Jowonews

Kemenaker Sosialisasi Program Kartu Pra Kerja Kuota Offline di Jawa Tengah

SEMARANG, Jowonews.com – Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia menggiatkan sosialisasi Program Kartu Prakerja di Provinsi Jawa Tengah dengan jumlah 500 ribu kuota yang menggunakan skema sistem offline. “Kuota offline dikhususkan bagi mereka yang berada di remote area (daerah terpencil), belum begitu familiar dengan digitalisasi atau bagi mereka yang berada di area blank spot. Maksudnya pelatihannya secara offline, pendaftarannya tetap dengan online,” kata Staf Khusus Menteri Tenaga Kerja RI Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Pengawasan Hindun Anisah di Semarang, Kamis. Ia menjelaskan bahwa peserta dari Program Kartu Prakerja ditargetkan mencapai 2 juta, dimana sebanyak 1,5 juta pemegang kartu bakal mendapatkan pelatihan digital, sedangkan 500.000 sisanya bakal mendapatkan pelatihan secara offline (reguler). Hal tersebut disampaikan Hindun pada sosialisasi Program Kartu Prakerja sistem offline di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Kota Semarang. Sosialisasi itu diikuti kepala dinas tenaga kerja tingkat provinsi dan kabupaten/kota serta instansi lain, seperti Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), dan asosiasi pekerja serta pengusaha. “Sosialisasi ini kami lakukan agar nantinya dinas tenaga kerja di provinsi dan kabupaten/kota melakukan pendampingan kepada para calon penerima kartu prakerja ini. Dimulai dari saat pendaftaran, yang tetap memakai sistem online‘” ujarnya. Melalui sosialisasi tersebut, dirinya berharap seluruh kabupaten/kota bisa menyiapkan calon penerima kartu prakerja ini. “Jadi ada persiapan dari awal lewat sosialisasi ini sehingga nantinya saat kartu ini diluncurkan, semua sudah siap,” ujarnya. Hindun mengungkapkan sasaran Kartu Prakerja di Jawa Tengah menyasar empat klaster, masing-masing calon pekerja migran Indonesia (PMI), masyarakat yang berada di destinasi prioritas Candi Borobudur, daerah terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK), serta afirmasi perempuan dan disabilitas. “Untuk jumlahnya, belum bisa diputuskan, tapi jumlah per klaster berdasarkan data ‘demand and supply’ yang selama ini masuk di Sistem Ketenagakerjaan, kemudian kami memilih yang empat klaster ini berdasarkan data-data yang ada tersebut,” katanya. (jwn5/ant)

Pemerintah Siapkan 60 Jenis Pelatihan Untuk Peserta Kartu Pra Kerja

JAKARTA, Jowonews.com – Pemerintah menyiapkan sekitar 60 jenis pelatihan bagi peserta program Kartu Pra Kerja untuk mendukung peningkatan keahlian dan keterampilan pencari kerja. Deputi III Kantor Staf Kepresidenan Denni P Purbasari dalam seminar publik terkait Kartu Pra Kerja di Jakarta, Selasa, menjelaskan pelatihan itu mulai dari teknologi informasi, bahasa hingga kuliner. “IT (Teknologi Informasi) paling banyak dibutuhkan di Jakarta,” katanya dalam pemaparan seminar yang diadakan Center for Strategic and International Studies (CSIS). Selain jenis pelatihan tersebut, juga ada fotografi, terapis perawatan, menjahit, petugas keamanan, keamanan dan keselamatan kerja, ternak ikan konsumsi, hidroponik, kewirausahaan hingga pengemudi truk. Menurut dia, angka pengangguran di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar tujuh juta orang dan angkatan kerja setiap tahun mencapai 2,8 juta orang berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Dia menjelaskan dari tujuh juta pengangguran itu, 52 persen di antaranya berusia 18-24 tahun. Sedangkan angkatan kerja, lanjut dia, dari 2,8 juta orang per tahun itu 88 persen di antaranya berada di wilayah perkotaan. “Sebanyak 65 persen adalah berpendidikan SMA dan sederajat dan 28 persen diploma,” katanya. Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan pemerintah sudah memetakan yang dibutuhkan perusahaan agar mereka bisa terserap di dunia kerja. “Sementara ini kami coba hubungkan supply dan demand agar mereka terakomodasi di lapangan. Kami tidak ingin buat kursus yang tidak dibutuhkan oleh pengusaha,” katanya dalam sambutan. Ia mengakui setiap daerah memiliki keunggulan dan kebutuhan masing-masing terkait tenaga kerja. Moeldoko lebih lanjut mengatakan pemerintah menggandeng perusahaan berbasis aplikasi yakni Tokopedia dan Gojek sebagai platform karena pendaftaran termasuk pembayaran kursus dilakukan secara digital. Dalam sambutannya, Moeldoko menambahkan pemerintah menyasar dua juta peserta program Kartu Pra Kerja yang 500 ribu di antaranya akan dikelola secara konvensional dan 1,5 juta peserta lainnya dikelola digital. Pemerintah melibatkan lintas sektor di antaranya Kementerian Ketenagakerjaan, perusahaan berbasis aplikasi, pemerintah daerah dan Project Management Office (PMO) atau organisasi yang menentukan dan menjaga standar dalam manajemen proyek Kartu Pra Kerja. “PMO yang buat ekosistem, ekosistem itu melibatkan berbagai stakeholder seperti pemda, digital platform, mulai dari Tokopedia, Gojek, semua dilibatkan,” imbuhnya. (jwn5/ant)