Jowonews

Presiden Minta Pengambilan Paksa Jenazah COVID-19 Tak Terjadi Lagi

JAKARTA, Jowonews.com – Presiden Joko Widodo berharap tidak terjadi lagi pengambilan paksa atau perebutan jenazah pasien yang terpapar COVID-19. Presiden dalam rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, meminta seluruh jajarannya untuk melibatkan tokoh-tokoh agama, masyarakat, budayawan, ahli komunikasi publik dan praktisi lainnya untuk menjelaskan kepada masyarakat mengenai bahaya dan juga risiko penularan virus corona tipe baru yang begitu cepat. “Pelibatan tokoh-tokoh agama, masyarakat, budayawan, sosiolog, antropolog, dalam komunikasi publik harus secara besar-besaran kita libatkan sehingga jangan sampai terjadi lagi merebut jenazah yang jelas-jelas COVID-19 oleh keluarga,” kata Presiden. “Itu sebuah hal yang harus kita jaga jangan terjadi lagi,” ujar dia. Presiden juga meminta sosialisasi lebih masif kepada masyarakat mengenai pentingnya pengujian sampel spesimen individu untuk mencegah penularan lebih luas COVID-19. Hal itu agar tidak ada lagi masyarakat yang menolak mengikuti uji cepat (rapid test) maupun uji Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mendiagnosa keberadaan virus tersebut. “Datang-datang pakai PCR, datang-datang bawa ‘rapid test’, belum ada penjelasan tapi tidak didahului sosialisasi ke masyarakat yang ingin didatangi sehingga yang terjadi adalah penolakan,” ujar dia. Pada akhir pekan lalu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 melaporkan terjadi pengambilan paksa jenazah pasien COVID-19 oleh keluarga yang bersangkutan di Ambon, Maluku. Hal itu dikhawatirkan menambah jumlah masyarakat yang tertular SARS-CoV-2. Sejumlah masyarakat di daerah juga masih banyak yang menolak mengikuti uji cepat COVID-19. Hal itu seperti yang terjadi di Ambon, Maluku dan Nusa Tenggara Timur pada pertengahan Juni 2020. Kepala Negara meminta jajaran kementerian dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 untuk mencari terobosan baru agar dapat memutus rantai penularan COVID-19. “Saya minta agar kita bekerja tidak linear, saya minta ada sebuah terobosan yang bisa dilihat oleh masyarakat dan itu terobosan itu kita harapkan betul-betul berdampak pada percepatan penanganan ini, tidak datar-datar saja,” kata Presiden. (jwn5/ant)

PMI: Berhenti Tolak Jenazah COVID-19

JAKARTA, Jowonews.com – Palang Merah Indonesia (PMI) mengimbau seluruh masyarakat di Tanah Air untuk berhenti menolak jenazah COVID-19, sebab prosedur pengurusan serta pemakaman sudah dipastikan aman untuk petugas dan warga setempat. “Serangkaian prosedur pengurusan serta pemakaman jenazah positif COVID-19 dilakukan untuk memastikan keamanan petugas dan masyarakat sekitar, sehingga sikap yang didasari ketakutan penularan virus dinilai berlebihan,” kata Kepala Sub Divisi Kesehatan Darurat PMI Istianasari dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis. Imbauan tersebut didasari masih ditemukannya penolakan jenazah COVID-19 oleh masyarakat dan muncul di sejumlah wilayah. Padahal, informasi terkait prosedur ketat pengurusan jenazah positif COVID-19 telah beredar luas. Penolakan jenazah tidak akan terjadi bila masyarakat mengetahui prosedur yang sudah banyak dijelaskan oleh para ahli. Bahkan, sejumlah organisasi dan lembaga pemerintah mulai melakukan sosialisasi. “Mungkin terjadi karena masyarakat tidak tahu dan takut akan tertular, padahal itu kan sudah ada prosedur khusus,” ujarnya. Dalam pengurusan jenazah pasien COVID-19, petugas khusus telah membungkus jenazah dengan bahan yang kedap air. Kemudian, penguburan jenazah juga menggunakan peti khusus. Prosedur tetap tersebut dilakukan untuk mencegah penularan virus dari jenazah. Selain itu, untuk lokasi penguburan harus berjarak setidaknya 50 meter dari sumber air tanah yang digunakan untuk minum dan minimal 500 meter dari pemukiman terdekat. Dalam hal keamanan petugas, kata dia, Alat Pelindung Diri (APD) wajib digunakan saat pengantaran jenazah dari rumah sakit. Hal itu dilakukan, sebab petugas berangkat dari rumah sakit yang merawat pasien COVID-19. “Berbeda dengan petugas kubur yang cukup menggunakan masker, boot, baju hazmat atau jas hujan sebagai pengganti. Kalau petugas dari rumah sakit pakai atribut lengkap,” katanya. Isti menambahkan lokasi pemakaman jenazah positif COVID-19 juga bisa dilakukan di Tempat Pemakaman Umum (TPU). Namun, untuk wilayah yang padat penduduk, pemerintah daerah harus menyiapkan area khusus. Ia berharap penolakan masyarakat terhadap jenazah pasien COVID-19 tidak terjadi lagi seiring masifnya informasi terkait protokol tersebut. Selain itu, tokoh masyarakat mesti hadir mengedukasi warganya. Selain itu, PMI juga tengah menyosialisasikan imbauan laporan kematian terutama di wilayah yang telah ditetapkan sebagai transimisi lokal. Sebab, kematian mesti dilaporkan agar pengurusan jenazah dilakukan sesuai prosedur. “Walaupun kita tidak tahu penyebab kematiannya, tapi sebisa mungkin ketika ada kematian untuk menghubungi pemerintah setempat sehingga bisa ditangani dengan benar sesuai prosedur,” katanya. (jwn5/ant)

Bupati Banyumas Banjir Dukungan Masyarakat Setelah Ikut Menguburkan Jenazah COVID-19

PURWOKERTO, Jowonews.com – Bupati Banyumas Achmad Husein mendapat dukungan dari masyarakat dan berbagai institusi atas penanganan wabah COVID-19 di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, terutama yang berkaitan dengan keputusannya untuk ikut menguburkan jenazah pasien positif virus corona tersebut. Dukungan tersebut diberikan oleh masyarakat dengan mengirimkan karangan bunga untuk Bupati Banyumas ke Pendopo Sipanji, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis. Karangan bunga yang dikirim masyarakat sejak Rabu (1/4) sore hingga Kamis (2/4) siang tercatat sudah mencapai 12 buah. Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Sekretariat Daerah Banyumas Deskart S. Jatmiko mengatakan karangan bunga yang pertama kali datang dikirim oleh salah satu grup Facebook, yakni Info Purwokerto. Karangan bunga tersebut bertuliskan ‘Teruntuk Bupatiku Bpk Ir Achmad Husein, Terima Kasih dan Semangat Selalu, Wabah Ini akan Segera Berakhir’. Karangan bunga lainnya juga berisi dukungan, ucapan terima kasih, dan dorongan semangat untuk Bupati Banyuams atas kegigihannya dalam penanggulangan COVID-19. Menurut dia, sebagian besar karangan bunga itu bertuliskan motivasi untuk Bupati Achmad Husein, misalnya “Untuk Bupatiku Bpk Ir Achmad Husein, Kami Bersamamu dan akan Terus Mendukungmu”. Saat dikonfirmasi, Admin Info Purwokerto Irfan Bahtiar mengatakan pihaknya bersama tim Info Purwokerto sengaja memberi dukungan kepada Bupati, karena masih banyak masyarakat Banyumas mendukung kebijakan pemerintah. “Kami mendukung, bukan menghambat,” katanya. Pemilik perusahaan bus pariwisata Yudistira Trans, Andri Latif Nurrosid mengaku sengaja mengirimkan karangan bunga untuk Bupati Banyumas atas kegigihannya dalam penanggulangan wabah COVID-19. “Ini bentuk terima kasih kami kepada Bapak Bupati yang setia mengayomi masyarakatnya, terutama dalam penanggulangan wabah COVID-19 di Kabupaten Banyumas,” katanya. Sementara itu, Bupati Banyumas Achmad Husein menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada masyarakat, organisasi, dan institusi yang telah memberikan dukungan dengan cara mengirimkan karangan bunga. “Saya sempat tertegun, tapi ini yang menambah semangat saya,” katanya.  (jwn5/ant)