Jowonews

Hujan Es Terjadi Di Ngaliyan Semarang, Beberapa Pohon Tumbang dan Atap Warga Berlubang

Hujan Es Ngaliyan Semarang

SEMARANG – Fenomena hujan es terjadi di Kelurahan Podorejo, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang pada Jumat malam (23/9/2022). Kejadian ini membuat warga kaget. Akibat hujan es di Ngaliyan Semarang, beberapa rumah warga rusak dan pohon tumbang. Salah satu warga, Markon, mengatakan hujan es yang terjadi malam hari itu sempat mengagetkan warga setempat. Hal ini karena hujan es yang terjadi cukup deras, sehingga beberapa bagian atap rumah warga ada yang berlubang. “Ketika hujan es terjadi, listrik juga padam,” katanya seperti dikutip Ayosemarang.com, Sabtu (24/9/2022). Markon kemudian menunjukkan foto-foto kondisi yang sempat diambilnya melalui ponsel pintarnnya. Terlihat dalam foto-foto tersebut, banyak es masuk hingga rumah warga dan bahkan sampai menutupi kasur. “Warga pada laporan dari story WA, katanya esnya sampai masuk rumah,” imbuh dia. Markon mengungkapkan intensitas hujan mulai berkurang sekitar pukul 20.00 WIB. Namun, pohon-pohon di sekitar Perumahan Palir tumbang karena hujan es. Sementara itu, petugas tim BPBD Kota Semarang melakukan evakuasi dan pembersihan pohon tumbang. Namun, hujan es ini tidak dirasakan warga di daerah lain, seperti Desa Wates. “Di tempat saya tinggal tidak ada hujan es,” jelas salah satu warga, Steve Ari Kusuma. Foto: doc. warga

Fenomena Hujan Es di Yogyakarta

YOGYAKARTA, Jowonews- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisikan (BMKG) Yogyakarta membenarkan terjadinya hujan es di sejumlah wilayah di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Rabu (3/3) siang tadi. Fenomena alam ini disebabkan pertumbuhan awan cumulonimbus. “Betul, terpantau telah terjadi hujan es di Kecamatan Turi (Sleman) dan Kota Yogyakarta,” kata Kepala Stasiun Klimatologi Sleman, Reni Kraningtyas melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Rabu (3/3). Menurut Reni, hujan es masih berpotensi tinggi terjadi selama musim hujan, khususnya pada saat pancaroba. “Hujan es ini sifatnya sangat lokal (radius 2 km) yang disebabkan oleh pertumbuhan awan cumulonimbus lebih dari 10 kilometer,” kata dia sebagaimana dilansir Antara. Reni menjelaskan saat udara hangat, lembab, dan labil di permukaan bumi maka pengaruh pemanasan bumi yang intensif akibat radiasi matahari akan mengangkat massa udara tersebut ke atmosfer yang kemudian mengalami pendinginan. Setelah terjadi kondensasi selanjutnya akan terbentuk titik-titik air yang terlihat sebagai awan cumulonimbus (Cb). Karena kuatnya energi dorongan ke atas saat terjadi proses konveksi maka puncak awan sangat tinggi hingga sampai freezing level yang selanjutnya terbentuk kristal-kristal es dengan ukuran yang cukup besar. “Saat awan sudah masak dan tidak mampu menahan berat uap air, terjadi hujan lebat disertai es. Es yang turun ini bergesekan dengan udara sehingga mencair dan ketika sampai permukaan tanah ukurannya lebih kecil,” kata dia. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat laporan hujan es terjadi di sejumlah titik di DIY meliputi Jogoyudan, Jetis, Kota Yogyakarta pada pukul 13.15 WIB; Girikerto, Kecamatan Turi, Sleman; Jalan C. Simanjuntak, Kota Yogyakarta; Murangan, Triharjo, Sleman; serta kawasan UGM, Sleman.*