Jowonews

Permintaan Alat Deteksi GeNose Membludak

JAKARTA, Jowonews- Kalangan pemilik pabrik di Indonesia dikabarkan mengantre untuk membeli alat deteksi cepat Covid-19, GeNose, karya Universitas Gadjah Mada. “Banyak yang menghubungi saya. Bahkan dari level-level pabrik yang membutuhkan GeNose untuk memastikan karyawannya bisa bekerja dengan tenang,” ucap Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro dalam webinar bertajuk “Pandemi Covid-19 ubah arah sains Indonesia?” diikuti di Jakarta, Kamis (4/3). Hal ini harus disikapi serius, sebab pemenuhan GeNose untuk kebutuhan pabrik ini berkaitan dengan bagian dari upaya pemulihan ekonomi. Bambang meminta alat tersebut bisa segera diproduksi secara massal untuk memenuhi kebutuhan industri di Tanah Air. “Kami sangat mengapresiasi UGM yang tidak berhenti melakukan riset dan inovasi terkait Covid-19. Selain produksi massal GeNose, ICU ventilatornya juga kami nantikan karena jika berhasil direalisasi maka merupakan capaian maju dan juga luar biasa,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Menjawab permintaan tersebut, Rektor Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Panut Mulyono mengemukakan pihaknya saat ini masih mendiskusikan perihal pendanaan produk kepada Majelis Wali Amanat (MWA) untuk program percepatan produksi massal GeNose maupun Ventilator ICU. “Kami bicara dengan ketua MWA untuk mencari modal bekerja sama dengan investor untuk percepatan produksi massal. Mudah-mudahan bisa kita segerakan,” katanya. Ia mengungkapkan persoalan inovasi dari sumber daya peneliti berada pada tahap hirilisasi atau industri yang berniat memproduksi hasil temuan baru menjadi produk yang dimanfaatkan masyarakat. Panut berharap, intervensi pemerintah terhadap hasil penemuan ilmiah tidak bergulir hanya saat pandemi Covid-19. “Dengan pengalaman Covid-19 ini, ke depan momentum pandemi ini terus kita bangun dan kerja samakan bersama agar kita bisa kejar ketertinggalan dari bangsa lain,” katanya.

Pemerintah Akan Produksi 200 Ribu Unit Rapid Test Buatan Anak Bangsa

JAKARTA, Jowonews.com – Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Bambang Brodjonegoro mengatakan pemerintah akan mulai memproduksi 200 ribu unit tes cepat atau rapid test inovasi dalam negeri yang baru saja diluncurkan. “Bulan ini kami targetkan 200 ribu unit dan bulan depan dipastikan kita sudah bisa 400 ribu unit,” kata dia di Jakarta, Kamis. Menurut Bambang, tidak hanya sampai di situ, pemerintah akan terus berusaha mencari mitra industri tambahan selain PT Hepatika Mataram dan PT Prodia guna menambah produksi dalam skala lebih besar lagi. Ia menjelaskan, khusus untuk produk RI-GHA COVID-19 tersebut sudah dilakukan uji validasi skala laboratorium dengan hasil nilai sensitifitas untuk IgM 96,8 persen, IgG 74 persen melalui pengujian pada 40 serum pasien yang positif dari Balitbangkes Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Produk tersebut, katanya, juga sudah dilakukan akurasi di rumah sakit yakni sekitar 4.000 kit dan tersebar di Yogyakarta, Solo, Semarang dan Surabaya serta diperkuat uji lapangan sekitar 6.000 kit yaitu uji akurasi dan uji skrining di beberapa puskesmas termasuk yang di Kabupaten Sleman. Ia mengatakan perlu diketahui bahwa tugas dari Kemenristek dan BPPT adalah menghasilkan prototipe. “Tahapan berikutnya ialah terus menemukan mitra industri yang bisa memproduksi dalam skala besar dan kualitas teruji,” katanya. Upaya produksi massal, menurut Bambang, sudah sesuai dengan instruksi Presiden bahwa pemerintah harus mengurangi bahkan menghentikan impor produk terkait COVID-19 yang sudah bisa diproduksi dalam negeri. Ke depan, ujar dia, pemerintah akan terus melakukan sejumlah perbaikan dari alat kesehatan tersebut terutama terkait akurasi virus yang bertransmisi di Indonesia. Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan produk tes cepat dalam negeri tersebut nantinya mampu bersaing di pasaran serta dengan harga yang lebih murah. (jwn5/ant)

Menristek Sebut Produksi 10.000 Rapid Test Akan Diluncurkan Mei 2020

JJAKARTA, Jowonews.com – Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengatakan pada Mei 2020, akan diluncurkan produksi massal 10.000 perangkat tes cepat (rapid test kit) untuk mendeteksi COVID-19. “Ditargetkan pekan depan 10.000 rapid test kit selesai diproduksi,” ujar Menristek Bambang dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin. Sebanyak 10.000 perangkat itu merupakan uji diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test/RDT) untuk mendeteksi IgG/IgM berbasis peptide sintesis, yang akan diproduksi paling lambat 8 Mei 2020. Bambang menuturkan saat ini perangkat tersebut sedang dalam tahapan produksi massal yang dikerjakan oleh Konsorsium Riset Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan Universitas Airlangga dan Universitas Gadjah Mada. Perangkat tes tersebut mendeteksi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 menggunakan antibodi IgG dan IgM yang ada di dalam darah. Selain itu, pada akhir Mei 2020, ditargetkan perangkat tes berbasis PCR (PCR test kit) dapat diproduksi hingga 50.000 unit. Saat ini sedang berlangsung uji validasi produk. Menristek menuturkan pengembangan obat dan vaksin untuk virus corona terus dilakukan oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, PT Biofarma, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, di mana saat ini dalam tahapan uji klinis. Konsorsium COVID-19 yang dibentuk Kementerian Riset dan Teknologi juga melakukan penelitian terkait pemanfaatan plasma konvalesen dari pasien yang sembuh COVID-19, untuk diberikan sebagai imunisasi pasif kepada pasien COVID-19 dengan kondisi berat. (jwn5/ant)