuk sekali perjalanan,” katanya. Kepada para penumpang KA ini nantinya, kata dia, diwajibkan dalam kondisi sehat dan selalu menerapkan protokol kesehatan. Ia menambahkan pemberian tiket gratis ini sebagai bentuk kepedulian KAI kepada para guru dan tenaga media atas jasa dan pengabdiannya.

Hore, Guru dan Tenaga Kesehatan Gratis Naik Kereta

PURWOKERTO, Jowonews- Perseroan Terbatas Kereta Api Indonesia (Persero) menggelar Program Gratis Naik KA bagi guru dan tenaga kesehatan dalam rangka menyambut Hari Pahlawan 2020. “Berdasarkan keterangan tertulis Direktur Utama PT KAI (Persero), Bapak Didiek Hartantyo, Program Gratis Naik KA ini dihadirkan untuk menghormati dan menghargai guru dan tenaga kesehatan yang merupakan para pahlawan tanpa tanda jasa,” kata Manajer Humas PT KAI Daerah Operasi 5 Purwokerto Supriyanto. di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (6/11). Dalam hal ini, kata dia, PT KAI membagikan 10.000 voucer tiket KA jarak jauh secara cuma-cuma kepada guru dan tenaga kesehatan. Voucer ini bisa digunakan untuk periode keberangkatan tanggal 8-30 November 2020. Lebih lanjut, Supriyanto mengatakan penyelenggaraan Program Gratis Naik KA itu didasari oleh keberadaan guru sebagai sosok utama di garda terdepan pendidikan nasional. “Hal itu mengingat pendidikan adalah wadah fondasi yang sangat penting pencetak generasi bangsa. Sementara para tenaga kesehatan merupakan para pahlawan kemanusiaan pada masa pandemi Covid-19 saat ini. Mereka yang berada di garis terdepan tidak hanya mengorbankan waktu, pikiran, dan tenaga, juga rela mengorbankan risiko kesehatannya demi keselamatan orang lain,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Menurut dia, voucer tersebut hanya diberikan kepada guru taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat dan tidak berlaku untuk dokter, petugas administratif, dan tata usaha. “Syarat untuk mendapat voucer bagi guru adalah menyerahkan fotokopi identitas sebagai guru berupa kartu/surat keterangan. Sedangkan untuk tenaga kesehatan berupa fotokopi surat izin praktik (SIP) yang masih berlaku,” katanya menambahkan. Keberangkatan 8-30 November Ia menjelaskan sebanyak 35 KA kelas eksekutif dan ekonomi yang dapat digunakan secara gratis ke berbagai tujuan pada periode keberangkatan tanggal 8-30 November 2020 dengan menukarkan voucer tersebut. Menurut dia, voucer tersebut dapat diambil di “Customer Service” (CS) yang ada di sembilan stasiun, yakni Gambir, Bandung, Cirebon, Semarang Tawang, Purwokerto, Yogyakarta, Madiun, Surabaya Gubeng, dan Jember. “Pengambilan voucer tidak dapat diwakilkan. Kuota pengambilan voucer per hari terbatas untuk menciptakan ‘physical distancing’ dan jumlah voucer yang disediakan di tiap KA per tanggal terbatas,” katanya. Supriyanto mengatakan voucer tiket KA eksekutif dapat diambil pada tanggal 7-29 November 2020 untuk ditukarkan dengan tiket KA keberangkatan tanggal 8-30 November 2020. Sedangkan voucer tiket KA ekonomi dapat diambil pada tanggal 11-29 November 2020 untuk ditukarkan dengan tiket KA keberangkatan tanggal 12-30 November 2020. Menurut dia, voucer hanya berlaku untuk KA keberangkatan dari wilayah pengambilan kupon. Misalnya jika pengambilan voucer di CS Stasiun Purwokerto hanya dapat digunakan untuk kereta api keberangkatan dari wilayah PT KAI Daop 5 Purwokerto, bukan dari daerah operasi lainnya. Kendati demikian, dia mengatakan PT KAI (Persero) hanya menggratiskan tiket kereta apinya saja melalui voucer yang diberikan. Sedangkan biaya tes cepat (rapid test) sebesar Rp85.000 jika dilakukan di stasiun menjadi tanggung jawab pengguna voucer, demikian Supriyanto. 

PGRI Minta Pemerintah Jokowi Segera Bayarkan Tunjangan Profesi Guru

JAKARTA, Jowonews.com – Pengurus Besar (PB) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) berharap pemerintah segera membayarkan tunjangan profesi guru sebab sejak Januari hingga April tenaga pendidik belum memperoleh hak tersebut. “Ini sudah bulan ke empat. Kalau dosen kan sudah dibayar tiap bulan tapi guru belum,” kata Ketua Umum PB PGRI Prof Unifah Rosyidi saat dihubungi di Jakarta, Jumat. Padahal, kata Unifah, mereka para guru merupakan pekerja yang berada di garis depan untuk mencerdaskan anak bangsa. Sehingga seharusnya juga diperlakukan atau diberikan haknya sebagaimana tenaga pendidik lainnya. Kemudian Unifah juga meminta pemerintah daerah agar membayar honor para guru honorer. Sebab bagaimanapun mereka turut serta mentransformasikan pengetahuan kepada anak didik. “Honorer di pemerintah daerah jangan tidak dibayar lah,” katanya. Secara terpisah, Asnawati salah seorang guru SMP Negeri di Kabupaten Agam, Sumatera Barat saat dihubungi membenarkan tunjangan profesi guru sejak Januari hingga saat ini belum cair. “Biasanya pencairan per tiga bulan, harusnya cair bulan ini untuk tunjangan profesi Januari hingga Maret. Persyaratannya sudah masuk tinggal menunggu saja,” katanya. Untuk pencairan profesi tunjangan, besarannya sebesar gaji pokok kemudian dipotong pajak. Sehingga sekali penerimaan berarti tiga kali gaji pokok tersebut. Sementara itu, Dasmaida salah seorang pendidik di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat mengatakan untuk pencairan tunjangan profesi di jajaran Kementerian Agama (Kemenag) selama ini berjalan lancar dan sudah dibayarkan. Menurutnya, jadwal pencairan tergantung pada permintaan sekolah yakni bisa per bulan, per tiga bulan ataupun per enam bulan. (jwn5/ant)

Ganjar Minta Guru Tak Bebani Siswa Tugas Menumpuk Selama Belajar dari Rumah

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta kalangan guru di semua tingkatan sekolah agar tidak membebani para pelajar dengan tugas-tugas yang berat selama mengikuti pembelajaran di rumah sebagai antisipasi penyebaran virus Corona jenis baru (COVID-19). “Murid-murid jangan dibebani dengan tugas-tugas yang rata-rata, mereka yang komplain ke saya, bukan justru belajar metode daring tapi guru memberi tugas-tugas yang banyak dengan ‘deadline’ yang ‘mepet’,” katanya di Semarang, Minggu. Menurut Ganjar, selain dinilai tidak efektif pemberian tugas yang berat tersebut justru bisa membuat para siswa dirundung stres. Orang nomor satu di Jateng itu mengaku jika menerima banyak komplain dari para pelajar akibat tugas dari guru yang makin banyak. “Mungkin mereka bosan dan proses belajar daringnya itu tidak interaktif, cenderung satu arah berbentuk beban-beban tugas yang panjang,” ujarnya. Ganjar menyebut jika materi pembelajaran di rumah akan lebih efektif jika berkaitan dengan COVID-19. “Mulai dari apa itu Corona, bagaimana mencegah, perilaku apa yang harus diubah sampai bagaimana bicara dengan temannya agar semua mengerti ‘social distancing’,” katanya. Selain itu, materi atau tugas juga bisa berisi muatan yang bersifat menumbuhkan kreativitas pelajar seperti buah apa yang bisa menjaga ketahanan tubuh, vitamin apa yang harus diminum sehingga tubuh bisa tahan sehingga virus bisa dilawan, buah yang kandungannya mungkin bisa ditanyakan kepada siswa-siswi. Menyikapi hal tersebut, Ganjar mengambil beberapa langkah yakni selain pelajar, mulai Senin (23/3) seluruh guru juga melaksanakan pembelajaran dari rumah alias “work from home” untuk semua tingkatan jenjang pendidikan. Terkait hal itu, Ganjar menginstruksikan Kepala Dinas Pendidikan berkomunikasi dengan pemerintah kabupaten/kota masing-masing. “Guru-guru, anda juga boleh bekerja di rumah, sekolahan dijaga oleh kepala sekolah, TU atau guru piket secara bergantian sehingga mereka bisa bekerja di rumah lebih banyak,” ujarnya. (jwn5/ant)