Jowonews

Puncak Kemarau Tiba, Warga Diminta Bijak Gunakan Air

BANJARNEGARA, Jowonews- Warga diminta bijak menggunakan air selama musim kemarau. Pasokan air bersih bisa menurun drastis ketika kemarau mencapai puncaknya. “Puncak musim kemarau telah tiba. Maka kami kembali mengajak masyarakat untuk bijak menggunakan air sebagai salah satu upaya mengantisipasi kekeringan,” kata Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono, Kamis (20/8). Dia mengutip informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa wilayah Banjarnegara telah memasuki puncak musim kemarau pada awal Agustus 2020. “Curah hujan terus menurun sehingga kami mengajak masyarakat untuk bijak menggunakan air. Terutama di wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan,” katanya. Ia menjelaskan, pemerintah kabupaten telah menyiapkan pasokan air bersih untuk membantu warga. Khususnya warga yang kesulitan mendapatkan air bersih selama puncak musim kemarau. Waspada Dampak Kekeringan Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie meminta warga mewaspadai potensi krisis air bersih dan kebakaran lahan selama puncak musim kemarau. “Waspadai dampak kekeringan terutama di wilayah yang rawan terjadi krisis air bersih,” katanya. “Sebagian wilayah Jawa Tengah telah memasuki musim kemarau. Untuk itu waspadai kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang rentan terhadap bencana kekeringan, kebakaran hujan dan lahan serta ketersediaan air bersih,” ia menambahkan.

BMKG Catat Baru 70 Persen Wilayah Jateng Masuki Kemarau

SEMARANG, Jowonews.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat baru sekitar 70 persen wilayah Jawa Tengah yang sudah memasuki musim kemarau. “Brebes menjadi daerah yang paling awal memasuki kemarau, sekitar akhir April 2020,” kata Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, Iis Widya Harmoko, di Semarang, Selasa. Sementara 30 wilayah yang belum memasuki musim kemarau, kata dia, beberapa di wilayah Jawa Tengah bagian tengah. “Wilayah seperti Temanggung, Wonosobo, Banjarnegara, Banyumas, Cilacap, serta sebagian Purbalingga dan Kebumen,” tambahnya. Secara umum, puncak musik kemarau di Jawa Tengah akan terjadi pada sekitar Agustus 2020. Di beberapa daerah seperti sebagian wilayah Brebes, Wonogiri, Demak, Jepara, dan Pati diprakirakan baru mengalami puncak kemarau pada September. BMKG, kata dia, memperkirakan adanya potensi bencana kekeringan, kekurangan sumber air baku, hingga kebakaran hutan dan lahan. “Termasuk potensi suhu udara tinggi saat kemarau,” katanya. (jwn5/ant)

BMKG Prakirakan Awal Musim Kemarau di Jateng Selatan Mundur

CILACAP, Jowonews.com – Awal musim kemarau di sebagian wilayah Jawa Tengah bagian selatan dan pegunungan tengah Jateng diprakirakan mundur, kata analis cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Rendi Krisnawan. “Berdasarkan prakiraan sebelumnya, awal musim kemarau di sebagian wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah diprakirakan berlangsung pada akhir Mei atau awal Juni. Namun, kenyataannya pada awal Juni hingga saat sekarang masih ada potensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat di beberapa wilayah,” katanya di Cilacap, Selasa. Ia mengatakan berdasarkan prakiraan deterministik curah hujan per dasarian (10 hari, red.) yang dikeluarkan BMKG Stasiun Klimatologi Semarang pada awal bulan Juni, curah hujan di wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah pada dasarian ketiga Juni diprakirakan masuk kategori rendah. Dengan demikian, kata dia, awal musim kemarau di wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah khususnya Kabupaten Cilacap dan Banyumas diprakirakan akan berlangsung pada akhir bulan Juni atau awal Juli. “Kondisi atmosfer sampai saat ini yang masih labil, sehingga hujan masih berpotensi terjadi seperti dalam beberapa hari terakhir,” katanya. Disinggung mengenai kondisi cuaca di wilayah perairan maupun Samudra Hindia selatan Jawa Barat hingga Daerah Istimewa Yogyakarta, Rendi mengatakan gelombang tinggi berpeluang terjadi akibat pengaruh angin timuran. Bahkan, kata dia, tinggi gelombang di wilayah perairan maupun Samudra Hindia selatan Jabar-DIY diprakirakan mencapai 4-6 meter atau masuk kategori sangat tinggi dan berbahaya bagi pelayaran. “Oleh karena itu, kami mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku hingga tanggal 17 Juni 2020 dan akan diperbarui jika ada perkembangan lebih lanjut,” katanya. (jwn5/ant)

BMKG Prediksi Sebagian Jateng Selatan Sudah Masuk Musim Kemarau

CILACAP, Jowonews.com – Sebagian wilayah Jawa Tengah bagian selatan diprakirakan telah memasuki awal musim kemarau, kata analis cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Rendi Krisnawan. “Berdasarkan peta prakiraan deterministik curah hujan yang dikeluarkan BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, curah hujan pada bulan Mei cenderung menurun dari kategori menengah menuju rendah,” katanya di Cilacap, Selasa. Bahkan, kata dia, beberapa wilayah di Jateng bagian selatan diprakirakan telah memasuki awal musim kemarau pada dasarian (10 hari) ketiga bulan April dan dasarian pertama bulan Mei. Menurut dia, wilayah Jateng selatan yang diprakirakan telah memasuki awal musim kemarau pada dasarian ketiga bulan April, antara lain pesisir selatan Kebumen sebelah timur dan pesisir selatan Purworejo. Sementara wilayah Jateng selatan yang memasuki awal musim kemarau pada dasarian pertama bulan Mei, antara lain sebagian Kebumen sebelah timur dan Purworejo bagian tengah hingga timur laut. “Khusus untuk Cilacap, Banyumas, Purbalingga, dan Banjarnegara diprakirakan memasuki awal musim kemarau pada dasarian ketiga bulan Mei hingga dasarian pertama bulan Juni,” katanya. Sementara untuk kondisi cuaca wilayah perairan, dia mengatakan gelombang tinggi masih berpotensi terjadi, baik di perairan selatan Jateng maupun Samudra Hindia selatan Jateng karena saat sekarang dipengaruhi oleh angin timuran, demikian Rendi Krisnawan. (jwn5/ant)