Jowonews

Pemkab Pekalongan Mulai Salurkan Bantuan 3.519 Paket Sembako

PEKALONGAN, Jowonews.com – Pemerintah Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, melalui kegiatan jaring pengaman sosial menyalurkan sebanyak 3.519 paket sembako pada warga terdampak virus corona jenis baru (COVID-19, Senin. Bupati Pekalongan Asip Kholbihi di Pekalongan, Senin, mengatakan bahwa sebanyak 3.519 paket sembako ini dibagikan pada warga yang masuk dalam kriteria penerima bantuan ini, dan terdampak COVID-19. “Kami sudah punya kriteria bagi warga yang berhak menerima bantuan ini, yaitu mereka yang tidak masuk dalam program PKH dan bantuan pangan nontunai. Yang berhak menerima adalah mereka dari keluarga orang dalam pantauan (ODP),” katanya. Asip yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Pekalongan ini, mengatakan pembagian paket sembako ini diawali dilakukan di Kecamatan Wonopringgo dan selanjutnya ke kecamatan lainnya. “Hari ini kami memulai program bantuan sembako dalam rangka jaring pengaman sosial di Kecamatan Wonopringgo dengan membagikan 3.519 paket sembako untuk tahap pertama,” katanya. Pada kegiatan itu, Bupati Asip Kholbihi secara simbolis menyerahkan bantuan paket sembako itu pada pihak kecamatan agar didistribusikan oleh para kepala desa ke masing-masing warga terdampak COVID-19. “Saya minta para kepala desa langsung mendatangi warga terdampak COVID-19 di rumahnya sekaligus mengecek keberadaan kondisi mereka agar tahu persis,” katanya. Pada kesempatan itu, Bupati Asip Kholbihi menegaskan bahwa kondisi Kabupaten Pekalongan kini sudah masuk zona merah sehingga masyarakat diminta mematuhi aturan pemerintah terkait dalam upaya mengantisipasi penyebaran virus corona. Pemkab Pekalongan, kata dia, sudah mengeluarkan maklumat yang berisi warga melakukan kegiatan ibadah seperti salat di rumah saja, tidak melakukan kerumunan, dan berperilaku hidup sehat. “Ketika pemerintah menganjurkan warga salat di rumah, itu sebagai upaya mengantisipasi penyebaran virus corona,” katanya. (jwn5/ant)

Pendataan Warga Miskin sebagai Penerima Jaring Pengaman Sosial di Kudus Rampung April

KUDUS, Jowonews.com – Pendataan penerima program jaring pengaman sosial untuk mengatasi dampak pandemi virus corona jenis baru (COVID-19) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, ditargetkan rampung sebelum akhir April 2020 sehingga bisa disalurkan segera. “Kami menargetkan pendataan bisa rampung sebelum puasa sehingga penyalurannya juga bisa dilakukan secepatnya,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Pendudukan, dan Keluarga Berencana Kabupaten Kudus Sunardi usai rapat koordinasi dengan Komisi D DPRD Kudus di Kudus, Selasa. Jika waktunya tidak mencukupi untuk verifikasi, kata dia, program jaring pengaman sosial tersebut akan langsung dibagikan rencananya terhadap 62.000 keluarga dengan nilai bantuan Rp200.000 per keluarga per bulan. Sasaran penerimanya, yakni jasa ojek, penarik becak, PKL, juru parkir, difabel, sopir angkot, pekerja seni, buruh serabutan, karyawan pasar, pelayan resto, pedagang kecil pelataran pasar, dan tenaga kerja di usaha mikro atau sektor informal. Kepala Bidang Pelayanan Rehabilitasi Sosial dan Bantuan Jaminan Sosial Adji Setiawan menambahkan program jaring pengaman sosial tidak hanya bersumber dari APBD Kudus dan Dana Desa, namun juga dari APBD Provinsi Jateng serta APBN. Bantuan dari APBN akan diberikan dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT) Rp600 ribu per keluarga dengan jumlah alokasi penerimanya 6.573 keluarga yang bukan penerima PKH. Bantuan sosial bersumber dari APBD Provinsi Jateng berupa beras 100 ton, dengan syarat adanya surat keterangan penyerta dari bupati terkait dengan kondisi darurat COVID-19. Beras tersebut akan diberikan kepada orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), pasien positif corona, warga miskin, dan difabel di zona merah. Bantuan bersumber dari Dana Desa, untuk warga terdampak yang belum menerima bantuan dari ketiga sumber tersebut. Ketua Komisi D DPRD Kudus Mukhasiran mendesak Dinas Sosial P3AP2KB setempat segera menyelesaikan basis data penerima bantuan sosial warga terdampak corona di daerah itu. “Masyarakat sudah merasakan dampak virus corona, karena banyak yang kehilangan pekerjaan,” ujarnya. (jwn5/ant)