Jowonews

Harga Sejumlah Komoditas di Solo Turun Harga

SOLO, Jowonews.com – Sejumlah komoditas pokok di Kota Solo, Jawa Tengah, mengalami penurunan harga karena permintaan lesu di tengah pandemi COVID-19. “Harga semua jenis cabai sekarang turun,” kata salah satu pedagang cabai Pasar Gede Wagiyem di Solo, Jumat. Ia mengatakan cabai merah besar turun harga dari Rp30.000/kg menjadi Rp15.0 00/kg, cabai rawit dari Rp22.000/kg menjadi Rp15.000/kg, dan cabai keriting dari Rp20.000/kg menjadi Rp15.000/kg. Selain itu, dikatakannya, bawang putih juga mengalami penurunan harga dari Rp30.000/kg menjadi Rp25.000/kg. Sedangkan harga bawang merah masih stabil di angka Rp45.000/kg. “Biasanya kalau pas Lebaran begini harga cabai naik, tapi ini malah turun. Mungkin karena pembeli sepi. Saya biasanya dalam satu hari bisa menjual sampai 100 kg sekarang cuma sekitar 40 kg/hari,” katanya. Meski demikian, ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga salah satunya telur ayam. Salah satu pedagang Haryanti mengatakan harga telur ayam naik dari Rp19.000-20.000/kg menjadi Rp23.000/kg. “Selain itu harga daging ayam juga masih tinggi, saat sebelum Lebaran sekitar Rp30.000-32.000/kg. Saat ini masih Rp40.000/kg,” katanya. Meski demikian, harga tersebut sudah lebih rendah dibandingkan pada hari H Lebaran yang mencapai Rp50.000/kg. Salah satu pedagang daging ayam di Pasar Harjodaksino Sartini mengatakan pada Lebaran lalu harga daging ayam mencapai Rp50.000/kg dari Rp36.000/kg. “Memang harga kebutuhan pokok hampir semua naik pada saat Lebaran lalu, tetapi yang paling tinggi daging ayam,” katanya. (jwn5/ant)

Ini Komoditas yang Banyak Diimpor Indonesia Dari China

JAKARTA, Jowonews.com – Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto menyebutkan bahwa selain bawang putih, Indonesia mengimpor sejumlah komoditas hortikultura dari China, seperti bawang bombai dan buah-buahan. “Yang paling besar memang bawang putih, bawang bombai dan juga beberapa buah-buahan, seperti pear, apel, jeruk, tetapi tidak banyak,” kata Prihasto saat ditemui di Kantor Pusat Kementerian Pertanian Jakarta, Selasa. Dengan ditetapkannya status darurat global terhadap merebaknya virus corona baru CoV/2019-nCoV, Prihasto menjelaskan bahwa Kementan dan Kementerian Perdagangan tetap berhati-hati terhadap produk hortikultura yang diimpor dari negeri tirai bambu tersebut. Meski saat ini penundaan impor bawang putih hanya berlaku dari China, Kementan tetap waspada terhadap pemasukan komoditas pangan dari negara-negara tetangga yang sudah terpapar virus corona, seperti Filipina dan Singapura. “Bagaimana pun kita tidak boleh mengabaikan, walaupun tidak dikatakan tanaman bukan media pembawa untuk virus korona, kita tidak boleh abai, tetap harus hati-hati,” kata dia. Seperti diketahui, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto sebelumnya mengatakan bahwa pemerintah dalam waktu dekat akan menghentikan sementara impor dari China terkait beberapa produk yang berpotensi membawa virus corona. Ada pun produk-produk yang berpotensi dilarang untuk diimpor oleh Indonesia antara lain adalah hewan hidup karena penularan virus tersebut melalui hewan. Sementara itu, Agus menuturkan untuk produk hortikultura masih dikaji terkait akan dilarang juga atau tidak karena sampai saat ini masih dinilai negatif dalam membawa virus corona tersebut. “Kalau itu tidak membawa virus. Ini spesifiknya adalah penyebarannya melalui hewan hidup,” kata Menteri Agus. (jwn5/ant)