Kakek Sanuri Bersepeda Sejauh Ratusan Kilometer Dari Nganjuk Hingga Lampung Demi Bertemu Cucunya
SEMARANG – Seorang pria berusia 66 tahun yang dikenal dengan nama Kakek Sanuri, dari Desa Pacikulon, Kecamatan Pace, Nganjuk, Jawa Timur, memulai perjalanan yang tak lazim dan menantang pada 24 Juli 2024. Dengan sepeda kuning kesayangannya, ia bertekad untuk menempuh ratusan kilometer lintas pulau, hanya untuk satu alasan: bertemu cucunya di Pesawaran, Lampung. Kisah ini berawal dari keinginan sederhana seorang kakek yang tak menginginkan apa pun selain berbagi kebahagiaan dengan keluarganya. Dikutip dari Tribun Jateng, Sanuri mengungkapkan, “Saya ditanya oleh ibu saya, kok bisa naik sepeda, apa bisa? Gitu kata beliau.” Memang, perjalanan ini bukanlah hal yang umum dilakukan oleh seseorang seusianya. Namun, keinginan Sanuri yang kuat untuk bertemu cucunya membuatnya tidak peduli dengan tantangan yang ada di hadapannya. Setelah mendapatkan restu dari ibunya—yang penuh kekhawatiran namun akhirnya mendukung—Sanuri memulai perjalanan dari rumahnya dengan penuh semangat. “Kalau ibu saya tidak izinkan saya enggak akan berangkat, restu ibu lebih dari apapun,” tambahnya dengan penuh haru. Dalam perjalanannya, dia mendapatkan doa dan dukungan dari kerabat serta tetangga yang datang untuk melepasnya. Bahkan, seorang youtuber turut merekam momen spesial tersebut. Hari-hari pertama perjalanan Sanuri dipenuhi dengan rasa ingin tahunya akan dunia luar. Menyusuri jalanan yang beragam, dari jalan raya yang padat hingga pedesaan yang tenang, ia terus melaju tanpa menghiraukan kelelahan. Di malam hari, Sanuri memilih untuk beristirahat di masjid, koramil, dan polsek, tempat-tempat yang dianggapnya lebih aman dan nyaman. “Tidur saya di masjid, koramil dan polsek, lebih aman di sana,” ujarnya. Di sepanjang perjalanan, Sanuri membawa peralatan darurat seperti pompa dan kunci-kunci untuk mengatasi kemungkinan masalah teknis pada sepeda merek United-nya. Dengan tekad dan persiapan yang matang, ia tetap melanjutkan perjalanan meskipun menghadapi berbagai tantangan, seperti cuaca yang tidak menentu dan jalur yang terkadang menanjak. Perjuangan selama 10 hari tersebut akhirnya membuahkan hasil. Pada 5 Agustus, Kakek Sanuri tiba di rumah anak dan cucunya di Desa Durian, Kecamatan Padang Cermin, Pesawaran, Lampung. “Sejujurnya saya tak pernah cerita ke anak kalau mau kesini, apalagi dengan sepeda,” katanya. Perasaan bahagia dan haru menyelimuti dirinya saat akhirnya bisa memeluk cucunya setelah perjalanan yang begitu panjang dan melelahkan. Kisah Kakek Sanuri adalah sebuah refleksi dari kekuatan tekad dan cinta keluarga yang tulus. Dalam dunia yang sering kali disibukkan dengan kesibukan dan rutinitas, kisah ini mengingatkan kita akan nilai-nilai sederhana namun mendalam—seperti kasih sayang dan pengorbanan. Perjalanan Sanuri mengajarkan kita bahwa tidak ada hal yang terlalu besar atau terlalu kecil untuk dilakukan demi orang-orang yang kita cintai.