Jowonews

Sebanyak 1.200 Batik Kuno Akan Di Pamerkan di Museum Batik Pekalongan

Batik Kuno Pekalongan

PEKALONGAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah akan menampilkan sekitar 1.200 koleksi batik kuno pada acara Hari Batik Nasional 2022 yang akan digelar pada 2 Oktober mendatang. Direktur Unit Pelaksana Teknis Dinas Museum Batik Pekalongan, Akhmad Asror mengatakan, pihaknya siap menyukseskan Hari Batik Nasional 2022 dengan mengubah suasana galeri dengan cerita yang berbeda dari ide sebelumnya. “Kami akan siapkan wajah baru pada saat perayaan Hari Batik Nasional 2022 agar pengunjung lebih nyaman melihat koleksi batik kuno,” ujarnya, dikutip dari Antara, Jumat (16/9/2022). Pihaknya akan merotasi ruang pamer dan menggantinya dengan konsep lain, baik display batik hingga koleksi batik yang dipamerkan. Sejauh ini, sekitar 90 koleksi batik telah ditampilkan di galeri dari total 1.200 koleksi batik, katanya. Ahmad Asror mengatakan penataan ulang atau rotasi koleksi batik ini juga dimaksudkan agar semua koleksi batik yang tersimpan di museum batik dapat ditampilkan dan dinikmati pengunjung. “Jadi meski dengan keterbatasan luas ruang pamer, kami akan menyiasati dengan rotasi koleksi agar pengunjung bisa melihat seluruh koleksi batik,” katanya. Dikatakannya, dalam rangkaian acara Hari Batik Nasional 2022, pihaknya juga akan menyelenggarakan lomba menggambar batik bagi pelajar agar nantinya bisa ikut serta dalam pelestarian warisan budaya ini. “Kami akan bermitra dengan pembatik melalui Lembaga Sertifikasi Profesi Batik Kota Semarang (LSP),” kata Ahmad Asror. Foto: doc. Antara Jateng

Hari Batik Nasional, Momentum Kebangkitan Produk Asli Indonesia

SEMARANG, Jowonews-  Hari Batik Nasional dapat dijadikan momentum kebangkitan produk-produk asli Indonesia untuk dari ancaman krisis masa pandemi. “Saat ini kita memang dihadapkan pada kondisi perekonomian nasional yang sulit bergerak. Perlu berbagai upaya yang efektif agar perekonomian nasional bisa keluar dari kondisi resesi,” kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat sebagaimana dilansir Antara, Jumat (2/10). Karena itu, tegas Lestari, pelaku usaha harus bisa memanfaatkan momentum yang ada seefektif mungkin. Peringatan Hari Batik Nasional, menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, bisa dijadikan salah satu momentum kepedulian kita terhadap produk-produk karya anak bangsa. “Momentum sekecil apa pun yang ada saat ini harus bisa kita manfaatkan untuk mendorong agar perekonomian kita bisa bergerak, tumbuh kembali, dan keluar dari krisis. Kecintaan masyarakat terhadap karya anak bangsa bisa jadi pintu masuk untuk menggerakkan perkonomian nasional,” ujar Rerie. Selain potensi ekspor industri kreatif anak bangsa, seperti batik, tenun nusantara, dan produk kerajinan lainnya, menurut Legislator Partai Nasdem itu, potensi pasar dalam negeri juga sangat besar. Ada 230 juta penduduk Indonesia yang hampir 50 persennya terdiri atas penduduk berusia di bawah 29 tahun. Di sisi lain, jelas Rerie, sektor UMKM juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UMKM, sebanyak 98,7 persen usaha di Indonesia merupakan usaha mikro. Dengan jumlah tersebut, UMKM mampu menyerap 89,17 persen tenaga kerja domestik. Dengan strategi pemasaran yang melibatkan sejumlah komunitas dan memanfaatkan semangat gotong royong yang berkembang di tengah masyarakat, Rerie yakin UMKM bisa kembali menjadi salah satu motor penggerak perekonomian saat ini. “Tentu saja berbagai upaya tersebut juga memerlukan keterlibatan aktif Pemerintah untuk menciptakan iklim usaha yang sehat bagi para pelaku ekonomi di Tanah Air,” ujar Rerie.

Selama Pandemi, Penjualan Batik Daring Marak

SOLO, Jowonews- Sejumlah pengusaha batik di Kota Solo memilih untuk mengoptimalkan penjualan secara daring selama pandemi Covid-19. Hal ini mengingat masyarakat masih enggan berbelanja secara langsung baik ke pasar maupun toko. “Saya banyak lewat ‘online’ dan ‘reseller’. Paling banyak ke Jakarta, nanti ‘reseller’ sendiri yang menitipkan ke beberapa toko,” kata salah satu pengusaha batik asal Kota Solo Wahyu Irmiasti di Solo, Jumat (2/10). Meski sempat mengalami penurunan penjualan selama pandemi, dikatakannya, saat ini penjualan sudah lebih baik terutama untuk pakaian batik rumahan seperti daster. Selain itu, ia juga mengembangkan diferensiasi produk miliknya, yaitu masker batik. “Penjualan cukup bagus, kalau daster mungkin karena orang butuh lebih banyak baju rumahan selama pandemi ini. Otomatis kan aktivitas mereka di luar rumah sangat sedikit. Untuk daster sendiri dalam satu bulan saya bisa memproduksi hingga 200 potong,” katanya. Turun 90 % Pengusaha lain Gunawan Nizar juga mengakui selama pandemi Covid-19 ini penjualan turun drastis, bahkan bisa mencapai 90 persen. Ia mengatakan status Jakarta yang sampai saat ini masih memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ikut mempengaruhi penurunan penjualan batik di Kota Solo mengingat Jakarta menjadi salah satu barometer pasar dalam negeri. “Memang sejak pandemi lebih banyak yang ‘online’, tetapi sejak beberapa waktu terakhir sudah mulai ada beberapa pembeli yang datang ke outlet-outlet kami,” katanya sebagaimana dilansir Antara, Jumat (2/10). Selain itu, meski mengalami penurunan, Kampung Laweyan yang saat ini masih menyisakan sekitar 40 pembatik juga masih beraktivitas. “Memang beberapa perajin masih memproduksi seragam. Ekspor juga masih ada beberapa. Tetapi kondisinya tidak sama jika dibandingkan sebelum pandemi,” kata Wakil Ketua Forum Pengembangan Kampung Batik Laweyan tersebut. Bahkan, biasanya di jelang Hari Batik yang jatuh pada hari ini, Kampung Batik Laweyan sudah dipenuhi konsumen baik yang berasal dari dalam maupun luar kota. “Tetapi sejak beberapa hari yang lalu, kondisinya sepi sekali. Biasanya sampai macet, mau lewat saja susah,” katanya. Ia berharap dengan kembali didengungkannya batik pada Hari Batik yang jatuh setiap tanggal 2 Oktober bisa menjadi titik balik bisnis batik yang sempat terpuruk di masa pandemi Covid-19. “Mudah-mudahan jelang akhir tahun membaik, setelah Hari Batik atau nanti sekitar Desember harapannya sudah mendekati normal, akhir tahun jadi titik balik mendekati normal untuk produksinya,” katanya.

Cara Bedakan Batik Asli dengan Tekstil Bercorak Batik

JAKARTA, Jowonews- Seiring berjalannya waktu, sejumlah pengrajin mencoba inovasi baru dengan membuat batik secara cetak (printing ) dengan bantuan teknologi, alih-alih membuatnya dengan ukiran tangan. Hal itu kemudian membuat harga batik printing tersebut lebih murah di pasaran daripada harga batik yang dibuat secara langsung dengan metode tulis, cap, maupun kombinasi keduanya. Ketua Galeri Batik YBI Periode 2010-2019 dan aktivis Yayasan Batik Indonesia, Dr. Tumbu Ramelan membagikan sejumlah kiat untuk membedakan kain batik asli yang dibuat secara handmade, dengan kain yang dicetak dengan motif batik (printing). “Cara termudahnya adalah harus diingat bahwa batik tulis selamanya tidak ada (model) yang sama. Kalau cap, ada yang sama dan berulang dan biasanya tembus ke belakang,” kata Tumbu melalui diskusi virtual, Kamis (1/10). Sementara, kain dengan motif batik yang dicetak biasanya berlainan di depan dan belakangnya. “Tapi memang, saat ini memang cukup susah (untuk membedakannya), karena batik print sekarang sudah bisa di-print bolak balik, sehingga kita akan mudah terkecoh karena hasilnya rapi. Harus dipelajari, teliti dan dipegang langsung,” ujar Tumbu. Ciri-ciri Batik Lebih lanjut, Ketua Asosiasi Pengusaha dan Perajin Batik Indonesia, Dr. H. Komarudin Kudiya, menambahkan bahwa pengertian dan ciri-ciri batik sudah tertera di SNI 0239:2014. Menurut pengertian yang tercantum, batik adalah kerajinan tangan sebagai hasil pewarnaan secara perintangan menggunakan malam (lilin batik) panas sebagai perintang warna. Alat utama pelekat lilin batik berupa canting tulis dan atau canting cap untuk membentuk motif tertentu yang memiliki makna. Sementara, menurut SNI 8184:2015, tiruan batik dan paduan tiruan batik dengan batik adalah produk manual, semi masinal dan/atau masinal yang dibuat menggunakan alat utama screen-rakel dan atau alat lain untuk melekatkan pewarna, bahan kimia cabut warna, dan atau malam dingin serta paduannya untuk membentuk motif. “Kombinasi printing dan unsur batik cap/tulis menjadi lebih susah lagi untuk dibedakan, karena disablon dulu. Kain putih dibentangkan dan disablon, untuk mengganti pekerjaan sulit pas mbatik,” kata Komarudin. Ia menambahkan, memerlukan kecintaan untuk benar-benar mampu mengidentifikasi batik asli dengan kain cetak batik. “Batik adalah identitas Indonesia. Masyarakat harus concern dan tanggung jawab, harus cinta dulu, sehingga kita akan tahu bedanya,” pungkasnya.

Sudah Pakai Batik Hari Ini?

SEMARANG, Jowonews- Ya, hari ini kita berbatik sukaria. Seluruh warga Indonesia disarankan berbusana batik setiap tanggal 2 Oktober, atau di hari batik nasional. Pada tanggal 2 Oktober 2009 inilah batik resmi terdaftar sebagai Warisan Kemanusiaan Karya Agung Budaya Lisan dan Nonbendawi di badan dunia PBB UNESCO. Keputusan tersebut tercetusdalam sidang keempat Komite Antar-Pemerintah tentang Warisan Budaya Nonbendawi yang diselenggarakan UNESCO di Abu Dhabi. Sebelum mendapatkan pengakuan resmi badan dunia, batik pertama kali diperkenalkan kepada dunia internasional oleh Presiden Soeharto saat mengikuti konferensi PBB. Lalu di era pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, batik Indonesia didaftarkan untuk mendapat status intangible cultural heritage (ICH) melalui kantor UNESCO di Jakarta, pada tanggal 4 September 2008. Pengajuan itu dilakukan oleh kantor Menko Kesejahteraan Rakyat mewakili pemerintah dan komunitas batik Indonesia. Baru setahun kemudian, warisan budaya asli Indonesia itu resmi diakui dunia. Dan saat ini, batik menjadi salah satu tren busana nasional bahkan internasional. Motif dan pembuatannya yang unik disukai kalangan tua dan muda. Pakaian ini kerap dikenakan mulai dari rakyat kebanyakan hingga pesohor. Modelnya pun sudah beragam. Tak hanya motif klasik pakaian resmi saja, batik dengan gaya kasual pun mulai marak. Batik telah menjadi pakaian segala acara. Jadi, tunggu apalagi. Ayo pilih dan pakai batikmu. Artikel ini telah tayang di media partner Berita Semenit https://www.instagram.com/p/CF0cn10HEk9/