Jowonews

Orang Sehat Tidak Perlu Pakai Masker, Menkes: Percuma Tetap Bisa Kena

JAKARTA, Jowonews.com – Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto tidak menyarankan orang sehat memakai masker sehingga tak perlu ada aksi borong masker. Menkes Terawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, menyatakan dirinya tetap pada keputusan WHO bahwa hanya mereka yang sakit saja yang disarankan memakai masker. “Yang sehat enggak usah, pakai. Percuma juga,” katanya. Hal itu karena mereka yang sehat masih memiliki akses untuk melakukan kontak dengan tangannya. “Kalau yang sehat pakai (masker) juga percuma. Dia nanti pegang-pegang, tangannya, dan sebagainya. Tetap saja bisa kena,” katanya. Maka ia, justru lebih menyarankan kepada mereka yang sehat untuk menjauhi orang yang sakit agar tidak tertular. Di samping itu juga menjaga kesehatan dan meningkatkan imunitas tubuh. “Daripada itu (pakai masker) mending dia yang menjauhi orang sakit. Yang sakit menutup diri,” katanya. Ia juga meminta masyarakat untuk tetap rasional dan tidak paranoid termasuk mereka yang tinggal di Depok, tempat dimana dua WNI terinfeksi Covid-19 tinggal. “Enggak apa-apa, enggak ada masalah. Aku Menkes, aku tahu apa yang perlu dan tidak,” katanya. Terawan juga mengatakan bahwa Covid-19 merupakan penyakit yang pada dasarnya bisa sembuh sendiri atau sama seperti virus lainnya. “Juga angka kematian dua persen atau di bawahnya. Tergantung imunitas tubuh. Makanya dari awal saya bilang jaga imunitas tubuh. Dari awal gerakan masyarakat hidup sehat itu terus kita gaungkan,” katanya. (jwn5/ant)

Pemprov Jateng Kirim 41.250 Masker untuk WNI di Tiga Negara

SEMARANG, Jowonews.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kembali melakukan misi kemanusiaan dengan mengirimkan 41.250 masker untuk warga negara Indonesia di tiga negara yakni Hong Kong, Taiwan, dan Singapura untuk melindungi diri dari penyebaran Covid-19 (virus corona). Pengiriman puluhan ribu masker itu secara simbolis dilakukan langsung oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di halaman Kantor Gubernur, di Semarang, Senin, dengan memberangkatkan satu unit truk berisi masker menuju ketiga negara itu. Ganjar mengaku beberapa kali menghubungi perwakilan WNI di tiga negara tersebut untuk mengetahui apa yang dibutuhkan disana dan ternyata kebutuhan masker memang tinggi. “Saya beberapa kali dikontak WNI kita yang ada di Hong Kong, Taiwan dan Singapura. Mereka butuh bantuan masker, beberapa kabupaten/kota sebelumnya sudah mengirim bantuan masker, namun masih kurang banyak,” kata Ganjar. Orang nomor satu di Jateng itu mengungkapkan, saat ini masker sulit ditemukan, bahkan untuk mengirim bantuan masker bagi WNI, dirinya harus menelepon direksi perusahaan pembuat masker di Indonesia dan mencari bantuan ke berbagai pihak lainnya. “Beberapa bisa dapat, lainnya kami beli. Alhamdulillah hari ini kita bisa mengirimkan 41.250 masker. Taiwan kami berikan 16.250 masker, dimana pada 16 Februari lalu sudah dikirim 11.250 masker, untuk Hong Kong 15.000 masker, dan Singapura 10.000 masker,” ujarnya. Pengiriman masker dilakukan melalui agen pengiriman internasional, yakni ke Konsulat Jenderal di Hong Kong, Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taiwan serta Kedutaan Besar Indonesia di Singapura. “Mudah-mudahan mereka bisa membantu mendistribusikan kepada masyarakat di sana. Kami prioritaskan WNI, kalau memang sisa, bisa diberikan ke masyarakat karena ini sebenarnya misi kemanusiaan. Intinya kami merespon permintaan masyarakat yang ada di beberapa negara itu yang kesulitan masker, meski sedikit, semoga bantuan itu berarti,” katanya. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo menambahkan pengiriman masker dilakukan karena WNI di tiga negara itu kesulitan mendapatkan masker dan apabila ada harga sangat mahal. “Kami kirim karena adanya permintaan dari tenaga kerja kita yang ada di sana. Mereka mengeluh susah cari masker, makanya kami membantu,” kata Yulianto. Jenis masker yang dikirim Pemprov Jateng, lanjut Yulianto, adalah masker khusus untuk operasi yang dinilai cukup bagus untuk melindungi penyebaran Covid-19. (jwn5/ant)

Kabupaten Batang Kirim 8.000 Masker ke Hong Kong

BATANG, Jowonews.com – Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah mengirimkan 8.000 masker ke Hong Kong untuk merespons permintaan buruh migrain Indonesia (BMI) asal Desa Krengseng, Kecamatan Gringsing yang bekerja di negara itu. Bupati Batang Wihaji di Batang, Kamis, mengatakan wabah virus corona (COVID-19) tidak hanya menjadi kekhawatiran warga Tiongkok namun juga BMI yang bekerja di Hong Kong. “Oleh karena, kami sudah merespons permintaan BMI asal Kecamatan Gringsing yang kesulitan mendapat masker di negara itu,” katanya. Dia menjelaskan pemkab berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan melakukan pengiriman masker ke Hong Kong melalui Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI). “Tadi (Kamis, red.) saya langsung koordinasi dengan para BMI di Hong Kong untuk mendengar langsung suasana dan kondisi mereka. Pengiriman kita lakukan dengan cepat tanpa birokrasi karena jika menunggu (birokrasi, red.) maka urusannya bisa lama,” katanya. Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kabupaten Batang Suparpto Setia mengatakan permohonan pengiriman masker langsung ditindaklanjuti kurang dari 1×24 jam oleh pemkab agar BMI bisa terbantu untuk mendapatkan barang penutup hidung itu. “Meski harga masker sekarang naik 10 kali lipat dari harga biasa namun alhamdulillah kami dapat mengumpulkan sebanyak 8.000 masker dengan jenis masker biasa dan masker hijau,” katanya. Ia mengatakan pengiriman paket masker dialamatkan melalui Kedutaan Besar RI di Hong Kong, dengan nama penerima BMI asal Krengseng, Kecamatan Gringsing, Nur Fayati. “Pengiriman masker diterimakan pada Nur Fayati agar tepat sasaran. Saat ‘video call’, Nur Fayati menyampaikan terima kasih pada bupati yang sudah merespons cepat permohonan masker,” katanya. (jwn5/ant)