Jowonews

Semarang Raih Predikat Terbaik Pengelolaan Dana Cukai Rokok

Predikat Terbaik Pengelolaan Dana Cukai Rokok

SEMARANG – Pemerintah Kota Semarang meraih penghargaan sebagai pengelola Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) terbaik di Jawa Tengah. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Jateng-DIY, Akhmad Rofiq, kepada Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu. Wali Kota Semarang yang akrab disapa Mbak Ita mengatakan, penghargaan ini akan disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk berbagai program. Dana DBHCHT dapat digunakan untuk pelatihan, bantuan langsung tunai (BLT), kegiatan kesejahteraan masyarakat, dan program pembinaan lingkungan sosial. “Termasuk untuk program kesehatan, karena saat ini masalah stunting dan kemiskinan ekstrem menjadi perhatian pemerintah. Dengan pengelolaan yang baik, diharapkan dana DBHCHT yang diterima Kota Semarang pada tahun 2024 dapat lebih banyak lagi,” ujar Ita. Meski tidak memiliki banyak pabrik rokok besar, Pemkot Semarang berkomitmen untuk mendukung pelaku usaha dalam mengembangkan bisnisnya. Ita juga mengajak masyarakat untuk ikut memerangi penyebaran rokok ilegal. “Dengan menekan penyebaran rokok ilegal, pajak cukai yang dihasilkan akan semakin banyak, dan manfaat yang diterima masyarakat juga semakin besar,” katanya. Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Jateng-DIY, Akhmad Rofiq, menjelaskan bahwa DBHCHT merupakan amanah Undang-Undang Cukai yang diberikan kepada pemerintah daerah penghasil cukai. Di Jawa Tengah, DBHCHT mengalami kenaikan sebesar tiga persen. “Dana tersebut dapat digunakan untuk kesejahteraan masyarakat, kesehatan, dan penegakan hukum,” imbuhnya. Di Kota Semarang, dana DBHCHT digunakan untuk membantu penanganan stunting, pemberian BLT kepada buruh pabrik rokok, dan kegiatan lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat.

Pemkot Semarang Dorong Inovasi dan Kolaborasi Untuk Tingkatkan Kesejahteraan

Pemkot Semarang

SEMARANG – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengajak masyarakat untuk terus berinovasi dan berkolaborasi dengan pemerintah. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan asli daerah (PAD). “Semarang Barat menjadi kawasan yang memiliki multiplier effect ekonomi yang tinggi. Dengan adanya kawasan bisnis, pusat transportasi, dan destinasi wisata, masyarakat harus memanfaatkan peluang ini,” ujar Ita, sapaan akrab Wali Kota. Ita mencontohkan kawasan Graha Padma, Pantai Tirang, bandara, dan kawasan POJ sebagai area yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Masyarakat Semarang Barat diharapkan dapat berinovasi dan menciptakan program yang dapat dikolaborasikan dengan pemerintah. “Jika ekonomi bergerak, pastinya PAD akan meningkat,” kata Ita. Pemkot Semarang akan mulai melakukan pemberdayaan masyarakat agar dapat memanfaatkan peluang dengan berkolaborasi dengan pengusaha. Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), Ita juga menyoroti pentingnya pembangunan yang terintegrasi. “Pembangunan harus dikaji sesuai batas kemampuan dan memperhatikan kontur tanah,” ujarnya. Ita berharap, melalui Musrenbang, pembangunan di Semarang Barat dapat dilakukan secara menyeluruh dan terintegrasi, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat.