Jowonews

Ketua MPR Minta Pemerintah Serukan Masyarakat Patuhi Fatwa MUI

JAKARTA, Jowonews.com – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta pemerintah untuk mengajak masyarakat memahami dan melaksanakan seruan dan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang pelaksanaan Shalat Idul Fitri di rumah saja untuk menghindari lonjakan kasus COVID-19. “Langkah itu perlu dilakukan agar potensi timbulnya lonjakan infeksi virus COVID-19 tidak terjadi dan juga bertujuan untuk mencegah munculnya klaster-klaster baru penyebaran COVID-19,” kata Bamsoet dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu. Dia meminta pemerintah bersama MUI, tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk meyakinkan masyarakat bahwa yang dilarang bukan ibadahnya, melainkan pengumpulan orang dalam jumlah banyak. Langkah itu menurut dia disamping menghindari kerumunan dan sebagai upaya membantu pemerintah mencegah dan mengendalikan COVID-19. “Saya juga mendorong pemerintah (Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19) bersama aparat terus berupaya mendisiplinkan masyarakat untuk benar-benar mematuhi protokol kesehatan, terutama menjelang hari Raya Idul Fitri dan saat Idul Fitri,” ujarnya. Bamsoet mengimbau masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan dan “physical distancing” secara ketat saat berlebaran, seperti dengan rajin mencuci tangan, menjaga jarak aman, mengenakan masker saat keluar rumah, menghindari kerumunan serta tidak mudik. Politisi Partai Golkar itu juga mengimbau masyarakat yang akan melaksanakan Idul Fitri secara bersama, hendaknya memperhatikan Fatwa MUI tentang Tata Cara Pelaksanaan Shalat Idul Fitri di masa pandemi COVID -19 serta kebijakan pemerintah untuk tetap shalat hari raya di rumah saja. “Saya juga mengimbau kepada masyarakat yang tidak dapat mudik atau berkumpul bersama keluarga untuk tetap bersilaturahmi dengan keluarga melalui via daring, sehingga tali silaturahmi tetap terjaga,” ujarnya. (jwn5/ant)

Ketua MPR Kirim Ribuan APD ke 79 Rumah Sakit di Indonesia

JAKARTA, Jowonews.com – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Relawan 4 Pilar, Gerakan Keadilan Bangun Solidaritas (GERAK BS) dan PT Binabakti Niaga Perkasa mengirimkan ribuan berbagai bantuan alat kesehatan seperti APD, thermo gun, masker media N95 dan masker kain kepada 79 rumah sakit di berbagai wilayah Indonesia. Pengiriman bantuan dilakukan sejak Senin (27/4) ke 79 Rumah Sakit di seluruh Indonesia, mulai dari Aceh 3 RS, Bali 6 RS, Jakarta 20 RS, Jawa Barat 14, Jawa Tengah 9 RS, Kalimantan Barat 3 RS, Kalimantan Selatan 6 RS, Lampung 3 RS, NTB 3 RS, NTT 5 RS, Riau 1 RS, Sulawesi Selatan 3 RS hingga Sulawesi Utara 3 RS. “Tidak hanya dokter dan tenaga kesehatan di Indonesia yang kekurangan APD maupun penunjang kesehatan, rumah sakit di berbagai belahan negara dunia lainnya. Ratusan tenaga medis meninggal akibat COVID-19 di dunia dan puluhan ribu tenaga medis yang terinfeksi. Salah satu penyebabnya lantaran keterbatasan APD,” kata Bamsoet dalam keterangannya di Jakarta, Selasa. Karena itu menurut dia, diperlukan langkah untuk menyelamatkan para dokter dan tenaga kesehatan, yang sedang berjuang di garis terdepan melawan COVID-19. Dia juga mengingatkan kepada pasien yang berobat ke rumah sakit agar tidak berbohong atau menutupi riwayat perjalanan maupun daftar kontak selama beberapa hari terakhir termasuk tidak menutupi gejala yang dirasakan maupun berbagai hal lainnya yang ditanyakan dokter maupun tenaga kesehatan. “Tidak sedikit dari dokter dan tenaga kesehatan yang juga terinfeksi COVID-19 karena kecerobohan pasien yang tidak jujur saat ditanya. Penting untuk disadari semua orang bahwa menghadapi pandemik COVID-19 membutuhkan kerja sama, kejujuran pasien bukan hanya akan menyelamatkan dokter dan tenaga kesehatan, melainkan juga menyelamatkan manusia lainnya,” ujarnya. Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila itu juga mendorong pemerintah untuk lebih menggencarkan test swab sehingga tidak hanya sekadar rapid test yang hanya mendeteksi adanya antibodi di tubuh seseorang. Dia mengutip data worldometer bahwa tingkat swab di Indonesia terbilang rendah yaitu hanya 75.157, dengan tingkat kasus postif mencapai 9.096 dan kasus meninggal hingga 765. “India bisa melakukan test swab warganya hingga 665.819, Rusia bahkan hingga 3.019.234. Kita masih kalah dengan Singapura yang melakukan test swab terhadap 121.774 warga maupun Vietnam yang melakukan test terhadap 212.965 warga,” katanya. Dia menilai semakin besar test swab yang dilakukan akan semakin memudahkan kerja dokter dan tenaga kesehatan, sekaligus menunjukan keseriusan pemerintah dalam menangani COVID-19. (jwn5/ant)