Jowonews

LKSP Rilis Peringkat Sembilan Parpol Teratas dalam Pemberitaan dan Medsos

JAKARTA, Jowonews.com – Lembaga Kajian Strategis dan Pembangunan (LKSP) merilis sembilan partai politik teratas dalam pemberitaan dan media sosial pada awal 2020. “Pemeringkatan parpol hasil monitoring media daring dan media sosial dilakukan pada periode 23-29 Februari 2020 di platform media daring, Facebook, Twitter, Youtube, Instagram, Blog dan Forum,” kata Direktur Eksekutif LKSP Astriana B Sinaga, di Jakarta Kamis. Astriana menjelaskan, jangkauan isu 9 partai politik pada periode tersebut mencapai 532.71 juta akun atau “viewers”. PDIP menjadi partai yang paling banyak mendapatkan jangkauan sebesar 94,1 juta akun, disusul Gerindra dengan 92,4 juta akun dan PKS dengan 80,45 juta akun. “PDIP berhasil menjadi perbincangan di warganet setelah juga menjadi juara elektabilitas di beberapa survei. Dua periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo memberikan dampak signifikan bagi PDIP untuk tetap di atas,” kata dia. Astriana melanjutkan, isu yang tertangkap jadi perbincangan di PDIP adalah perintah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri bagi kader agar membuka dapur umum di banjir Jabodetabek. Kemudian, kritik Anggota DPR RI dari PDIP terkait revitalisasi TIM di DKI Jakarta serta Pemeriksaan Sekjen PDIP di KPK. Sementara Partai Gerindra, menurut dia, yang menjadi perbincangan adalah hasil survei elektabilitas Prabowo tertinggi untuk capres 2024. Selanjutnya, Fraksi Gerindra yang mendesak pemulangan Habib Rizieq dan Sandiaga tolak tuntutan massa 212 untuk mencopot Ahok dari Pertamina. Kemudian, untuk PKS, perbincangan didominasi pada Presiden PKS memberi catatan kritis Omnibus Law, sikap terhadap kekerasan muslim di India dan kritik rencana sewa pesawat kepresidenan yang dianggap pemborosan. Di luar tiga besar berturut, posisi selanjutnya ditempati Partai Golkar 75,2 juta akun atau “viewers”, Demokrat 73,2 juta akun, PKB 45,4 juta akun, PPP 37,7 juta akun, Nasdem 17,3 juta akun dan PAN 16,6 juta. Sementara itu, akun yang paling memberi pengaruh di tiga media sosial yakni Twitter, Facebook dan media daring masih didominasi oleh akun-akun dari media daring arus utama. “Di Twitter dan Facebook justru akun-akun milik media mainstrem yang jadi influencer utama. Jadi ekspose terhadap perbincangan sembilan parpol memang didominasi oleh pemberitaan atas aktivitas maupun statemen dari para petinggi partai politik. Belum terlihat influencer personal yang menjadi endorser bagi sikap-sikap partai politik di periode ini,” ujarnya. (jwn5/ant)

Beredar Foto Pesawat Presiden di Medsos, Seskab Beri Penjelasan Begini

JAKARTA, Jowonews.com – Sekretaris Kabinet Pramono Anung menekankan foto pesawat Presiden yang belakangan beredar di media sosial dan menjadi perbincangan khalayak, bukan merupakan pesawat kepresidenan. “Jadi itu bukan pesawat kepresidenan,” ujar Pramono dijumpai seusai menghadiri Rapat Terbatas Pengembangan Pusat Data Nasional di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat. Pramono menjelaskan, Presiden dijadwalkan menghadiri ASEAN US Special Summit di Amerika Serikat sekaligus menjalani kunjungan kenegaraan di negara tersebut. ​​​​Dia mengatakan apabila menggunakan pesawat kepresidenan yang ada sekarang, maka untuk melakukan kunjungan itu Presiden dan rombongan harus melakukan transit sebanyak tiga kali, berdasarkan pengalaman sebelumnya. Setiap transit, pesawat kepresidenan harus mengisi bahan bakar dan berdasarkan perhitungan biaya menjadi lebih mahal dengan daya angkut terbatas. Oleh karena itu, kata Pramono, Presiden meminta dibuat suatu perbandingan jika kunjungan ke Amerika Serikat menggunakan pesawat milik maskapai Garuda. “Setelah melakukan perbandingan biayanya menjadi lebih murah sedikit. Sehingga yang beredar itu adalah pesawatnya Garuda yang kemudian dipersiapkan untuk di sewa oleh kita,” tutur Pramono. Pramono mengatakan dengan pesawat Garuda tersebut, perjalanan ke Amerika Serikat hanya memerlukan transit satu kali. Rencananya Presiden akan ke Amerika pada pekan kedua Maret 2020. Pramono menekankan Presiden selalu meminta agar setiap perjalanan dapat lebih murah. (jwn5/ant)

Polri Minta Masyarakat Lapor Temuan Konten Radikal di Medsos

JAKARTA, Jowonews.com – Kepala Biro Multimedia Divhumas Polri Brigjen Pol. Budi Setiawan berpesan kepada masyarakat untuk aktif melapor jika menemukan konten radikal di media sosial. “Laporkan segera jika menemukan adanya sebaran berita bohong dan kampanye prokhilafah di media sosial,” kata Brigjen Pol. Budi melalui siaran pers di Jakarta, Minggu (23/2). Hal itu disampaikannya dalam diskusi bertajuk Upaya Peran Pers dan Generasi Milenial dalam Membendung Paham Radikalisme. Ia juga meminta masyarakat dengan lingkungan sekitarnya saling mengingatkan untuk bersikap bijak dalam menerima informasi. Guna mencegah terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban akibat gerakan radikalisme, dia menjelaskan bahwa Polri melakukan berbagai upaya pencegahan, pembendungan, dan penegakan hukum. Dalam kesempatan itu, pihaknya meminta kepada pers mahasiswa untuk memberitakan informasi yang benar dan menolak menyebarkan hoaks. “Pers Mahasiwa mengajarkan kemampuan menguji setiap informasi yang diterima masyarakat sehingga mampu menolak informasi, menolak menyebarkan, menolak memproduksi segala macam hoaks,” katanya. Ia menambahkan bahwa penyebaran informasi hoaks merupakan salah satu cara untuk menyebarkan paham radikal. “Saat ini memanfaatkan era keterbukaan informasi seperti sekarang dengan memproduksi dan menyebarkan hoaks atau berita bohong guna menarik dukungan dengan sasaran masyarakat sebagai penerima berita dan bisa sekaligus berperan sebagai penerus atau bahkan produsen berita,” katanya. Hal tersebut menurutnya bisa terjadi karena literasi (pemahaman) masyarakat tentang pengelolaan informasi masih sangat minim. “Masyarakat mudah percaya dan memviralkan berita-berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, apalagi yang berbau agama,” katanya. Kondisi tersebut membuat para radikalis menjadikan hoaks sebagai strategi yang efektif. Untuk melawan dan membendung hal tersebut, menurutnya mahasiswa yang merupakan agen perubahan dan intelektual berperan penting dalam memublikasikan pengetahuan pengelolaan informasi kepada masyarakat (mahasiswa lainnya) melalui pemberitaan yang mereka publikasikan dalam pers mahasiswa. Ia juga mengingatkan agar pers mahasiswa untuk menggunakan pilihan kata yang baik dalam menyebarkan informasi. Selain itu, pers mahasiswa diharapkan selalu meningkatkan kompetensi dan menjunjung tinggi kode etik jurnalistik sehingga beritanya berkualitas, termasuk proses produksinya harus sesuai dengan kaidah baku jurnalistik. (jwn5/ant)