Jowonews

Jaga Ketahanan Pangan Saat Pandemi, LazizMu Solo Serap Gabah Panen Petani

SUKOHARJO, Jowonews.com – Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh Muhammadiyah (Lazismu) Kota Surakarta menyerap gabah hasil panen petani pada musim panen periode April-Mei 2020 di Kabupaten Sukoharjo untuk menjaga ketahanan pangan. “Kegiatan pengadaan pangan dengan membeli gabah hasil panen para petani binaan Lazismu itu, untuk menjaga ketahanan pangan di tengah pandemi COVID-19,” kata Ketua Lazismu Kota Surakarta, Waluyo Raharjo, disela acara panen raya program Tani Bangkit, di Desa Sidorejo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo, Sabtu. Kegiatan panen raya di Desa Sidorejo Sukoharjo tersebut merupakan kolaborasi antara Lazismu dengan petani binaan program Tani Bangkit dengan jenis tanaman padi mekongga di lahan seluas 6.000 meter persegi. “Saya melihat tanaman padi jenis Mekongga milik petani di Desa Sidorejo ini, sangat subur, meski beberapa titik banyak yang roboh karena tersapu angin kencang. Hasil panen April Mei ini, sangat baik,” kata Waluyo Raharjo. Waluyo mengatakan Lazismu bersama anggota Muhammadiyah COVID-19 Command Center (MCCC) berharap kegiatan membeli gabah hasil panen petani tersebut dapat mewujudkan ketahanan pangan Muhammadiyah. “Wujud dari komitmen kebersamaan untuk penanganan COVID-19 yang akan disalurkan kepada mereka terutama baik untuk dhuafa dan fakir miskin maupun terhadap masyarakat yang terdampak COVID-19,” katanya. Menurut dia, program yang dihimpun merupakan penyaluran dana zakat produktif untuk membantu petani agar bangkit dan bisa menjual hasil panen dengan layak. Sinergi Muhammadiyah bersama petani ini juga diharapkan menjadi bakti dan sumbangsih terhadap petani Indonesia. Alfini, salah satu petani binaan Lazismu di Desa Sidorejo Sukoharjo mewakili para petani mengucapkan terima kasih atas kerja sama ini. Saat ini, menurut dia, petani di tengah pandemi COVID-19, sangat kesulitan menjual gabah dengan harga yang layak. Gabah hasil panen juga tidak sesuai yang diharapkan karena banyak yang ambruk terkena angin. Petani yang bekerja sana dengan Lazismu tersebut dapat menjual gabah menjadi beras dengan harga yang sesuai, dan hasilnya dapat mengembalikan biaya produksi. Varietas tanaman padi Mekongga rata-rata mempunyai hasil produksi mencapai tujuh ton hingga delapan ton per hektare. “Kami berharap kedepan agar sinergi ini bisa berjalan di panen selanjutnya. Kerja sama ini sangat membantu kami karena selama ini kami sangat kesulitan menjual hasil panen karena banyak yang dijual ke tengkulak. Harganya sangat tidak layak, apalagi dengan kondisi harga pupuk yang mahal dan sulit dicari,” ujarnya. (jwn5/ant)

Sedang Panen Raya, Gubernur Diminta Setop Bawang Putih Impor Masuk Jateng

TEMANGGUNG, Jowonews.com – Bupati Temanggung M. Al Khadziq meminta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menghentikan bawang putih impor masuk ke Jawa Tengah, karena saat ini petani bawang putih di Temanggung dan beberapa daerah lainnya sedang panen raya. “Kami minta bawang putih impor tidak masuk Jateng agar bawang putih lokal terserap oleh pasar, di mana Kabupaten Temanggung siap memenuhi kebutuhan konsumsi bawang putih se Jawa Tengah,” kata Khadziq di Temanggung, Jumat. Ia menuturkan harga bawang putih di Temanggung pada masa panen ini jatuh, yang semula harga bawang putih basah Rp10.000-Rp12.000 per kilogram menjadi Rp6.000-Rp8.000 per kilogram sehingga petani terancam merugi. “Hari ini Pemkab Temanggung resmi berkirim surat kepada Menko Perekonomian, juga kepada Menteri Pertanian dan Gubernur Jateng, kita menyampaikan kondisi riil petani bawang putih di Kabupaten Temanggung dan kita juga memohon beberapa rekomendasi kepada para menteri dan gubernur tersebut,” katanya. Ia menyebutkan saat ini di Temanggung ada sekitar 2.800 hektare lahan bawang poutih yang sedang dipanen. Lahan bawang putih ini tersebar di lereng Gunung Sumbing, Sindoro, dan lereng Gunung Prahu dengan elevasi ketinggian 500-1.300 meter di atas permukaan laut. Menurut dia dari 2.800 hekltare lahan tersebut bisa menghasilkan sekitar 24.000 ton bawang putih basah atau setara 12.000 ton bawang putih kering. Produksi bawang putih di Temanggung dikelompokkan dalam 3 kategori, pertama penanaman bawang putih yang merupakan program APBN Kementerian Pertanian, kemudian penanaman bawang putih kerja sama antara gapoktan atau kelompok tani dengan importir bawang putih dan ketiga penanaman bawang putih mandiri oleh petani. Ia mengatakan semula produksi bawang putih di Kabupaten Temanggung 60-70 persen untuk melayani benih di seluruh Indonesia. Namun, karena perubahan Permentan tentang rekomendasi impor produk hortikultura dimana importir tidak wajib tanam untuk mendapatkan rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH) tetapi mempunyai utang tanam setelah mendapatkan RIPH. Jumlah utang tanam importir seluas 2.150 hektare atau setara kebutuhan bibit 1.125 ton. Kemudian program APBN tahun 2020 karena ada pendemi COVID-19 menyebabkan seluruh anggaran APBN dilakukan refokusing sehingga lahan pengembangan bawang putih awalnya 4.050 hektare menjadi 2.000 hektare. “Melihat kondisi tersebut hasil panen dari petani Temanggung saat ini banyak yang tidak terserap untuk bibit sehingga sisanya masuk pasar konsumsi. Masuknya impor bawang putih bersamaan dengan masa panen bawang putih di Temanggung sehingga harga jatuh,” katanya. (jwn5/ant)

Panen Raya di Banyumas Diperkirakan Berlangsung Akhir Maret

PURWOKERTO, Jowonews.com – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memperkirakan masa panen raya di wilayah itu akan berlangsung mulai akhir  Maret dan puncaknya pada April 2020. Kepala Dinpertan KP Kabupaten Banyumas Widarso di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu mengatakan, saat ini sebagian petani di sekitar kaki Gunung Slamet dan wilayah timur Banyumas khususnya Kecamatan Kemranjen sudah ada yang mulai panen. “Kalau di sekitar kaki Gunung Slamet memang panennya rutin, tidak pernah berhenti tanam padi karena airnya selalu tersedia,” jelasnya. Ia mengatakan hingga saat ini tanaman padi yang telah panen mencapai kisaran 1.000 hektare dari total luas tanam yang 30.000 hektare. Widarso memperkirakan potensi luas tanaman padi yang siap dipanen saat panen raya mencapai kisaran 20.000 hektare, sedangkan sisanya pada bulan Mei. “Kami memang belum menerima laporan mengenai produktivitasnya, namun diperkirakan bisa mencapai 7-8 ton gabah kering panen per hektare,” katanya. Menurut dia, petani yang saat sekarang telah panen bisa merasakan harga yang cukup tinggi karena masih berkisar Rp4.500-Rp5.000 per kilogram. Lebih lanjut, dia mengimbau petani yang telah selesai panen agar segera mengolah lahannya sehingga dapat secepatnya menanam padi kembali. “Apalagi ini kan baru satu kali panen pada musim tanam Oktober-Maret, jadi petani diimbau untuk segera mengolah lahannya dan menanam kembali selagi masih banyak air,” katanya. Sebelumnya, Kepala Perum Bulog Subdivre Banyumas Dani Satrio mengatakan pihaknya siap menyerap gabah dan beras hasil panen petani di wilayah eks Keresidenan Banyumas yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara. “Kita siap serap, target kita (pada tahun 2020 sebanyak) 29.000 ton. Bulan April kita akan lakukan penyerapan karena wilayah Banyumas akan memasuki masa panen raya,” katanya di Purwokerto, Senin (9/3). (jwn5/ant)