Jowonews

Pedagang Sebut Peminat Masker N95 Mulai Berkurang

JAKARTA, Jowonews.com – Pedagang perlengkapan medis di Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur, menyebutkan peminat masker N95 semakin berkurang karena terimbas harga pasaran yang relatif mahal. “Kalau dua pekan lalu iya, masih banyak yang borong buat dikirim ke China, tapi sekarang peminatnya berkurang,” kata salah satu pedagang masker, Muhammad Ichsan, di Jakarta, Kamis. Biasanya Ichsan mampu menjual hingga puluhan boks per hari, namun sejak penerbangan ke China ditutup oleh pemerintah, peminat masker sepi. Selain itu, situasi Indonesia yang dianggap masih aman dari ancaman virus Corona juga mempengaruhi minat konsumen terhadap masker N95. Dikatakan Ichsan harga N95 yang dijual di pasar Pramuka saat ini berada pada kisaran Rp1,5 hingga Rp1,7 juta per boks isi 20 buah. Harga itu melonjak dari harga normal sekitar Rp200 ribu per boks. Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Indra Setiawan mengatakan tingginya harga masker N95 dipengaruhi oleh permintaan pasar yang sempat tinggi usai merebaknya wabah Corona di China. “Karena itu masuk dalam hukum ekonomi, di mana ada permintaan tinggi, maka akan ada kenaikan harga dan kekurangan stok,” katanya. Indra mengatakan selama harga pasaran masker N95 masih mahal, masyarakat diimbau untuk tidak bergantung hanya pada masker. “Justru yang terpenting sekarang menjaga pola hidup bersih dan sehat,” katanya. (jwn5/ant)

Masker N95 Milik Kimia Farma Habis Diambil BNPB

JAKARTA, Jowonews.com – PT Kimia Farma Tbk menyampaikan stok masker N95 di apotek pelat merah tersebut sudah habis karena akan diambil Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB untuk para petugas preventif di lokasi pintu-pintu masuk Indonesia dalam upaya mencegah penyebaran virus corona. “Kalau mau mencari produk masker N95 di apotek-apotek Kimia Farma sekarang kondisinya sudah tidak ada, karena sesuai keputusan pemerintah yang diwakili oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB semua masker N95 milik Kimia Farma akan diambil oleh BNPB,” ujar Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo di Jakarta, Rabu. Verdi mengatakan bahwa masker-masker tersebut untuk para petugas yang sedang menjalankan tugas preventif di 19 kota yang menjadi pintu gerbang masuk ke Indonesia dalam rangka mencegah penyebaran virus corona. Menurut dia, pemerintah sendiri tidak tinggal diam terhadap permasalahan habisnya stok masker. Sebenarnya yang menjadi permasalahan tidak hanya masker artinya pemerintah memikirkan secara keseluruhan yakni alat pelindung diri mulai dari ujung kepala hingga kaki, jadi perlengkapan ini yang dipersiapkan. “Kemarin BNPB juga mengundang beberapa industri swasta yang bisa membantu terkait hal ini, di mana mereka diminta oleh pemerintah untuk menyiapkan perlengkapan APD,” kata Verdi. Penjualan masker meningkat pesat akibat merebaknya wabah virus corona dan penularannya yang dapat melalui antar manusia. Menurut pedagang di Pasar Pramuka, Jakarta, penjualan masker mengalami peningkatan hingga tiga kali lipat dibanding hari biasa setelah wabah Virus corona, sementara untuk masker jenis N95 telah langka di pasaran. Sementara itu karyawan apotek di Makassar, Sulawesi Selatan mengaku penjualan masker di daerah tersebut meningkat hingga dua kali lipat setelah mewabahnya virus corona di sejumlah negara. (jwn5/ant)