Jowonews

Presiden: Indonesia Mampu Kelola Pandemi

JAKARTA, Jowonews- -Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat untuk bersyukur karena Indonesia mampu mengelola pandemi Covid-19 baik dari sisi kesehatan maupun perekonomian. “Walau pandemik belum berlalu tapi kita bersyukur bahwa kita termasuk negara yang mampu mengelola tantangan ini, penanganan kesehatan yang bisa dikendalikan dengan terus meningkatkan kewaspadaan dan pertumbuhan ekonomi yang sudah naik kembali sejak kuartal 3 lalu meski dalam kondisi minus,” kata Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Ahad (10/1). Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut di hadapan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-48 PDIP. Perayaan HUT tersebut dilakukan secara tatap muka maupun virtual. Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri maupun Presiden Jokowi memberikan sambutan melalui sambungan “video conference” yang juga diikuti Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan sejumlah menteri kabinet Indonesia Maju. Sedangkan para kader hadir di beberapa lokasi seperti di DKI Jakarta, kota Bogor, kabupaten Bogor dan kota Depok untuk mengikuti gerakan penghijauan dan membersihkan sungai yang dipusatkan di Sungai Ciliwung terkait dengan tema HUT Ke-48 PDIP “Indonesia Berkepribadian dalam Kebudayaan”. “Tahun 2020 yang baru saja kita lalui benar-benar menguji ketangguhan kita, menguji keuletan sebagai bangsa besar ujian yang tidak mudah, sebuah ujian yang sangat sulit pandemik Covid-19 telah mengakibatkan krisis kesehatan dan krisis ekonomi di seluruh dunia,” tutur Presiden Jokowi sebagaimana dilansir Antara. Menurut Presiden Jokowi, ada 215 negara di seluruh dunia mengalami masalah yang sama. Tercatat sekitar 90 juta orang telah terpapar Covid-19 serta 1,9 juta meninggal karena pandemik. “Indonesia juga mengalami hal yang sama dan pemerintah telah mengambil langkah-langkah yang luar biasa untuk mengurangi dampak dan krisis ini dan masyarakat juga harus memulai cara-cara hidup baru yang pasti juga tidak mudah,” ujar Presiden. Presiden Jokowi meminta agar masyarakat terus menjaga keseimbangan antara mencegah pandemik sekaligus menjaga pertumbuhan ekonomi. “Keseimbangan ini yang harus terus kita jaga, sebentar lagi vaksinasi akan kita mulai kita ingin vaksinasi dimulai secepat-cepatnya setelah BPOM menerbitkan izin penggunaan darurat atau ‘Emergency Use Authorization’ sesuai kaidah-kaidah akademis dan standar WHO yang mewajibkan itu,” ucap Presiden menambahkan. Presiden Jokowi mengaku pemerintah masih menunggu keputusan dari BPOM mengenai EUA. “Mungkin minggu ini segera terbit dan vaksinasi juga segera kita mulai. Namun walau vaksinasi sudah dimulai saya titip agar setiap protokol kesehatan harus disiplin kita gunakan,” ucap Presiden berharap. Presiden Jokowi juga mengatakan pemerintah sudah menyiapkan 3 juta dosis vaksin Covid-19 yang siap digunakan. “Minggu depan datang 15 juta vaksin dalam bentuk bahan baku. Vaksin tersebut kurang lebih sudah terdistribusi ke daerah-daerah dan rencananya akan digunakan untuk 1,6 juta tenaga medis di 34 provinsi sebagai awal, selanjutnya anggota TNI, Polri, guru dan masyarakat kita semua,” papar Presiden.

Pemkot Magelang Jadikan Kearifan Lokal Kekuatan Melawan Pandemi COVID-19

MAGELANG, Jowonews.com – Pemerintah Kota Magelang menjadikan kearifan lokal seperti budaya gotong royong sebagai kekuatan untuk melawan pandemi COVID-19. “Kearifan lokal sebagai kekuatan untuk melawan pandemi virus corona,” kata Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dalam keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemerintah Kota Magelang di Magelang, Kamis. Ia yakin warga 17 kelurahan di tiga kecamatan di Kota Magelang masih menghidupkan budaya komunal berbagi dan bergotong royong. “Sebelum saya (memberikan bantuan), masyarakat yang sudah mendahului banyak juga. Ada dari CSR (Corporate Social Responsibility), komunitas-komunitas,” katanya. “Budaya berbagi dan peduli ini masih sangat kental di Kota Magelang,” kata Wali Kota saat menyampaikan bantuan paket sembako kepada warga Kampung Nambangan, Kelurahan Rejowinangun Utara, Kecamatan Magelang Tengah. Pemerintah Kota Magelang telah membentuk Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 hingga tingkat rukun tetangga dan rukun warga serta bersiap menyalurkan bantuan dalam program jaring pengaman sosial bagi warga yang terdampak wabah. “Sebenarnya data (penerima manfaat) sudah siap, tinggal menunggu Kemensos. Kita sudah rapatkan dengan DPRD, tinggal menunggu payung hukumnya. Jangan sampai, meskipun untuk bantuan kemanusiaan, tapi kita menabrak aturan,” kata Wali Kota. Pemerintah kota melibatkan pengurus rukun tetangga/rukun warga dan lurah dalam mendata calon penerima bantuan sosial. “Kita serahkan ke RT-nya, RW-nya, lurahnya karena mereka lebih tahu,” demikian Sigit Widyonindito. (jwn5/ant)

Program Bantuan Pangan Non Tunai Dinilai Penting Saat Pandemi COVID-19

JAKARTA, Jowonews.com – Peneliti dari Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menilai bahwa program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) penting untuk dioptimalkan untuk menjaga ketahanan pangan dan menekan angka kemiskinan di tengah pandemi COVID-19. Peneliti CIPS, Pingkan Audrine Kosijungan di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa pandemi COVID-19 membawa dampak yang signifikan bagi masyarakat Indonesia, terutama keluarga prasejahtera dan yang pekerjaannya terdampak berbagai kebijakan akibat pandemi ini. “Maka itu, BPNT penting dan harus dipastikan penyalurannya bisa memberikan dampak yang optimal terhadap para Keluarga Penerima Manfaat (KPM),” kata Pingkan dalam diskusi daring bertema “Menjamin Ketahanan Pangan melalui program BPNT”. Ia mengemukakan jumlah KPM yang meningkat dari 15,2 juta menjadi 20 juta, diharapkan tepat sasaran yaitu mereka yang benar-benar terdampak. Ia menambahkan adanya peningkatan jumlah manfaat yang diberikan, yaitu dari Rp150.000 per KPM per bulan (Januari-Februari) menjadi Rp200.000 per KPM per bulan (Maret-Desember), juga perlu diikuti adanya faktor-faktor yang menunjang efektivitasnya. “Tujuan penyaluran bantuan ini untuk menekan angka kemiskinan, harus juga didukung adanya ketersediaan pasokan pangan yang memadai karena ketersediaan akan membantu menjaga stabilitas harga pangan,” katanya. Maka itu, lanjut dia, pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah harus dapat dipastikan tidak menghambat akses transportasi dari kendaraan yang membawa pasokan kebutuhan pangan antardaerah. Dalam kesempatan sama, Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin Kemensos Asep Sasa Purnama mengatakan selain peningkatan jumlah manfaat yang diberikan KPM, pihaknya juga meningkatkan dan mempercepat program keluarga harapan (PKH) yang semula disalurkan tiap tiga bulan sekali, akan diberikan tiap bulan ke 10 juta KPM. “Ini untuk meringankan beban keluarga penerima manfaat selama terdampak pandemi COVID-19,” katanya. (jwn5/ant)

Gugus Tugas Prediksi Puncak Pandemi COVID-19 Capai 95 Ribu Kasus Pada Mei

JAKARTA, Jowonews.com – Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 memproyeksikan puncak kasus positif COVID-19 di Indonesia akan terjadi pada awal Mei 2020 hingga awal Juni 2020 dengan estimasi mencapai 95 ribu kasus. “Kami telah kaji dan kombinasikan semua prediksi dan kami percaya puncak dari pandemi di Indonesia ini akan mulai terjadi di antara awal Mei 2020 hingga sekitar awal Juni 2020. Kasus selama masa puncak ini kumulatif 95 ribu kasus,” kata Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito dalam konferensi pers secara virtual bersama Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Jakarta, Kamis. Wiku mengatakan prediksi itu datang dari berbagai kajian yang dilakukan para ahli, dan lembaga ilmiah. Setelah masa puncak di awal Juni, kenaikan jumlah kasus positif akan mulai melandai. Periode Juni hingga Juli 2020, kata Wiku, jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia mencapai 106 ribu kasus. Wiku mengemukakan pemerintah akan terus berupaya untuk memutus rantai penularan virus Corona baru agar jumlah kasus positif tidak mencapai angka yang diprediksikan. “Bagaimanapun kita percaya angka ini bukan angka yang sudah rigid. Kami terus menerapkan berbagai kebijakan agar jumlah kasus positif bisa lebih rendah dari yang diproyeksikan,” ujar Wiku. Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pemerintah Indonesia terus mengevaluasi kebijakan penanganan COVID-19 setiap hari guna memberikan dampak lebih maksimal dalam upaya melawan pandemi. “Setiap hari kami mengevaluasi kebijakan, mencoba membuatnya dapat diterapkan dan memberikan dampak lebih dalam upaya melawan virus,” ujar Retno. Menlu mengatakan kebijakan yang diambil pemerintah selalu didasari relevansi dan karakter kebudayaan, kondisi demografi dan ekonomi. Retno juga menyampaikan kembali pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa tidak ada kebijakan atau formula yang dapat diimplementasikan secara pas bagi semua negara. COVID-19 merupakan tantangan semua negara tanpa terkecuali. Hal terpenting dilakukan saat ini adalah belajar dari pengalaman negara-negara lain. “Diperlukan kerja sama antara setiap warga negara untuk menjalankan sejumlah fokus prioritas, yakni mengatasi pandemi, memitigasi dampak ekonomi dan melindungi warga negara,” ujarnya. (jwn5/ant)