Jowonews

Jepara Perketat Pembukaan Obyek Wisata

JEPARA, Jowonews- Pemerintah Kabupaten Jepara bakal memperketat pembukaan semua objek wisata di wilayahnya guna mencegah penyebaran penyakit virus Covid-19. “Temuan kasus secara spesifik kasus Covid-19 di objek wisata belum ada, termasuk di Objek Wisata Karimunjawa hingga kini juga masih nihil kasus. Akan tetapi, dalam rangka menekan temuan kasus pembukaan objek wisata di Jepara akan dievaluasi,” kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Jepara Muh Ali di Jepara, Ahad (13/12). Ia mengungkapkan evaluasi pembukaan objek wisata melibatkan banyak pihak guna menjaring informasi sebanyak-banyaknya. Meskipun demikian, kata dia, arahnya nanti tetap dilakukan pengetatan, termasuk kemungkinan ditutup sementara demi menekan angka kasus Covid-19. “Kepastiannya menunggu hasil rapat bersama. Apakah semua objek wisata ditutup sementara atau ada yang masih tetap dibuka dengan sejumlah persyaratan,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, Objek wisata Karimunjawa sempat ditutup pada 17 Maret 2020 karena dikhawatirkan terjadi penulasan kasus Covid-19. Kemudian dibuka kembali pada 16 Oktober 2020 setelah ada simulasi dan kesiapan dalam penerapan protokol kesehatan. Pada laman https://corona.jepara.go.id/ per 12 Desember 2020, disebutkan jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Jepara mencapai 3.149 kasus, positif Covid-19 aktif sebanyak 698 kasus, dan meninggal 7,08 kasus. Per 6 Desember 2020, Kabupaten Jepara masuk kategori zona risiko penularan virus corona tingkat sedang atau zona oranye. 

Wisata Karimunjawa Dibuka, Kasus Covid-19 Tetap Nihil

JEPARA, Jowonews- Pulau Karimunjawa, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, masih bisa mempertahankan statusnya sebagai satu-satunya kecamatan di Jepara yang berzona hijau. Meskipun sejak sepekan sebelumnya dibuka kunjungan wisatawan dari berbagai daerah di tanah air. “Hingga saat ini, memang tidak ada temuan kasus Covid-19 di Karimunjawa. Kami berharap dukungan semua pihak, terutama wisatawan yang datang ke Karimunjawa untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan,” kata Camat Karimunjawa Nor Soleh di Jepara, Sabtu (24/10). Ia juga berharap keterbukaan dari biro wisata untuk menyampaikan data wisatawan, termasuk tempat penginapannya dan objek wisata yang hendak dikunjungi. Ketika data kunjungan wisatawan tercatat dengan baik, setidaknya ketika terjadi permasalahan terkait Covid-19 bisa langsung dilakukan penelusuran kontak. Sehingga potensi penularannya bisa dicegah sedini mungkin. Sejak Pulau Karimunjawa terbuka untuk kunjungan wisatawan pada tanggal 16 Oktober 2020, kata dia, hingga kini memang belum ditemukan adanya wisatawan yang tidak mematuhi protokol kesehatan. “Petugas juga tidak mungkin mengawasi semua wisatawan. Karena hingga kini belum mengetahui data wisatawan secara detail, termasuk tempat menginapnya,” ujarnya. Terkait penerapan protokol kesehatan di hotel, dia mengakui, tidak mengkhawatirkan dari organisasi mereka juga cukup peduli dalam memerangi Covid-19. Sedangkan untuk pemilik homestay yang dikelola secara personel harapannya juga tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Kewajiban mematuhi protokol kesehatan tidak hanya berlaku untuk wisatawan, melainkan warga Karimunjawa juga harus mematuhi terlebih saat ini banyak orang luar Karimunjawa yang berdatangan. Ia berharap dengan kepatuhan terhadap protokol kesehatan, maka upaya pemulihan ekonomi dan kesehatan juga harus berjalan beriringan di tengah pandemi Covid-19. Apalagi, kata dia, warga Karimunjawa yang biasanya mendapatkan pemasukan dari kunjungan wisatawan, sejak 17 Maret hingga 16 Oktober 2020 tidak lagi memiliki pemasukan. Sehingga keputusan dibuka kembali objek wisata Karimunjawa memang disambut warga yang memang menggantungkan hidupnya dari wisatawan. Meskipun demikian, beberapa warga Karimunjawa juga ada yang mengkhawatirkan akan terjadinya penularan Covid-19 ketika ada wisatawan yang abai dengan protokol kesehatan. Indah yang merupakan warga Desa Kemojan, Karimunjawa, mengakui ada kekhawatiran dengan dibukanya kembali wisata ke Karimunjawa karena yang berkunjung dari berbagai daerah di tanah air, termasuk ada turis asingnya. “Mudah-mudahan, semua disiplin mematuhi protokol kesehatan dan tidak memalsukan hasil tes cepat (rapid test) Covid-19,” ujarnya. Berdasarkan laman https://corona.jepara.go.id/, tercatat dari 16 kecamatan di Kabupaten Jepara hanya Kecamatan Karimunjawa yang temuan kasus Covid-19 masih nihil. Sedangkan kecamatan lainnya terdapat temuan kasus dengan jumlah bervariasi, termasuk kasus meninggal dunia karena Covid-19.

Cuaca Buruk, Sejumlah Wisatawan Tertahan di Karimunjawa

JEPARA, Jowonews.com – Sejumlah wisatawan yang masih berada di Pulau Karimunjawa, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, masih menunggu kapal yang melayani penyeberangan ke Jepara karena sejak Minggu (5/1) belum ada kapal penyeberangan yang beroperasi akibat cuaca buruk. “Informasinya masih ada wisatawan yang kebetulan membawa mobil ke Karimunjawa belum bisa pulang karena belum ada kapal yang beroperasi,” kata Kepala Kepolisian Sektor Karimunjawa Polres Jepara Iptu Suranto di Jepara, Senin. Untuk memastikan jumlah pengunjung tersebut, kata dia, jajarannya tengah melakukan pengecekan di lapangan guna memastikan informasi yang disebutkan ada empat mobil pengunjung Karimunjawa yang belum bisa kembali. Sementara wisatawan yang tidak membawa mobil sudah bisa pulang dengan naik Kapal Pelni menuju Semarang pada Minggu (5/1). Pada saat itu, lanjut dia, wisatawan yang berada di Karimunjawa menunggu Kapal Motor Express Bahari, namun tidak beroperasi sehingga mereka diangkut dengan Kapal Pelni. Ia mengimbau wisatawan yang hendak berlibur ke Karimunjawa untuk mempertimbangkan cuaca laut yang saat ini memasuki musim baratan yang ditandai dengan gelombang tinggi. “Jika masih ada yang nekat, maka harus siap dengan risiko tidak bisa pulang sesuai jadwal karena beroperasinya kapal penumpang juga disesuaikan dengan kondisi gelombang,” ujarnya. Sementara itu, Camat Karimunjawa Saptagus Karnanejeng Rahmadi mengakui belum mendapatkan informasi soal masih adanya wisatawan yang tertahan di Karimunjawa. Ia memperkirakan wisatawan justru terangkut semuanya dengan Kapal Pelni pada Minggu (6/1). Wisatawan yang berlibur ke Karimunjawa ketika cuaca laut tidak mendukung, bisa menggunakan pesawat dengan biaya perjalanan yang lebih mahal dibandingkan dengan kapal penumpang. (jwn5/ant)