Jowonews

Jelang Imlek, Harga Cabai Rawit di Solo Tembus Rp80.000

SOLO, Jowonews.com – Harga komoditas cabai rawit di Kota Solo tembus di angka Rp80.000/kg seiring dengan meningkatnya volume konsumsi oleh masyarakat jelang perayaan Tahun Baru Imlek. “Setiap mau Imlek pasti naik, sekarang harganya sampai Rp80.000, tidak tahu kalau besok,” kata salah satu pedagang Surtini di Pasar Gede Solo, Selasa. Ia mengatakan selain meningkatnya permintaan, untuk kualitas panenan cabai kali ini tidak terlalu bagus seiring memasukinya musim hujan. “Barangnya tidak tahan lama, gampang busuk karena kan banyak kena air hujan,” katanya. Ia mengatakan harga cabai tersebut terus naik secara bertahap sejak beberapa minggu lalu. Menurut dia, pada tanggal 18 Desember 2019 harganya sekitar Rp40.000/kg dan terus meningkat sampai hari ini. Sedangkan untuk cabai merah besar dari Rp60.000/kg, namun hari ini malah turun jadi Rp50.000/kg. Sementara itu, di Pasar Legi harga cabai rawit merah di angka Rp72.000/kg. Salah satu pedagang Sri Lestari mengatakan terakhir pada tanggal 14 Januari 2020 harga masih Rp60.000/kg. “Naiknya bertahap dari sebelumnya Rp56.000/kg,” katanya. Sebelumnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta pada bulan Desember Kota Solo mengalami inflasi sebesar 0,48 persen. Menurut Kepala BPS Kota Surakarta Totok Tavirijanto salah satu komoditas yang memberikan sumbangan terhadap inflasi yaitu cabai rawit merah. “Bahkan cabai ini menjadi salah satu penyumbang terbesar terhadap inflasi bulan lalu,” katanya. (jwn5/ant)

Wali Kota Tegaskan Tak Ada Minoritas dan Mayoritas di Semarang

SEMARANG, Jowonews.com – Wali Kota Semarang Hendrar Prihardi menegaskan tidak ada kalangan minoritas dan mayoritas di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah yang warganya berasal dari berbagai etnis, agama, serta budaya. “Yang ada adalah satu keluarga besar yang ingin kotanya semakin maju, baik, dan hebat,” katanya saat menyampaikan pidato pada Malam Penganugerahan Gelar Tuk Panjang yang sekaligus menjadi penutup Pasar Imlek Semawis 2571 di Kota Semarang, Minggu (19/1) malam. Melalui momentum Tahun Baru Imlek 2571, Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi ini mengajak semua lapisan masyarakat untuk bergerak bersama. Menurut dia, kedekatan Kota Semarang dengan kawan-kawan dari berbagai etnis tidak perlu diragukan lagi, meskipun perbedaan sudah ada sejak dulu. “Mari kita mulai hari ini tidak usah berdiskusi tentang kafir dan tidak kafir, mari kita rapatkan kembali barisan,” ujarnya. Dalam kesempatan tersebut, Hendi mengapresiasi Pasar Imlek Semawis yang sudah digelar sebanyak 17 kali dengan biaya mandiri. “Ini bukti kegigihan dari pengurus Kopi Semawis (Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata) dalam menggelar Pasar Imlek Semawis,” katanya. Sementara itu, Ketua Kopi Semawis Haryanto Halim mengakui perayaan Imlek tiap tahun di Indonesia maupun di Kota Semarang tidak lepas dari peran mendiang KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang juga dikenal sebagai Bapak Tionghoa Indonesia. “Pasar Imlek Semawis merupakan wujud dari toleransi antarumat beragama di Kota Semarang yang terdiri dari berbagai suku, etnis, dan budaya. Semoga Tahun Baru Imlek 2571 membawa keberlimpahan, keharmonisan, kesehatan, dan kebahagiaan bagi kita semua,” ujarnya. Pada Malam Penganugerahan Gelar Tuk Panjang Pasar Imlek Semawis yang tahun ini mengusung tema Potehi, disajikan hidangan berupa edamame rebus dan kue keranjang kukus santan, sup lobak, nasi Kongbap, serta affogato. Pasar Imlek Semawis tahun ini digelar 17-19 Januari 2020 di Kawasan Pecinan Kota Semarang, tepatnya di Gang Pinggir hingga Jalan Wotgandul. (jwn5/ant)

Jelang Perayaan Imlek, Pasar Gede Surakarta Jadi Destinasi Wisata Baru

SOLO, Jowonews.com – Kawasan Pasar Gede Surakarta menjadi destinasi wisata baru seiring dengan dinyalakannya ribuan lampion dan wisata perahu di Kali Pepe menjelang perayaan Imlek tahun ini. “Perahu ini akan beroperasi dari tanggal 15-25 Januari,” kata Ketua Panitia Grebeg Sudiro Arga Dwi Setyawan di Solo, Rabu. Ia mengatakan wisata perahu yang diluncurkan pada tanggal 14 Januari 2020 ini akan dioperasikan sejak petang hingga menjelang tengah malam. Untuk tarifnya yaitu Rp10.000/orang. Dengan besaran tarif tersebut, para penumpang bisa menikmati perjalanan dengan perahu selama 15 menit. Untuk jarak tempuhnya tidak terlalu panjang, yaitu sekitar 700 meter lantas perahu putar balik dan berhenti di titik keberangkatan. “Sebetulnya setiap perahu berkapasitas 11 penumpang, tetapi agar lebih aman kami hanya mengisinya dengan 7 penumpang sekali jalan,” katanya. Sementara itu, di sepanjang perjalanan para penumpang bisa sekaligus menikmati lampion yang dipasang di sepanjang Kali Pepe. Terkait hal itu, Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo yang sempat mencoba perahu tersebut mengaku cukup puas. Meski demikian, dikatakannya, jumlah lampion perlu ditambah. “Termasuk penerangan juga perlu ditambah karena ada beberapa titik yang kurang terang,” katanya. Sedangkan untuk wisata lampion, terpasang di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman mulai dari perempatan Gladak hingga depan Pasar Gede. Saat ini lampion dengan bentuk bulat, lonjong, dan boneka tersebut sudah dialiri oleh listrik sehingga terlihat indah pada saat malam hari. “Imlek telah terbukti mampu menggeliatkan wisata di Kota Solo selama beberapa tahun terakhir. Bukan hanya warga Solo tetapi juga banyak warga luar kota yang ingin menikmati suasana Imlek di sini,” katanya. (jwn5/ant)

Pemesanan Lampion di Solo Meningkat Jelang Imlek

SOLO, Jowonews.com – Angka pemesanan lampion di Kota Solo mulai meningkat jelang perayaan Imlek tahun ini, salah satunya di Istana Lampion. “Ada peningkatan sekitar 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Target kami tahun ini pesanan masuk bisa mencapai 3.000 lampion, kalau tahun lalu ada sekitar 2.500 lampion yang dipesan konsumen kepada kami,” kata pemilik Istana Lampion Florista Fitri Marimba di Solo, Senin. Ia mengatakan hingga saat ini sudah ada sekitar 1.000 pesanan yang masuk. Ia memprediksi peningkatan angka pemesanan akan terjadi pada akhir bulan ini, sama seperti tahun sebelumnya. Untuk terus meningkatkan jumlah pesanan, pihaknya juga melakukan inovasi salah satunya menyablon lampion dengan gambar sesuai permintaan pemesan. “Ternyata banyak yang suka, tetapi memang harus dengan minimal pemesanan, yaitu 50 lampion,” katanya. Ia mengatakan sama dengan tahun lalu, untuk tahun ini tidak ada peningkatan harga lampion. Untuk lampion berukuran kecil dengan diameter 20 cm harganya Rp25.000, diameter 30 cm harganya Rp35.000, dan untuk ukuran paling besar dengan diameter 1 meter harganya Rp300.000. “Tetapi kami tidak hanya fokus pada lampion berbentuk bulat, ada juga lampion kotak, spiral, tabung. Meski demikian, permintaan terbanyak masih yang bentuknya bulat,” katanya. Sementara itu, dikatakannya, pemesanan yang masuk bukan hanya untuk keperluan Grebeg Sudiro yang merupakan rangkaian dari perayaan Imlek tetapi juga pemesanan dari hotel, mal, dan restoran. “Biasanya kalau untuk Grebeg Sudiro ini yang dipesan lampion warna merah, tetapi kalau untuk mal, hotel, dan restoran lebih warna-warni,” katanya. (jwn5/ant)