Jowonews

Banjir di Pekalongan, Ketinggian Air Hingga 90 Sentimeter

PEKALONGAN, Jowonews- Banjir melanda Pekalongan akibat hujan deras yang terus mengguyur kota batik itu sejak Jumat pagi hingga petang. Sebanyak 17 kelurahan di tiga kecamatan terendam air dengan ketinggian 30 hingga 90 sentimeter. Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan Dimas Arga Yudha di Pekalongan, Jumat (19/2), mengatakan saat ini 2.672 warga telah diungsikan ke lokasi yang aman. “Banjir yang melanda Kota Pekalongan memang makin meluas yaitu semula hanya melanda dua kecamatan kini menjadi tiga kecamatan,” katanya. Beberapa lokasi terdampak banjir, antara lain Kecamatan Pasirkratonkramat dengan ketinggian air mencapai 30-90 cm, Tirto (60-80 cm), Podosugih Kecamatan Pekalongan Barat, Klego, Setono, Poncol, Kauman, Gamer, Kalibaros, Noyontaan (Kecamatan Pekalongan Timur), Panjang Wetan, Panjang Baru, Kandang Panjang, Padukuhan Kraton, Krapyak, Degayu, dan Bandengan (Pekalongan Utara). Dia mengatakan hampir selama tiga minggu terakhir ini banjir masih menggenang permukiman warga, bahkan saat ini makin meluas. Oleh karena itu, pihaknya terus memfokuskan evakuasi pada warga terdampak banjir, khususnya lansia dan balita. Dalam evakuasi terhadap warga terdampak, BPBD dibantu oleh tim SAR, relawan, TNI, dan Polri. “Kami mendapat informasi bahwa di Kelurahan Kandang Panjang ada dua titik yang harus kami bantu evakuasi yakni warga berusia lansia dan balita beserta ibunya. Saat ini mereka sudah dievakuasi dan diungsikan ke tempat pengungsian terdekat yang disediakan pemerintah,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Dimas mengatakan evakuasi yang dilakukan BPBD untuk meminimalkan risiko dampak bencana terhadap masyarakat. “Selama ini proses evakuasi kami prioritaskan untuk orang-orang rentan yakni wanita, ibu menyusul, balita, lansia, dan orang sakit,” katanya.

Hujan Deras, Jalan di Banjarnegara Ambles

BANJARNEGARA, Jowonews- Ruas jalan yang menghubungkan Desa Suwidak dan Desa Bantar di Banjarnegara ambles setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak Jumat (18/12). “Sebelumnya ruas jalan tersebut sudah mengalami kerusakan karena pergerakan tanah yang terjadi pada awal Desember, namun hujan deras yang terus mengguyur mengakibatkan kondisi pagi ini makin parah hingga mencapai radius 50 meter,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara Aris Sudaryanto melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Budi Wahyono di Banjarnegara, Sabtu (19/12). Dia menjelaskan bahwa tim gabungan terus melakukan penanganan di lokasi kejadian di Kecamatan Wanayasa itu meskipun intensitas curah hujan masih sangat tinggi. “Berdasarkan pengecekan diketahui bahwa terdapat retakan pada badan jalan dengan kedalaman 1 hingga 2,5 meter dan dimungkinkan terus berkembang jika hujan intensitas tinggi terus mengguyur,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Dia mengatakan selain kendala cuaca, medan yang sulit di wilayah perbukitan dengan kondisi jalan yang terputus juga menjadi kendala bagi tim gabungan yang berada di lokasi kejadian bencana. “Kondisi jalan ambles sangat berbahaya sehingga untuk sementara ini tidak dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat,” katanya. Kondisi terputusnya akses jalan tersebut, kata dia, telah mengakibatkan terisolirnya Desa Suwidak untuk sementara waktu. Bahkan, kata dia, kerusakan jalan tersebut turut menganggu aktivitas penanganan dan kelancaran mobilitas pejalan kaki. “Dengan demikian mobilitas tim tanggap darurat dan para relawan di lokasi bencana juga menjadi terhambat,” katanya. Untuk mengatasi hal itu, BPBD Banjarnegara dibantu unsur lain terus berupaya melakukan penanganan di lokasi kejadian bencana. “Pagi ini tim tanggap darurat dari BPBD dan unsur lainnya sudah bergerak ke lokasi untuk melakukan penanganan. Upaya perbaikan jalan terus dilakukan dengan bantuan alat berat atau manual dan pengecoran,” katanya. 33 Bencana Sementara itu, menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banjarnegara tercatat ada 33 bencana tanah longsor yang tersebar di sejumlah kecamatan yang ada di wilayah setempat pada Kamis (3/12). Lokasi longsor tersebar di 13 kecamatan, yakni Kecamatan Bawang, Klampok, Pagedongan, Karangkobar, Wanadadi, Banjarnegara, Pejawaran, Punggelan, Pandanarum, Pagentan, Wanayasa, Banjarmangu, Susukan. Sementara itu Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie mengatakan berdasarkan prakiraan cuaca diketahui bahwa ada peningkatan potensi hujan di Kabupaten Banjarnegara dan Purbalingga hingga beberapa hari ke depan. “Ada potensi hujan yang juga disertai dengan angin kencang dan petir, peluang hujan diprakirakan meningkat saat menjelang sore hingga malam hari,” katanya. BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan terutama jika turun hujan dengan intensitas yang tinggi dan durasi yang cukup lama. “Terutama bagi mereka yang tinggal di perbukitan atau lereng atau lokasi yang rawan longsor dan pergerakan tanah,” katanya.

Dilanda Hujan Deras, Batang dan Pekalongan Dikepung Banjir

BATANG, Jowonews.com – Hujan deras yang terus menerus mengguyur Kabupaten Batang dan Pekalongan, Jawa Tengah, sejak Ahad malam (23/2) hingga Senin siang (24/2) menyebabkan dua daerah tersebut dikepung banjir. Berdasar data yang dihimpun di Batang, Senin, sebanyak 10 desa/kelurahan di Kecamatan Batang yang terendam banjir dengan ketinggian sekitar 40 sentimeter hingga 50 meter tersebut terjadi di Desa Denasri Kulon, Denasri Wetan, Watesalit, Kalipucang Kulon, Kalipucang Wetan, Kelurahan Karangasem Selatan, Karangasem Utara, Kasepuhan, Proyonangan Tengah, dan Proyonangan Utara. Akibatnya aktivitas masyarakat di 10 desa/kelurahan terganggu dan sejumlah sekolah diliburkan. Bupati Batang Wihaji bersama Kapolres Batang AKBP Abdul Waras dan Komandan Komando Distrik Militer 0736/Batang Letkol. Kav Henry Napitupulu langsung melakukan peninjauan ke sejumlah lokasi banjir sekaligus menampung keluhan para korban banjir. Bupati Batang Wihaji mengatakan Pemkab sudah melakukan langkah antisipasi dengan mengevakuasi dan menyiapkan kebutuhan logistik, serta obat-obatan yang dibutuhkan korban. Saat ini, fokus pada pendirian dapur umum di lokasi masing-masing desa atau kelurahan terdampak banjir dan menyiapkan sejumlah titik pengungsian seperti mushala, masjid, dan Pendopo Kantor Bupati. “Saya sudah perintahkan para camat dan kepala desa atau lurah untuk menyiapkan kebutuhan para korban banjir seperti beras, mie, dan obat-obatan. Adapun bagi rumahnya yang terendam banjir, saya minta warga mengungsi ke tempat yang telah disediakan,” katanya. Menurut dia, banjir yang melanda sejumlah desa/kelurahan ini karena selain dampak curah hujan yang cukup tinggi, juga meluapnya sungai Gabus ke lokasi permukiman penduduk. “Kita sudah mengajukan permohonan normalisasi pada Pemprov Jateng dan Pemerintah Pusat. Kami berharap normalisasi sungai itu bisa secepatnya dilakukan sehingga saat hujan, banjir tidak terlalu menggenangi permukiman penduduk,” katanya. Korban banjir, Santi (40) mengatakan banjir yang melanda di Desa Denasri Kulon ini mulai terjadi sekitar pukul 03.00 WIB hingga Senin siang ini akibat meluapnya sungai Gabus. “Kami sejak semalam tidak tidur dan waspada pada kemungkinan yang bisa terjadi akibat banjir ini. Saat ini, warga masih bertahan di rumahnya masing-masing meski kami tidak bisa beraktivitas seperti memasak atau yang lainnya,” katanya. Banjir yang melanda sejumlah desa Kecamatan Tirto dan Siwalan menyebabkan 470 warga mengungsi ke lokasi yang aman seperti mushala, masjid, dan balai desa. Selain itu, pemkab juga mendirikan dapur umum untuk membantu ratusan korban banjir yang mengungsi di sejumlah lokasi seperti mushala dan masjid.. “Para korban kini sedang menghadapi dampak banjir seperti kesulitan beribadah dan memasak. Oleh karena, saya ingin memastikan dapur umum untuk para korban banjir berfungsi dengan baik atau tidak,” kata Wakil Bupati Pekalongan Arini Harimurti. (jwn5/ant)

Hujan Deras Disertai Angin Sebabkan Banjir, Ratusan Warga Pekalongan dan Batang Mengungsi

PEKALONGAN, Jowonews.com – Hujan deras disertai angin yang melanda Kota Pekalongan dan Kabupaten Batang, Jawa Tengah, sejak Sabtu (25/1) malam hingga Minggu (26/1) menyebabkan banjir sehingga ratusan warga di dua daerah itu mengungsi. Berdasar data yang dihimpun di Pekalongan, Minggu,  jumlah korban yang dievakuasi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan, antara lain di Palang Merah Indonesia (PMI) sebanyak 50 orang, Masjid An Nikmah 75 0rang, Kuripan Lor (100), Musala Pesindon (25), dan Sekolah Dasar Baitussalam Pesindon (45). Saat ini, Dinas Sosial Kota Pekalongan juga mendirikan dapur umum untuk membantu para korban dan tim petugas yang sedang melakukan pembersihan sisa material yang diakibatkan oleh banjir yang mencapai ketinggian 10 cm hingga 60 cm itu. Beberapa wilayah banjir yang melanda Kota Pekalongan antara lain Kelurahan Sampangan, Kauman Ledok, Krapyak, kawasan Sungai Banger Setono, Kali Loji, dan Bugisan. Petugas BPBD Kota Pekalongan Dimas mengatakan BPBD telah berkoordinasi dengan camat dan lurah untuk melakukan pendataan kebutuhan logistik maupun korban terdampak banjir. “Saat ini, kita telah mendirikan dapur umum. Kendati demikian, seiring menyusut banjir, Minggu siang ini para korban sudah kembali ke rumahnya masing-masing, jumlah korban yang dievakuasi jumlahnya fluktuatif,” katanya. Adapun banjir yang melanda Kabupaten Batang, pada Sabtu malam (25/1) hingga Minggu pagi (26/1) sempat mengakibatkan jalur pantai utara Kecamatan Tulis atau tepatnya depan Mapolsek Tulis tergenang banjir hingga mencapai ketinggian sekitar 50 sentimeter. Dampaknya, arus kendaraan baik daria rah timur (Semarang) dan arah barat (Pekalongan) sempat macet karena kendaraan kecil yang sudah terjebak ke dalam lokasi banjir berhenti karena arus banjir sangat deras. Untuk mengurai kemacetan, Polres Batang yang dipimpin Kapolres Batang AKBP Abdul Waras menerjunkan sejumlah personel. Kepala BPBD Kabupaten Batang Ulul Azmi mengatakan meski dilanda banjir, hingga kini belum ada laporan warga mengungsi karena luapan air tidak terlalu tinggi.. “Kami hanya mengevakuasi para korban ke tempat saudaranya. Namun, saat ini banjir sudah surut dan belum ada warga yang mengungsi,” demikian Ulul Azmi. (jwn5/ant)