Jowonews

Kaum Perempuan Pikul Beban Lebih Berat Saat Pandemi

JAKARTA, Jowonews- Kaum perempuan semasa pandemi Covid-19 harus memikul beban yang lebih berat menurut hasil survei yang dilakukan oleh Entitas Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (UN Women). Survei ini bekerja sama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta dan Indosat Ooredoo, lansir Antara. Sebagaimana dikutip dalam siaran pers Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Jakarta, Sabtu 24/10), hasil survei menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 telah memperparah kerentanan ekonomi perempuan dan ketidaksetaraan gender serta dapat mengancam upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s). Hasil survei yang dituangkan dalam laporan Menilai Dampak Covid-19 terhadap Gender dan Pencapaian SDG’s di Indonesia antara lain menunjukkan bahwa 82 persen perempuan yang bergantung pada usaha keluarga mengalami penurunan sumber pendapatan. Sedangkan di antara para lelaki ada 80 persen yang mengalaminya. Selain itu, selama pandemi ada 36 persen perempuan pekerja informal yang harus mengalami pengurangan waktu kerja berbayar mereka, lebih banyak ketimbang laki-laki pekerja informal yang mengalami persoalan serupa (30 persen). Pembatasan sosial yang diterapkan selama pandemi membuat 69 persen perempuan dan 61 persen laki-laki menghabiskan lebih banyak waktu mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Tetapi perempuan memikul beban lebih berat karena 61 persen di antara mereka juga harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengasuh dan mendampingi anak. Sedangkan di antara para lelaki hanya 48 persen yang melakukannya. Pandemi Covid-19 juga telah mempengaruhi kesehatan mental dan emosional perempuan. Sebanyak 57 persen perempuan menurut hasil survei mengalami peningkatan stres dan kecemasan karena menanggung lebih banyak beban dalam mengurus pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan, kehilangan pekerjaan dan pendapatan, serta menghadapi kekerasan berbasis gender. Masalah itu hanya dihadapi oleh 48 persen laki-laki. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga mengatakan hasil survei Menilai Dampak Covid-19 merupakan masukan berharga bagi pemerintah dalam merancang dan melaksanakan kebijakan yang tepat sasaran. “Salah satu cara untuk melakukan upaya yang tepat sasaran adalah dengan mempertimbangkan berbagai hasil kajian, data, dan hasil riset yang representatif dengan perkembangan kondisi saat ini,” katanya. Bintang juga mengemukakan pentingnya membangun sinergi antara pemerintah dengan pilar-pilar pembangunan lain seperti dunia usaha, lembaga masyarakat, dan media massa dalam upaya menghadirkan kebijakan, program, dan layanan terbaik bagi perempuan dan anak.

IDI Jateng Promosikan Protokol Kesehatan Masa Pandemi

SEMARANG, Jowonews- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Jawa Tengah menyiapkan program untuk mempromosikan pelaksanaan protokol kesehatan dalam adaptasi kehidupan baru semasa pandemi Covid-19 di 22 tempat. Ketua IDI Jawa Tengah Djoko Handojo di Semarang, Jumat (16/10), mengatakan, promosi pelaksanaan protokol kesehatan akan dilakukan bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Ia mengatakan bahwa IDI sejak akhir Februari 2020 mendukung kegiatan sosialisasi mengenai pencegahan penularan Covid-19. “IDI tidak boleh bosan, menggiatkan protokol kesehatan merupakan upaya yang bisa memotong penyebaran Covid-19,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Kegiatan promosi protokol kesehatan kali ini, menurut dia, akan dilakukan di 22 tempat mulai dari lingkungan rukun tetangga hingga fasilitas kesehatan. “Kita harus memberikan pencerahan, kalau yang terpapar Covid jangan jauhi. Itulah pentingnya program Jogo Tonggo yang dijalankan di Jawa Tengah,” katanya. Humas IDI Jawa Tengah Renni Yuniati mengatakan promosi protokol kesehatan akan dilakukan berdasarkan kondisi penularan Covid-19. “Bisa wilayah yang kasusnya masih tinggi, bisa juga daerah yang sudah berhasil menekan kasus Covid,” katanya. Ia mengatakan bahwa kegiatan promosi juga dilakukan untuk mengingatkan masyarakat bahwa pandemi masih berlangsung. Karenanya protokol kesehatan harus tetap dijalankan, termasuk memakai masker, menjaga jarak, serta mencuci tangan. B

Dihantam Pandemi, Barcelona Rugi Rp 1,67 Triliun

JAKARTA, Jowonews- Barcelona mengumumkan rugi setelah potong pajak senilai 97 juta euro (Rp1,67 triliun) selama tahun anggaran 2019/2020 akibat pandemi Covid-19. Dalam satu pernyataan tertulisnya Senin waktu setempat seperti dikutip Reuters, klub ini menangguk pendapatan 855 juta euro atau turun 14 persen dari 990 juta euro yang mereka peroleh pada 2018/2019. Sedangkan utang bersih keseluruhan berlipat ganda menjadi 488 juta euro. Klub ini mengatakan rugi 47 juta euro karena kehilangan pemasukan dari tiket, 35 juta karena berkurangnya penjualan toko klub ini dan 18 juta euro dari tur stadion yang diperkirakan akan bertambah kecuali penonton kembali masuk stadion. Prediksi pendapatan selama 2020-2021 adalah 791 juta euro. Para pemain sudah dipangkas gajinya untuk meringankan tekanan defisit ketika kompetisi dihentikan karena virus corona. Klub ini juga menjual sejumlah pemain yang terikat kontak bernilai besar seperti Luis Suarez, Ivan Rakitic dan Arturo Vidal, pada penutupan musim agar belanja gaji masih dalam pedoman La Liga yang langsung berkaitan dengan proyeksi pendapatan. Ini juga mengartikan Barca harus berhemat dalam transfer musim panas ini di mana pelatih baru Ronald Koeman hanya bisa membeli pemain Olympique Lyonnais Memphis Depay jika Ousmane Dembele dijual dan belakangan ini dikaitkan dengan Manchester United. Demkian Antara.

Hindari Stres, Berpikirlah Positif Selama Pandemi

JAKARTA, Jowonews – Masyarakat disarankan untuk tetap berpikir positif agar tidak stres selama masa pandemi. Jika sampai stres, maka bisa menurunkan sistem kekebalan tubuh. “Yang perlu kita pahami, pandemi Covid-19 ini terjadi di seluruh dunia. Tidak hanya di daerah kita atau negara kita saja. Kita harus yakin setiap penyakit akan ada obatnya. Setiap pandemi pasti akan ada akhirnya,” kata Psikolog Muhammad Chalid dalam acara bincang-bincang dengan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 yang disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia dari Gedung Graha BNPB, Jakarta, Jumat (2/10). Chalid mengatakan pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama enam bulan lebih di Indonesia tentu sudah membuat masyarakat bisa menyesuaikan diri dengan situasi, kondisi, dan lingkungan yang mengharuskan perilaku hidup sehat dengan menjalankan protokol kesehatan. Begitu pula dengan kegiatan bekerja, belajar, bermain, dan beribadah yang harus lebih banyak dilakukan di rumah, Chalid mengatakan sudah banyak orang yang mulai terbiasa. Namun, kegiatan-kegiatan yang hanya bisa dilakukan di rumah itu harus dibarengi dengan pola pikir yang positif. “Jangan karena dilakukan di rumah, kemudian kegiatan-kegiatan itu menjadi kebablasan. Misalnya proses belajar anak dari rumah harus dimulai pukul 07.00 pagi. Padahal pada saat itu anak-anak bisa menghirup udara segar dulu, bisa bermain-main di luar rumah dulu meskipun hanya sebentar,” tuturnya. Jangan Kebablasan Begitu pula dengan pekerja yang diharuskan bekerja dari rumah. Jangan sampai karena pekerjaan bisa dikerjakan dari rumah, kemudian menjadi bekerja berlebihan. “Sebelumnya bekerja di kantor hanya delapan jam, karena bisa bekerja di rumah kebablasan jadi bekerja 12 jam. Hal-hal itu bisa mempengaruhi pikiran kita yang seharusnya dibawa berpikir positif menjadi negatif,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Chalid mengatakan pengaruh pola pikir atau psikis terhadap kesehatan tubuh sangat besar. Bahkan secara medis, banyak penyakit yang penanganannya harus disertai dengan penanganan secara psikis untuk memaksimalkan penyembuhan. Menurut dia, pola pikir atau psikis yang tidak sehat juga akan berpengaruh terhadap kesehatan fisik secara keseluruhan. “Seseorang yang kerja psikisnya berlebihan atau lebih dominan, bisa menjadi kurang tidur, kurang istirahat, atau pola makan menjadi tidak teratur karena memikirkan hal-hal tertentu. Jadi ada keterkaitan antara fisik dan psikis,” tuturnya.

Himbauan Ikatan Dokter: Tingkatkan Kekebalan Tubuh, Pandemi Masih Lama

JAKARTA, Jowonews- Masyarakat dihimbau untuk menjaga diri dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh karena pandemi kemungkinan masih akan berlangsung lama. “Pandemi ini mungkin masih panjang, fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan jumlahnya terbatas. Kita harus berusaha maksimal dalam menjaga diri agar tidak sakit,” kata Sekretaris Tim Mitigasi Dokter dalam Pandemi Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Ekasakti Octohariyanto dalam acara bincang-bincang Satuan Tugas Penanganan Covid-19 yang disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia dari Gedung Graha BNPB, Jakarta, Jumat (2/10). Eka mengatakan tubuh manusia adalah konstruksi yang paling cerdas. Tanpa ada penambahan suplemen atau vitamin, asalkan melakukan kegiatan berolahraga yang sesuai, makan makanan yang memenuhi kebutuhan gizi, dan berpikir positif; maka sistem kekebalan tubuh akan meningkat. Karena itu, Eka menyarankan masyarakat untuk melakukan aktivitas olahraga, setidaknya tiga kali sepekan dalam waktu 30 menit agar denyut nadi meningkat. “Kita tahu ada makanan yang disebut junk food, ada juga yang terlalu banyak mengandung gula. Itu akan mengakibatkan kelainan metabolisme tubuh. Jadi asupan gizi dari makanan harus sesuai,” tuturnya. Perhatikan Asupan Gizi Menurut Eka, seseorang perlu memperhitungkan usia dalam menentukan kebutuhan asupan gizi tubuh. Tubuh manusia sebenarnya tidak memerlukan terlalu banyak karbohidrat. Karena itu, dia menyarankan cukup makan nasi dua atau tiga kali sehari. “Nasi yang kita makan sebenarnya akan menjadi gula. Karena itu sebenarnya kita tidak memerlukan tambahan gula dari kopi atau teh yang manis karena akan terlalu banyak gula. Kalau memang suka minum kopi atau teh dengan gula, ya, kadar nasinya dikurangi,” katanya. Selain nasi sebagai sumber karbohidrat, asupan gizi dari makanan juga harus mengandung protein. Karena itu, Eka menyarankan jangan hanya makan nasi dengan lauk seadanya. Selain itu, tubuh juga memerlukan asupan lemak. “Namun, jangan terlalu banyak mengonsumsi gorengan karena mengandung asam lemak tidak jenuh yang sulit diurai,” tuturnya.

Ibu, Luangkanlah Waktu untuk “Me Time”

JAKARTA, Jowonews- Meluangkan waktu untuk diri sendiri sangat penting saat ini. Termasuk para ibu yang disibukkan mengurus keluarga sekaligus bekerja. “Me time ibarat mengisi daya baterai handphone, jangan setengah-setengah. Kalau mental sudah ke-charge, mental kita sehat, keluarga pun akan sehat,” kata kata Saskhya Aulia Prima, psikolog anak dan Co-Founder Rumah Konsultasi Tiga Generasi,di gelar wicara daring bertajuk “Ibu Sehat, Keluarga Sehat”, Jumat (4/9) malam. Melalui gelar wicara “Ibu Sehat, Keluarga Sehat”, AQUA membahas peran ibu yang semakin menantang, lansir Antara. Banyak ibu yang harus membagi waktu dan fokus antara menjadi pembimbing anak saat sekolah di rumah, mengurus rumah tangga, berkarier, sekaligus menjadi pelindung kesehatan bagi keluarga. Situasi ini dapat membuat ibu merasa kewalahan, sehingga rentan gangguan kesehatan tubuh dan mental. Peran penting ibu dalam setiap keluarga membuat para kaum hawa harus punya cara membahagiakan diri sendiri agar dapat bekerja secara optimal. Di tengah segala keterbatasan gerak, tentu setiap orang harus mengatur ulang ekspektasi “me time” di masa adaptasi kebiasaan baru. Pahami ada aktivitas menyenangkan yang kini sulit dilakukan. Fokus Hal Sederhana Mudah Dilakukan Fokuskan pikiran kepada hal sederhana yang mudah dilakukan, tapi bisa membuat hati kembali riang. “Sekarang mungkin enggak bisa ke salon. Tapi cari kesempatan untuk curi waktu bagi diri sendiri. Misalnya nonton drama Korea selama 15 menit,” kata dia. Menjaga kesehatan jiwa sama pentingnya dengan raga, dia menegaskan. Rasa stres akibat kelelahan mental dalam bekerja dan mengurus rumah tangga selama pandemi dapat berbahaya bila tidak diatasi. Dia menjelaskan, apabila stres tidak dikelola dengan baik, selain dapat mengganggu kesehatan fisik ibu, kondisi tersebut juga memengaruhi kestabilan emosi, cara pengasuhan serta interaksi sehari-hari dengan anak yang berdampak pada tumbuh kembang mereka. “Kita bisa mencegah stres dengan menjaga rutinitas sehari-hari secara konsisten, berbagi tugas dengan suami atau pengasuh lainnya, mengatur ekspektasi yang sehat dalam menjalani kehidupan sehari-hari, serta melakukan self-care baik dari fisik maupun mental,” kata dia. “Termasuk menjaga asupan makanan dan minuman yang baik untuk tubuh. Ibu juga dianjurkan untuk senantiasa memenuhi kebutuhan minum air putih secukupnya karena kondisi dehidrasi dapat memperparah gejala stres, seperti merasa pusing dan mudah lesu,” jelas Saskhya.

Haruskah Kita Selalu Mandi Setelah dari Luar Rumah?

JAKARTA, Jowonews- Walau banyak berdiam diri di rumah saat pandemi, sekali waktu kita pasti perlu juga keluar. Nah, saat sampai rumah kembali, haruskah kita mandi, walau sebelumnya hanya keluar sebentar? “Harus tetap (mandi), keluar durasi sebentar atau lama tidak menjamin pajanan (tak menempel pada pakaian atau kulit). Pada dasarnya saat sudah ke luar rumah, kembali harus membersihkan diri dengan mandi bukan hanya mencuci muka,” ujar ahli dermatologi dr. Fitria Agustina dalam virtual media launch Electrolux Water Heater ComfortFlow™ dan AquaPro Series, Kamis. Saat sampai di rumah, sebelum bercengkrama dengan anggota keluarga, segeralah lepas pakaian Anda dan menaruhnya di tempat seharusnya. Jangan membiarkannya tercecer karena bisa saja ada kuman, bakteri bahkan virus menempel. Setelahnya segeralah mandi. Anda bisa menggunakan air dingin atau hangat untuk mandi, sesuai keinginan dan kebutuhan Anda. Jika Anda memilih air hangat, pastikan suhunya 37-38 derajat Celcius dengan durasi maksimal 10 menit agar tidak mengganggu kelembapan kulit. “Kalau nyaman dengan air dingin, silahkan. Jika menggunakan air suhu yang direkomendasikan yakni 37-38 derajat Celcius sebetulnya suhu tubuh tidak akan panas. Rasa panas mungkin karena suhunya tidak tepat. Boleh dibilas lagi air dingin biar rasanya tidak sumuk,” tutur Fitria. Kemudian, sekalipun menggunakan air hangat, tetaplah menggunakan sabun dengan pH seimbang untuk mengeliminasi bakteri-bakteri jahat yang menempel di tubuh terutama setelah Anda pergi ke luar rumah. Kadar pH seimbang juga bermanfaat untuk mencegah kulit iritasi. Fitria mengingatkan, mandi yang benar harus benar-benar membasahi seluruh tubuh dari ujung rambut hingga ujung kaki. Gunakan Pelembab Dalam kesempatan berbeda, pakar dermatologi, dr. Litya Ayu mengatakan mengoleskan pelembap pada kulit maksimal lima menit usai mandi bisa menjadi cara menjaga kelembapan kulit dan mencegahnya dehidrasi. “Setelah mandi segera gunakan pelembap, maksimal lima menit (setelahnya) langsung pakai pelembap, agar air terperangkap di dalam kulit,” kata dia dalam sebuah acara virtual peluncuran produk perawatan kulit, Rabu (2/9), sebagaimana dilansir Antara. Kulit dehidrasi mengalami kekurangan molekul air yang disebabkan beragam hal antara lain penuaan akibat stres, kurang tidur, pemakaian produk perawatan kulit yang tidak sesuai dengan kondisi kulit. Ada berbagai tanda kulit saat dehidrasi antara lain: kusam, ada kerutan, berkurang elastisitasnya sehingga menurun kekencangannya yang berdampak pada berkurangnya volume wajah. Selain mandi, menjaga kesehatan dan kebersihan diri juga bisa Anda terapkan dengan memakai masker (saat ke luar rumah), mencuci tangan dan menjaga jarak.

“Pagar Sedekah” Bikinan Guru TK di Boyolali, Bantu Masyarakat Terdampak Pandemi

BOYOLALI, Jowonews.com – Para guru Taman Kanak-kanak (TK) Pertiwi IV Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, membuka “pagar sedekah” di Jalan Anggrek No.9 Kelurahan Pulisen untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19. Para guru TK Pertiwi IV tersebut seperti yang terpantau di Boyolali, Kamis menyediakan pagar sekolahnya sebagai tempat untuk menampung bantuan berupa apapun dari warga yang mampu untuk masyarakat yang membutuhkan akibat pandemi COVID-19 di daerah tersebut. Bahkan, pagar sedekah di TK Pertiwi IV Boyolali tersebut diberikan banyak tulisan, termasuk pagar sedekah, dan ajakan warga yang mampu untuk peduli kepada masyarakat yang membutuhkan di tengah wabah COVID-19. Sejumlah poster tertempel di pagar sedekah, antara lain “Siapapun Boleh Ambil”, “Mari Saling Membantu Sesama yang Membutuhkan”, “Meski dalam Kekurangan, tetapi Masih Ingat Berbagi”, “Siapapun Boleh Mengisi”, dan “Ambil Secukupnya”. Pada pagar sedekah tersebut sejumlah warga meletakkan bantuan apa saja yang bermafaat bagi masyarakat yang membutuhkan, antara lain berbagai jenis sayuran untuk kebutuhan sehari-hari, beberapa jenis buah, tempe/tahu, cabai, jamur, mi instan, buncis, kol, atau paket untuk masak sayuran. “Barang-barang bantuan, apapun itu, digantungkan di pagar sedekah yang telah disediakanu,” kata Kepala TK Pertiwi IV Boyolali Aryanti. Menurut Aryani dibukanya pagar sedekah tersebut terinspirasi dengan pohon sedekah yang telah ada sebelumnya. Hal itu, terkait dengan upaya untuk membantu masyarakat yang kekurangan di tengah pandemi COVID-19 hingga saat ini. “Kami melihat banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan sebagai dampak pandemi ini. Mereka kehilangan pendapatan untuk kebutuhan keluarga. Untuk itu, kami memasang pagar sedekah berisi aneka sayuran untuk membantu kebutuhan sehari-hari masyarakat,” katanya. Kegiatan peduli lingkungan tersebut, katanya, ternyata mendapat apresiasi dari para orang tua siswa yang juga ingin membantu masyarakat yang membutuhkan. Para orang tua murid mulai pagi hari sudah datang ke sekolah untuk menggantungkan bantuan berupa berbagai sayuran, lauk pauk dan lainnya untuk warga yang kekurangan. “Pagar sedekah peduli lingkungan akan dibuka semampunya hingga kapan belum tahu, namun kami berharap wabah COVID-19 segera berakhir dan masyarakat kembali beraktivitas seperti biasa,” katanya. (jwn5/ant)